Di kaki lima jalan ini juga terdapat beberapa spanduk yang menunjukkan lokasi tempat parkir di belakang gedung. Saya ingat di lokasi sekitar sini dulu ada sebuah Gedung bernama Palaguna Shopping Centre yang kalau itu merupakan mal paling megah di Bandung dan juga ada bioskop tempat saya pernah nonton film The Killing Field. Â Sepertinya lahan kosong tempat bekas Palaguna ini sekarang dijadikan tempat parkir kendaraan.
Menyeberang kembali jalan Asia Afrika dan sampai di depan Gedung Merdeka. Di sini banyak spanduk mengenai Fun Game dengan tema Bike to  Tribute to Ir. Sukarno.  Rupanya disini akan menjadi tempat awal dan finish lomba bersepeda itu.  Bahkan saya juga baru tahu bahwa Jalan di tepian Sungai Cikapundung di sebelah Gedung Merdeka ini juga bernama Jalan Dr. Ir. Sukarno.
Menyeberang jembatan Cikapundung, ada tugu Asia Afrika yang berbentuk sepuluh susunan batu marmer yang mungkin juga bisa berfungsi sebagai air mancur. Di dekat sini kitab isa melihat sisi kehidupan kawasan Asia Afrika yang lain. Banyak orang berkostum hantu, noni Belanda, Boneka Pikachu, atau bahkan hantu yang menyeramkan dan juga super hero berpose menanti pejalan kaki dan wisatawan yang mengajak berfoto bersama. Di dekat sini juga ada lukisan mural yang cantik. Â Lokasinya tepat di Kantor PLN.
Setelah itu, saya menyeberangi Jalan Cikapundung dan melewati sebuah terowongan di bawah semacam jembatan. Â Di seberang jalan, di dinding terdapat tulisan yang menarik yang merupakan kutipan M.A.W Brouwer: "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum." Â Kutipan ini merupakan pujian bagi keindahan tanah Pasundan ini. Dan nama M.A.W Brouwer sendiri kembali membawa ingatan saya ke tahun 1980an ketika sering membaca artikel tulisan beliau di Harian Kompas.Â
Beliau kala ini menjadi dosen di Universitas Katolik Parahyangan dan Universitas  Padjadjaran.  Walau menghabiskan sebagian besar hidupnya di Indonesia, ternyata permohonan beliau untuk menjadi warga negara Indonesia ditolak dan akhirnya beliau kembali ke negeri Belanda dan meninggal di sana.
Di sisi lain terowongan kecil ini ada lagi sebuah kutipan dari Pidi Baiq: Dan Bandung bagiku bukan cuma maslah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi. Â Terus terang nama ini agak asing bagi saya dan ternyata tulisan ini sudah mejeng di sini sejak 2015 lalu yang merupakan bait lagu Pidi Baiq, seorang seniman asal Bandung.