Selesai bertandang ke Museum Multatuli, kami mulai merasa lapar dan akhirnya mampir ke sebuah resto Bebek masih di pusat kota Rangkasbitung. Â Perjalanan kemudian dilanjut ke tempat wisata religi yang namanya keren yaitu Gua Maria Bukit Kanada.
Pintu masuk lokasi Gua Maria ini menjadi satu dengan Akademi Keperawatan Yatna Yuana Lebak, sehingga pada awalnya kami merasa ragu untuk masuk. Begitu melewati tempat parkit dan bertanya kepada seorang lelaki yang ada di sana, baru ditunjukkan arah ke Gua Maria, yaitu belok ke kiri sedikit beberapa puluh meter. Sore itu, suasana di Kompleks Gua Maria sangat sepi. Di tempat parkir sama sekali tidak ada pengunjung yang lain. Â
"Gua Maria Bukit Kanada," demikian tertulis pada pintu gerbang kecil yang terbuat ari beton dengan motif batang pohon berwarna coklat muda. Â Tulisannya sendiri terbuat dari kuningan. Â Di balik pintu gerbang ada jalan yang terbuat dari konblok namun sedang direnovasi dan nantinya akan diubah menjadi beton. Â Suasana sejuk karena habis hujan masih sangat mendominasi. Sebenarnya jalan dengan konblok lebih bersahabat karena bisa menyerap air,
Kami berjalan menyusuri jalan ini dan kemudian belok ke kiri mengikuti petunjuk lalu tiba di sebuah pos sekuriti. Â Tidak diperlukan tiket masuk untuk berwisata maupun berziarah ke tempat ini. Â Bagi yang mau mengisi buku tamu juga dipersilahkan, seandainya tidak mau mengisi juga tidak diwajibkan, demikian kira-kira pesan yang disampaikan petugas sekuriti tersebut.
"Bukit Kanada merupakan singkatan Bunda Kita Kampung Narimbang Dalam," demikian sekedar informasi yang didapat dari petugas tadi sekaligus menjawab rasa penasaran yang sempat membuncah selama dalam perjalanan. Nama Kanada seakan-akan memiliki hubungan dengan sebuah negara di sebelah utara Amerika Serikat.
Kami terus berjalan menyusuri jalan campuran konblok dan beton. Â Dan di sebelah kiri ada pintu gerbang dengan tulisan Kawasan Agro Wisata Gua Maria Bukit Kanada. Â Di bawahnya ada juga rincian tulisan seperti Saung Mawar, Taman Kelinci, Toko Rohani, Kolam Ikan Koi, Rumah Kompos, Tanaman Hias, Budidaya Ikan, dan Kebun Sayur. Â Sebuah kolam tampak di balik pintu gerbang ini. Â Namun sesuai petunjuk jalan kami belok kanan mengikuti arah ke Gua Maria, Grotto Kebangkitan, dan Kapel.
Tidak lama kemudian, kami sampai di sebuah patung Bunda Maria yang sedang memanggul tubuh Yesus. Â Lokasinya persis berada di sebuah pohon beringin raksasa dengan akar-akarnya yang bergelantungan. Suasana yang sangat alami dan tenang membuat kami merasa nyaman di tempat ini. Â Sepi dan tidak ada siapa-siapa. Â Sebuah papan peringatan bertuliskan: "Harap Tenang, Dilarang makan dan minum di lokasi Goa Maria."