Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wu,Wen, dan Dao, Tiga Hal yang Harus Diingat Pemain Kungfu

24 Juni 2022   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2022   22:11 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki lebih dalam ke kawasan ini, ada sebuah gerai yang menjual Babi Emas dan juga bebek panggang. Lengkap dengan daftar harga dan bahkan ongkos kirim seandainya dibawa pulang. Di dalam kotak kaca tergantung seekor babi dan bebek yang masih utuh. 

Di kawasan ini terletak banyak sekali gerai yang menjual kuliner Tionghoa serba tidak halal alias mengandung babi dengan berbagai merek, bentuk dan nama, antara lain Babi panggang TGR 99, Sate Babi bawah Pohon yang berasal dari Bali, serta masih banyak lagi. 

Wu Wen Dao : Dokpri
Wu Wen Dao : Dokpri

Di pojok, ada lagi sebuah mural yang menggambarkan kehidupan seorang pesilat atau pemain Kung Fu. Pada gambar ini ada sebuah plakat yang menjelaskan tentang Wen Wu Dau yang menjelaskan bahwa seorang yang mempelajari Kungfu harus ingat tiga hal, yakni Wen (pengetahuan dan budaya), Wu (kedisiplinan diri,Latihan yang tekun, tekad yang bulat) dan Dao (Keagamaan, Ketuhanan yang Maha Esa, ketenangan batin). Ketiga hal inilah yang menjadi landasan untuk mempelajari Kungfu yang sejati.

Masih di dekat kawasan makanan yang mengandung babi ini, ada sebuah paviliun atau gazebo dengan dinding terbuka dan beratap mirip kelenteng. Di dalamnya ada sebuah patung berwarna emas dengan dupa di depannya. 

Rupanya ini menjadi tempat ibadah agama Tao dan saya sempat melihat seorang pengunjung yang berdoa di sini dengan meletakan hio atau dupa dan memasukkan sumbangan di kotak yang tersedia.  

Pav Dewa Kekayaan: Dokpri
Pav Dewa Kekayaan: Dokpri

Patung lelaki tua berjanggut panjang ini ternyata bernama Cai Shen Ye yang merupakan Dewa Harta atau kekayaan.  Pada sebuah plakat di dekat patung ini dijelaskan bahwa ada dua macam Dewa Kekayaan yaitu, Dewa Harta Sipil dan Dewa Harta Militer. 

Dijelaskan juga bahwa pada zaman Tiongkok kuno hanya ada dua cara untuk memperoleh kedudukan dan kemakmuran hidup, yaitu melalui Wen (Ilmu sastra) dan Wu (Ilmu Ksatria). Di sini juga ada buku mengenai dewa dewi agama Tao yang bisa kita baca dan miliki dengan gratis.

Pada bagian atas kuil atau kelenteng mini ada ada sebuah papan bertuliskan tiga huruf Hanzie dengan warna kuning keemasan. Tertulis Cai Shen Ting atau Paviliun Dewa Kekayaan.  Terima kasih kepada Google Translate yang membantu saya membaca tulisan ini.

Saya terus berjalan menyusuri kawasan PIK Pantjoran dan melihat berjenis kuliner baik Bakmi Gang Kelinci dan makanan lainnya.  Nah selain itu juga terdapat lagi papan informasi mengenai Kesenian Gambang Keromong yang dinobatkan sebagai Orkes Batavia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun