Gedung yang terletak di Jalan Teuku Umar no. 1 ini juga ternyata merupakan Gedung bersejarah yang pertama kali dibangun sebagai gedung seni bernama Bataviasche Kunstring  atau Gedung Lingkar Seni Batavia.  Sekarang gedung ini kembali difungsikan sebagai Gedung pameran dan juga restoran.
Nah kalau Gedung di Jalan Teuku Umar no. 1 sudah sangat terkenal, saya kemudian melihat sebuah rumah tua di jalan Teuku Umar no. 2. Â Rumah ini tepat di pojok antara Jalan Teuku Umar dan Jalan Sam Ratulangi. Â
Halaman nya luas, dan ada sebuah menara kecil yang tidak terlalu tinggi sehingga sekilas bagaikan sebuah gereja. Â Melihat kondisinya yang terbengkalai, dapat dipastikan sekarang rumah ini kosong tidak berpenghuni. Yang menarik adalah bentuk jendelanya dengan kanopi berwarna hijau di atasnya. Â
Menyusuri kaki lima Jalan Samratulangi lumayan nyaman. Â Tidak terlalu lebar dan sama sekali tidak ada orang lain yang jalan kaki. Â Pada salah satu dinding tembok di sebelah kiri jalan ada tulisan dengan latar belakang merah jingga bertuliskan Gondangdia Jakarta dengan logo TJ alias Trans Jakarta dan tulisan Kota Kolaborasi yang lagi viral saat ini.Â
Bahkan sebelumnya juga , di sebuah pagar saya menemukan spanduk yang menunjukkan komitmen warga Menteng Gondangdia untuk menolak kehadiran negara kilafah sekaligus menegaskan NKRI sebagai harga mati. Â Siapa sangka di Menteng juga kita bisa menemukan slogan yang berbau politik.
Saya terus berjalan santai. Â Gedung pertama yang saya jumpai di Samratulangi no 1 adalah sebuah sekolah bernama Gedung Margasiswa I. Â Pada awalnya saya mengira ini sebuah sekolah, tetapi kemudian saya ketahui bahwa ini adalah markas besar PMKRI atau Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia. Â
Sementara kalau kita melihat ke seberang jalan, ada sebuah Gedung yang sedang dibangun dan tampaknya mengambil lahan di rumah tua yang luas. Sebuah Gedung bertingkat sekitar 7 atau delapan tingkat yang ternyata merupakan sebuah hotel. Â
Wah apakah Gedung-gedung tua dii Mentang juga pada saatnya nanti akan satu per satu dibongkar dan menjadi Gedung bertingkat karena desakan ekonomi. Kalau ini terjadi, mungkin kawasan ini akan kehilangan marwahnya sebagai daerah pemukiman elite dan berubah menjadi kawasan seperti di Kuningan atau Sudirman Thamrin.