Jendela-jendela yang besar dan langit-langit yang tinggi membuat bangunan ini tetap nyaman karena memiliki sirkulasi udara yang baik. Khas model bangunan tempo dulu.
Ruang utama gedung ini bahkan dilengkapi dengan atap yang transparan sehingga cahaya mentari bisa menerangi ruangan. Terlihat kerangka atap dari kayu berwarna kombinasi hitam hijau dan garis-garis kuning emas yang sangat indah menawan dengan ukiran-ukiran khas Tionghoa. Â
Sekilas mirip juga dengan ukiran Jepara atau Bali, walau detailnya berbeda.  Selain hiasan lampion kecil warna merah, ada juga hiasan gantung berbentuk hewan mitologi Tiongkok seperti liong alias naga. Benar-benar rumah yang indah.
Namun saya belum puas membaca berbagai papan display yang berisi kebijakan-kebijakan khas Tiongkok yang mungkin bisa memberikan inspirasi. Â Salah satunya berjudul 36 Strategies. Â
Judulnya mungkin salah tulis karena bisa saja diterjemahkan dari bahasa Inggris. Dijelaskan bahwa di Tiongkok ada dua maha karya tentang ilmu perang, yaitu Sun Tzu Art of War dan The 36 Strategies. Â Dua maha karya ini dalam dunia kemiliteran tidak ada tandingannya. Â
Sekarang strategi ini juga dipakai dalam dunia bisnis, politik, ekonomi dan diplomatik.  Ternyata dalam strategi ini penuh dengan perhitungan yang memiliki banyak taktik perubahan yang sulit diperkirakan oleh lawan dan berhubungan erat dengan sebuah mahakarya berjudul Ie Ching alias Buku Perubahan.
Selain mengenai Ie Ching, juga ada papan yang menjelaskan mengenai Dao De Jing. Dijelaskan bahwa Dao De Jing ini merupakan sebuah kitab yang dianggap sebagai kitab suci agama Tao.Â
Kitab ini merupakan karangan seorang filsuf Tiongkok bernama Lao Zi yang  memiliki nama asli Li Dan atau Li Er. Nama Lao Zi ini konon bermakna Orang tua yang arif dan bijaksana. Ajaran Lao Zi mengenai Dao (alam semesta )dan De ( budi pekerti ) bisa membuat manusia menjadi lebih baik. Pada papan itu hanya diterjemahkan 5 bab dari keseluruhan 80 bab yang ada dalam buku.
Pada dinding yang lain, juga ada informasi mengenai ajaran Chu Zi yang merupakan warisan klasik Tiongkok yang sangat dijunjung tinggi masyarakat Tionghoa karena berisimempunyai nilai tata susila yang tinggi. Ada beberapa point menarik yang saya catat, antara lain: kemuliaan seorang bapak adalah cinta kasihnya, kemuliaan seorang anak adalah baktinya kepada orang tua; kemuliaan seorang kakak adalah rasa persahabatan, kemuliaan seorang adik adalah rasa hormatnya kepada yang lebih tua; kemuliaan seorang suami adalah kesabarannya, kemuliaan seorang istri adalah kelemahlembutannya; serta kemulian seorang guru adalah susilanya; dan kemuliaan dalam persahabatan adalah kepercayaannya. Â Wah indah sekali kata-kata tersebut.