Yang menarik adalah banyak juga penerbit lain yang sedang melakukan kegiatan yang sama dan bahkan ada ribuan judul buku yang masih sementara menumpuk di ruangan ini sambil menunggu disimpan di tempatnya sesuai dengan tema buku. Â Buku itu tampak menggunung di tengah ruangan seperti di toko buku yang sedang mengadakan promosi sale besar-besaran.
Setelah selesai di lantai 7 gedung E. Pak Thamrin mengajak kami berkunjung ke bagian ISBN untuk bertemu dengan petugas di sana. Tujuannya selain bersilaturahmi juga berhalalbihalal selepas lebaran. Kami kemudian disambut oleh Pak Ilham dan diterima di ruangan Bu Ratna.
Di ruangan Bu Ratna ini kami sempat berbincang-bincang mengenai banyak hal mengenai dunia literasi, baik perpustakaan nasional maupun penerbit. Â Didiskusikan juga mengenai aturan baru untuk mendapatkan ISBN (International Standard Book Number) yang sedikit diperketat dan syarat-syarat agar buku bisa mendapat ISBN.
Kami bercakap-cakap dengan ramah sambil menikmati suguhan kue lebaran selama sekitar 30 menit. Â Setelah itu, tiba waktunya untuk pamit dan rombongan YPTD melanjutkan halal bil halal kami dengan makan siang bersama di restoran Padang Lubuak Batuang tidak jauh dari Perpustakaan Nasional.
Makanan di resto ini lumayan sedap dan nikmat dengan bermacam menu yang khas seperti rendang, ikan bakar, telur dadar, dan juga jariang atau jengkol, ditemani berbagai minuman jus buah yang segar.
Selesai makan siang, tiba waktu bagi kami untuk berpisah dan kembali ke tempat kesibukan masing-masing. Ada yang kembali ke kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Bahkan Bogor serta Bekasi.
Namun ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kunjungan singkat ke perpustakaan Nasional ini. Ketika berada di lobi Gedung E tadi, saya juga sempat membaca dua buah poster yang dipajang di dinding. Poster pertama berisi 10 Budaya Malu dan poster kedua tentang 7 jenis Korupsi.
Begini isi lengkapnya:
10 Budaya Malu:
1. Malu datang terlambat