Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengungkap Sejarah yang Jarang Diketahui di Lapangan Banteng

1 Juni 2022   09:17 Diperbarui: 7 Juni 2022   20:45 3067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relief, dokpri
Relief, dokpri

Saya berjalan sambil menyimak tulisan-tulisan yang penuh semangat yang ada di dinding tersebut, di antaranya adalah kutipan Piagam Penyerahan Kedaulatan pada Konferensi Meja Bundar.

Di sana yang menyebutkan kalau Kerajaan Nederland menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat lagi dan tidak dapat dicabut. Maka status quo dari Keresidenan Irian Barat tetap berlaku seraya ditentukan bahwa dalam waktu setahun sesudah tanggal penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia.

Dari kutipan ini, saya teringat bahwa ketika penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949, Belanda memang berjanji akan menyerahkan Irian Barat satu tahun kemudian. Namun pada kutipan berikutnya kita melihat bahwa Belanda telah ingkar janji.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan pidato M. Yamin di Gedung Pemuda pada 12 Agustus 1955:

"Di Pantai Pasifik di ujung Nusantara
Membujur Irian meringkuk dijajah
Menjadi koloni Belanda serakah
Irian Pusaka Indonesia
Rakyat berjuang menyatukan bangsa/
Rakyat bertempur menggabungkan Nusa
Tujuh Mandala bebas merdeka
Demi amanat proklamasi Bahagia
Irian Daulat Indonesia"

Kutipan Gubernur Irian Barat, dokpri
Kutipan Gubernur Irian Barat, dokpri

Ada banyak kutipan dari para pemimpin bangsa yang ada di dinding,  namun yang paling menarik adalah sebuah kutipan berbunyi:

Kita semuanya mengetahui kemerdekaan tanah air kita belum sempurna
Irian Barat sebagian wilayah dari tanah air kita masih dijajahDisana masih menetap penjajah imperialisme Belanda
Sehingga sebagian dari saudara-saudara bangsa kita di sana masih berada dalam rantai belenggu penjajah.
Zainal Abidin Syah, Gubernur Irian Barat, 10 November 1956

Tulisan ini sangan menarik karena menguak fakta bahwa sudah ada gubernur Irian Barat sejak 1956, yaitu Zainal Abidin Syah yang merupakan Sultan Tidore. Beliau menjadi gubernur hingga 1962 dan berkedudukan di Soasiu. 

Selain itu,  ada juga kutipan mengenai semboyan Tiga S dalam Trikora yaitu Siap, Sedia dan Serbu yang dikemukakan oleh Mayor TNI Johannes Abraham Dimara serta pesan "Kobarkan Semangat Pertempuran" oleh Laksamana Madya TNI Yosaphat Sudarso di laut Arafuru pada 15 Januari 1962.  Di sinilah saya juga baru tahu bahwa nama lengkap Yos Sudarso adalah Yosaphat Sudarso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun