Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Empat Dampak Insiden UAS di Singapura yang Harus Diwaspadai

22 Mei 2022   09:30 Diperbarui: 22 Mei 2022   09:31 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Singapura: Pikiranrakyat

Sudah hampir satu minggu insiden penolakan masuk Ustaz Abdul Somad (UAS) ke negeri Singapura berlalu, namun sebagian masyarakat di Indonesia terus menghabiskan energi dengan berbagai tindakan dan emosi serta pernyataan gegap gempita.  Sebagian mengecam dan memaki Singapura dengan alasan merendahkan martabat negara dan bangsa, sebagian lagi bersorak gembira dan bahkan membenarkan tindakan Singapura tersebut dengan beribu alasan. 

Namun di pihak  mana pun kita berada, ada baiknya mencermati beberapa dampak yang mungkin timbul dari insiden ini. Dan dampak ini bisa membuat negeri  ini kembali mundur ke belakang dan  bahkan menjadi batu sandungan untuk melangkah maju dan mengejar ketertinggalan dari negeri tetangga.  Apa lagi bila makin banyak pihak yang tidak siap untuk menerima dan menyikapinya dengan hati dan dada yang lapang dan terbuka.

Ada baiknya kita telaah apa saja dampak yang mungkin timbul dari insiden UAS di Singapura tersebut:

1.Menimbulkan Riak Hubungan Antar Tetangga.

Sebagaimana diketahui, Singapura merupakan salah satu tetangga Indonesia yang paling dekat. Rasanya tidak mungkin menggambarkan peta Indonesia tanpa memasukkan negeri itu di dalamnya.  Selama ini, hubungan Indonesia dan Singapura sangat baik, termasuk karena keduanya merupakan salah satu dari lima negara pendiri ASEAN.

Namun kita juga tidak boleh lupa, bahwa menurut sejarah, hubungan kita sesama tetangga juga kadang dan sering kurang baik. Tidak saja dengan Singapura, melainkan juga dengan Malaysia. Sebut saja konflik dengan Malaysia di masa Orde lama dan juga cerita banyak insiden baik teritorial dan perebutan budaya.

Demikian juga dengan Singapura yang bahkan sering dijuluki 'The Little Red Dot" serta seringnya kita membuat lelucon dengan tenggelamnya Singapura kalau seluruh rakyat Indonesia ramai-ramai buang air kecil secara bersamaan.   Sering sekali kita merasa jemawa karena luasnya bumi pertiwi ini dibandingkan dengan Singapura yang hanya lebih luas sedikit dibandingkan dengan DKI Jakarta.  Sementara Sebagian masyarakat Singapura juga kadang menjadi sedikit arogan karena menganggap negeri mereka jauh lebih makmur dibandingkan Indonesia.  Perasaan seperti ini sebenarnya juga lebih dominan di Malaysia, Hong Kong dan sebagian negara Timur Tengah yang banyak menerima buruh migran dari Indonesia.

2. Membuka Luka Lama

Sebagaimana sudah diuraikan di atas, hubungan antara Indonesia dan Singapura pernah kurang harmonis di masa lampau. Tentunya masih ingat akan insiden Usman Harun, prajurit KKO Indonesia yang dihukum gantung di Singapura. Singapura sendiri juga pernah protes ketika kapal perang RI yang diberinama Usman Harun akan merapat ke Singapura dalam operasi pencarian pesawat Air Asia beberapa tahun lalu.

Belum lagi kalau diingat cukup banyak kasus yang mengganggu hubungan baik antara kedua negara, seperti kasus TKI atau TKW di Singapura serta adanya anggapan bahwa Singapura merupakan surga bagi para koruptor Indonesia yang melarikan diri.

3. Berpotensi Memecah belah Rakyat

Insiden UAS di Singapura ini juga ternyata sangat sensitif, terutama karena menyangkut posisi Singapura yang merupakan negara tetangga yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel yang sangat dikecam oleh Indonesia. Israel sebagaimana diketahui sering dianggap sebagai musuh bersama umat Islam sehingga kebijakan luar negeri Singapura yang berkawan dengan Israel dianggap sebagai berpihak kepada Israel.   

Kebijakan Singapura ini dianggap sebagai manifestasi anti Islam dan juga Islamofobia yang sekarang dianggap marak di berbagai tempat.  Dan tragisnya sikap Singapura ini bisa merembet ke berbagai golongan di Indonesia yang kemudian dihubungkan dengan perbedaan agama, ras  dan etnis.     

4. Menimbulkan kembali kubu Mayoritas dan Minoritas.

Siapa sangka, insiden UAS ini juga ternyata berdampak pada pengkotak-kotakan rakyat Indonesia kepada mayoritas dan minoritas. Ironisnya, minoritas di Indonesia kemudian diasosiasikan dengan mayoritas di Singapura.

Insiden ini juga kemudian memperkuat kembali sekat-sekat dan sikap defensif di antara kedua kubu yang bisa membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa yang telah dengan susah payah dibina bersama.  

Narasi kebencian dan antipati terus muncul,  perbedaan dan ketimpangan perekonomian, penguasaan sumber-sumber ekonomi dan bahkan keberpihakan penguasa pun sering dijadikan kambing hitam atas permasalahan ini.

Dan kalau garis pemisah itu kemudian kembali timbul, tentunya kita tetap akan memiliki bahaya laten yang terus mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Nah melihat adanya beberapa dampak dari insiden UAS di atas, ada baiknya kia tetap harus tetap waspada dan juga terbuka terhadap setiap kejadian. Kita juga tetap harus memandang negeri Singapura dengan terbuka.

Negeri itu sering kita puja sebagai negara yang berhasil maju dalam waktu yang relatif singkat, sebagai negeri yang harus dijadikan contoh karena pemerintahan yang bersih dan transparan, namun sering pula secara tidak sadar kita benci dengan dasar pemikiran yang lebih banyak disandarkan kepada emosi dan perasaan. 

Kalau kita mau berbesar hati, sebenarnya banyak yang dapat kita pelajari dari apa yang terjadi di Singapura untuk kepentingan nasional Indonesia sendiri.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun