Sudah hampir satu minggu insiden penolakan masuk Ustaz Abdul Somad (UAS) ke negeri Singapura berlalu, namun sebagian masyarakat di Indonesia terus menghabiskan energi dengan berbagai tindakan dan emosi serta pernyataan gegap gempita. Â Sebagian mengecam dan memaki Singapura dengan alasan merendahkan martabat negara dan bangsa, sebagian lagi bersorak gembira dan bahkan membenarkan tindakan Singapura tersebut dengan beribu alasan.Â
Namun di pihak  mana pun kita berada, ada baiknya mencermati beberapa dampak yang mungkin timbul dari insiden ini. Dan dampak ini bisa membuat negeri  ini kembali mundur ke belakang dan  bahkan menjadi batu sandungan untuk melangkah maju dan mengejar ketertinggalan dari negeri tetangga.  Apa lagi bila makin banyak pihak yang tidak siap untuk menerima dan menyikapinya dengan hati dan dada yang lapang dan terbuka.
Ada baiknya kita telaah apa saja dampak yang mungkin timbul dari insiden UAS di Singapura tersebut:
1.Menimbulkan Riak Hubungan Antar Tetangga.
Sebagaimana diketahui, Singapura merupakan salah satu tetangga Indonesia yang paling dekat. Rasanya tidak mungkin menggambarkan peta Indonesia tanpa memasukkan negeri itu di dalamnya. Â Selama ini, hubungan Indonesia dan Singapura sangat baik, termasuk karena keduanya merupakan salah satu dari lima negara pendiri ASEAN.
Namun kita juga tidak boleh lupa, bahwa menurut sejarah, hubungan kita sesama tetangga juga kadang dan sering kurang baik. Tidak saja dengan Singapura, melainkan juga dengan Malaysia. Sebut saja konflik dengan Malaysia di masa Orde lama dan juga cerita banyak insiden baik teritorial dan perebutan budaya.
Demikian juga dengan Singapura yang bahkan sering dijuluki 'The Little Red Dot" serta seringnya kita membuat lelucon dengan tenggelamnya Singapura kalau seluruh rakyat Indonesia ramai-ramai buang air kecil secara bersamaan. Â Sering sekali kita merasa jemawa karena luasnya bumi pertiwi ini dibandingkan dengan Singapura yang hanya lebih luas sedikit dibandingkan dengan DKI Jakarta. Â Sementara Sebagian masyarakat Singapura juga kadang menjadi sedikit arogan karena menganggap negeri mereka jauh lebih makmur dibandingkan Indonesia. Â Perasaan seperti ini sebenarnya juga lebih dominan di Malaysia, Hong Kong dan sebagian negara Timur Tengah yang banyak menerima buruh migran dari Indonesia.
2. Membuka Luka Lama
Sebagaimana sudah diuraikan di atas, hubungan antara Indonesia dan Singapura pernah kurang harmonis di masa lampau. Tentunya masih ingat akan insiden Usman Harun, prajurit KKO Indonesia yang dihukum gantung di Singapura. Singapura sendiri juga pernah protes ketika kapal perang RI yang diberinama Usman Harun akan merapat ke Singapura dalam operasi pencarian pesawat Air Asia beberapa tahun lalu.
Belum lagi kalau diingat cukup banyak kasus yang mengganggu hubungan baik antara kedua negara, seperti kasus TKI atau TKW di Singapura serta adanya anggapan bahwa Singapura merupakan surga bagi para koruptor Indonesia yang melarikan diri.