"Sekarang beli tiket feri harus online," demikian pesan seorang teman yang sering bolak-balik ke pulau Sumatra ketika saya memberi kabar akan menyeberang ke pulau itu beberapa hari lalu. Maklum terakhir kali naik feri Bakauheni Merak adalah di masa sebelum pandemi di mana kita tinggal datang dan membeli tiket ketika akan masuk kapal.Â
Akhirnya saya mendapatkan alamat website untuk membeli tiket termasuk mengunduh aplikasi ferizy yang lumayan canggih yang dimiliki oleh ASDP. Â Lengkap dengan persyaratan bepergian seperti persyaratan vaksin buat penumpang. Â
Namun ketika akan berangkat sempat juga was-was menentukan jam keberangkatan karena kalau kita telah membeli tiket dan terlabat datang ke Pelabuhan, maka tiket akan hangus sedangkan kalau kita datang terlalu dini, bisa saja tidak boleh masuk.Â
Karena itu ada yang menyarankan  untuk membeli tiket ketika sudah dekat ke Pelabuhan Merak saja sehingga kita tidak akan terlambat datang ke Pelabuhan karena kalau membeli sejak dari Jakarta, bisa saja ada kemacetan di perjalanan.
Namun siang itu ketika akan membeli tiket kapal Express ternyata sempat terjadi gangguan di aplikasi. Setiap kali disebutkan tiket sudah habis dan aplikasi menjadi hang sehingga hape harus dimatikan dan direset. Bahkan seluruh jadwal pelayaran untuk hari itu dan beberapa hari ke depan juga sudah penuh. Aplikasi juga ternyata kurang user friendly ketika suatu jadwal penyebrangan sudah penuh seharusnya muncul jadwal yang masih tersedia secara otomatis dan bukan kita yang harus trial and error hingga menemukan jawal yang cocok.
Akibatnya saya kemudian mencoba nasib dengan langsung ke Pelabuhan tanpa tiket, walau sempat ingin juga mampir ke banyak gerai yang menjual tiket di banyak tempat sebelum pelabuhan di Merak. Bingung juga mengapa banyak bermunculan tempat yang menjual tiket feri kalau sudah bisa online. Apakah untuk mereka yang tidak punya internet?
Ternyata nasib baik masih berpihak, di loket kami bisa membeli tiket walau dengan harga yang lebih mahal, yaitu 650 Ribu rupiah sementara kalau harga di aplikasi hanya 588 ribu. Ketika saya bertanya mengapa lebih mahal. Jawabnya singkat saja. Apa masih bisa  beli di aplikasi?  Bahkan di loket sudah ada orang yang spesial menunggu calon penumpang yang belum punya tiket.  Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tiket pada hari itu dan beberapa hari kemudian seperti sudah terjual habis sementara di loket masih ada tiket?
Nah untuk menghindari tidak bisa punya tiket ketika sampai di Pelabuhan, untuk perjalanan kembali ke pulau Jawa, saya membeli lebih dahulu beberapa jam sebelum perjalanan. Dan walau diperkirakan akan tiba di Pelabuhan sekitar jam 9 malam, saya memesan tiket yang sekitar dua atau tiga jam lebih lambat dari perkiraan kita tiba di Pelabuhan. Lagi pula untuk tiket sekitar jam 10-an memang sudah habis.