Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kalau Tidak Ada Ini, Jangan Naik Lift di Hong Kong

2 Mei 2022   09:59 Diperbarui: 2 Mei 2022   10:06 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sebuah lift di Hong Kong: Dokpri

Hong Kong di akhir Desember menjelang pergantian tahun.  Malam sudah menggantung di  Semenanjung Kowloon atau lebih tepatnya di kawasan Harbour City. Saya berjalan sambil melihat-lihat keramaian yang ada.  Sebuah display dengan tema superman membuat kita seakan-akan dibawa terbang jauh ke Hollywood sana.  

Tapi saya terus berjalan, dan di Hong Kong, kita akan harus banyak berjalan untuk dapat menikmati suasananya yang khas. Bahkan saya dapat jalan sejauh beberapa kilometer tanpa merasa Lelah.

Spiderman di Harbour City: Dokpri
Spiderman di Harbour City: Dokpri

Arus keramaian membawa saya berjalan menuju ke Pelabuhan Star Ferry di Tsim Sha Tsui.  Melewati Pelabuhan, saya sampai di Kowloon Canton Railway Clock Tower.  Sebuah menara jam yang sangat ikonik dan bersejarah yang menandakan bahwa dulu di sini pernah ada stasiun kereta api yang menghubungkan Kowloon dengan Canton alias Guangzhou.  

Jalur kereta itu masih ada tetapi stasiunnya sendiri sudah dipindahkan ke Hung Hom pada 1975.  Di bekas lahan stasiun itu kini berdiri megah beberapa gedung yang sangat akrab dengan saya, Hong Kong Cultural Centre, Hong Kong Space Museum, dan juga Hong Kong History Museum.   Akrab, karena saya sangat sering mampir ke atau sekedar lewat gedung-gedung tersebut.

Dari sini saya terus menyusuri promenade di tepi pantai sambil sesekali melemparkan pandangan ke deretan pencakar langit  di pulau Hong Kong yang ada di seberang sana. 

Beberapa gedungnya sangat familiar dan muda dikenali. Ada HSBC Building yang dulu pernah menjadi gedung tertinggi di Hong Kong, namun ada pula Bank of China Tower yang bahkan lebih tinggi lagi menjulang. Pemandangan di Victoria Harbour ini memang tidak henti-hentinya menyihir saya untuk sekedar termenung dan mengaguminya. Lampu warna-warni dan pantulan yang di laut menjadi suatu vista yang khas Hong Kong.

Tiba-tiba saja keinginan untuk naik Star Ferry dan menyeberang ke pulau Hong Kong timbul kembali. Disertai embusan angin yang sejuk saya putar badan kembali menuju ke Pelabuhan Star Ferry. mengeluarkan kartu Octopus dan naik ferry kelas utama yang konon paling murah di dunia.  

Tidak lama duduk , ferry kemudian bergerak.  Malam itu, penumpang sudah tidak terlalu ramai. Kebanyakan hanyalah wisatawan yang ingin menikmati suasana Hong Kong dengan  pelayaran singkat selama 8 menit menuju Central Pier.

Star Ferry: Dokpri
Star Ferry: Dokpri

Ketika ferry akan mendarat, saya sempat ikut menyaksikan petugas yang sibuk menjulurkan tambang agar ferry bisa bersandar di dermaga. Semuanya begitu rutin, cepat dan tanpa emosi apa-apa.  Penumpang bersiap-siap turun dan kemudian bergerak cepat menuju ke bangunan pelabuhan untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan masing-masing.

Saya berjalan santai di pelabuhan . Ah sudah lama juga tidak main ke Central, selama ini saya lebih banyak naik MTR bila ke Hong Kong Island dan sering melupakan betapa romantisnya perjalanan dengan ferry.  Malam ini saya hanya ingin cari angin dan melihat-lihat di sekitar pelabuhan.

sebuah lift di Hong Kong: Dokpri
sebuah lift di Hong Kong: Dokpri

Saya kemudian naik lift dan ingin berjalan di kaki lima layang yang bisa membawa kita ke berbagai tempat di pulau Hong Kong. Bisa ke Central Pier yang menuju Ke Outlying Island, dan bisa agak jauh  sampai ke Sheung Wan atau Admiralty.

Di dalam lift ini, tiba-tiba saja pandangan saya terpaku ke sebuah sertifikat yang memang selalu ada di setiap lift di Hong Kong. Tertulis judul dokumen tersebut yaitu Use Permit (Lift) yang sesuai dengan The Lifts and Escalators Ordinance (Chapter 618) yang dikeluarkan oleh EMSD atau Electrical and Mechanical Service Department.   

Yang tertera di dokumen tersebut adalah alamat, lokasi serta tanggal dikeluarkan dan masa berlaku.  Uniknya sama sekali tidak ada tanda tangan dan nama pejabat yang berwenang.

Sertidikat di Lift: Dokpri
Sertidikat di Lift: Dokpri

Melihat sertifikat di lift ini, pikiran saya langsung melayang kembali melintas masa hampir 30 tahun yang lalu. 

Ketika pertama kali ke Hong Kong dan kemudian sering naik lift di tempat-tempat umum, saya selalu memperhatikan bahwa di dinding lift selalu dipajang sebuah sertifikat yang menyatakan bahwa lift tersebut dalam keadaan baik berserta tanggal pemeriksaan dan tanggal berlakunya sertifikat itu. Dan uniknya ada sebuah nama yang saya ingat setelah sekian lana, Yaitu Lee Lo Tung. 

Mungkin ini adalah nama pejabat yang menandatangani sertifikat kelaikan lift tersebut. 

Karena itu nama Lee Lo Tung kembali muncul dalam ingatan saya. Namun zaman telah berubah, kini sertifikat itu lebih dikeluarkan sesuai dengan Chapter 68, sedangkan sebelumnya di keluarkan sesuai dengan Chapter 327.  Dan sekarang tidak ada sebuah nama pun pada sertifikat itu.

Dengan sediikit rasa penasaran saya mencoba mencari nama ini di internet.  Akhirnya ada sebuah  Sertikat untuk Lift dan ditandatangani oleh Lee Lo Tung yang dikeluarkan pada 1988 dan juga sebuah agenda meeting APEC pada tahun 2000 di Tokyo  di mana Lee Lo Tung  mewakili Hong Kong dalam meeting tersebut.

Kalau Anda ke Hong Kong pada tahun 1980-an, jangan naik lift yang tidak ada tanda tangan Lee Lo Tung.

Hong Kong, Desember 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun