Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Niki, Pesawat Dakota dengan Logo Kepulauan Nusantara di Hong Kong

30 April 2022   12:29 Diperbarui: 30 April 2022   12:33 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan-jalan ke Hong Kong memang selalu mengasyikkan. Namun jangan hanya selalu pergi ke tempat-tempat mainstream seperti Hong Kong Island, Causeway Bay, ataupun Tsim Sha Tsui di Semenanjung Kowloon, sekali-kali bolehlah mampir ke Cathay City di kawasan Hong Kong International Airport di Chep Lap Kok, Lantau Island. Di sinilah markas besar Cathay Pacific berada.

Untuk menuju Cathay City dari HKIA, bisa naik taksi atau pun lebih ekonomis naik bus tingkat no. S64 yang menuju ke Tung Chung.   Atau kalau kita sudah ada di hotel di Kowloon atau Hong Kong Island, bisa naik MTR ke stasiun Tung Chung dan naik bus S64 tadi menuju ke Bandara atau bus S1 yang juga ke bandara. Yang perlu disiapkan hanya kartu Octopus saja.

Bus di Hong Kong: Dokpri
Bus di Hong Kong: Dokpri

Dari Bandara bus akan berhenti tepat di halte di depan Cathay City . Markas besar CX didirikan di atas lahan seluas sekitar 10 hektar dan konon merupakan salah satu kantor pusat perusahaan yang paling luas di Asia.  Asyiknya lagi semua lahan di kawasan HKIA ini merupakan hasil reklamasi yang sebelum tahun 1995-an masih berupa lautan di sekitar pulau Lantau,

Bila kita datang dari arah Tung Chung, maka akan berhenti di halte di seberang Gedung utama Cathay City, dan sebuah jembatan penyebrangan selebar lebih 40 meter yang dilengkapi lift dan eskalator akan membuat perjalanan tetap sangat nyaman.  

Cathay City: Dokpri
Cathay City: Dokpri

CX City ini terdiri dari tiga gedung perkantoran berlantai 10 dan sebuah hotel untuk staf berlantai 23. Hotel ini bernama Headland Hotel.   Di hotel ini kebetulan sedang ada pameran mengenai sejarah singkat Cathay Pacific di mana dipamerkan mock up atau model beberapa type pesawat yang pernah dioperasikan oleh CX.  Salah satunya adalah kokpit pesawat B747-400 yang pertama kali dioperasikan oleh CX pada 1989.

Kokpit B747-400 : Dokpri
Kokpit B747-400 : Dokpri

Saya berjalan di halaman CX City, di jalan raya depan tampak bus S64 lalu dan taksi berwarna merah yang parkir  menanti penumpang.   Sementara di depan kantor CX ada sebuah papan besar bergambar orang yang sedang merentangkan tangan dan petunjuk arah menuju Headland Hotel dan Flight Training Centre. Sesekali terlihat rombongan awak pesawat yang sedang bersiap-siap akan bertugas.  

Sekitar 10 menit sekali juga ada shuttle Bus HAS yang biasanya membawa karyawan menuju ke terminal di bandara. Tidak jauh dari pintu masuk utama, juga ada sebuah patung singa dari marmer yang sering dijumpai di bangunan penting di Hong Kong. Dalam budaya Tiongkok, patung singa di depan bangunan dianggap dapat memberikan perlindungan sekaligus perdamaian dan kemakmuran bagi penghuni Gedung tersebut.

Markas CX: Dokpri
Markas CX: Dokpri

Namun yang paling menarik adalah sebuah pesawat terbang yang dipamerkan tepat di halaman Gedung. Pesawat DC3 yang parkir dan tidak lagi terbang.  Saya mendekati pesawat tersebut dan kemudian mengelilinginya sambil mengagumi bentuknya yang nyaris sempurna. Pesawat DC3 Dakota merupakan salah satu pesawat yang konon paling lama terbang baik sebagai pesawat militer maupun sipil.

Niki dari sudut lain: Dokpri
Niki dari sudut lain: Dokpri

Salah satu ciri khas pesawat ini adalah posisi kokpit yang unik tidak seperti pesawat modern pada umumnya. Pesawat ini dalam keadaan normal mempunyai kokpit yang lebih tinggi dibanding ekor pesawat.  

Saya perhatikan lambang yang ada di dekat hidung pesawat tepat di bawah jendela. Ada logo bertuliskan CPA dan bola dunia berwarna biru tua dengan peta warna kuning keemasan, Pada mulanya sangat sulit untuk mengenal peta itu. 

Setelah diperhatikan lebih seksama dengan memiringkan kepala, baru kemudian saya ingat bahwa peta itu adalah peta Hong Kong dan pulau-pulau di sekitarnya, termasuk sebagian pulau di Nusantara seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Di atasnya juga ada kepulauan Filipina.

Pesawat DC3 ini dilengkapi dua buah mesin besar dengan baling-baling yang memunya tiga bilah atau blade dan di bawahnya dibatasi pagar dengan pembatas berupa pot bunga yang indah. 

Tulisan Cathay Pacific Aiways dengan hurud C, P dan A berwarna merah tampil manis di kedua sisi fuselage atau badan pesawat, sementara bendera Union Jack terpampang gagah di ekor alias Vertical Stabilizer. Yang unik pesawat ini mempunyai Tanda Pendaftaran dan Tanda Kebangsaan VR-HDA.    

Tidak seperti pesawat Cathay Pacific yang terbang saat ini yang mempunya Tanda Kebangsaan B.   B adalah tanda kebangsaan untuk Tiongkok sedangkan VR adalah tanda kebangsaan untuk Hong Kong kala teritori ini masih berada di bawah kedaulatan Inggris.

Plakat : Dokpri
Plakat : Dokpri

Di depan pesawat ini ada sebuah plakat yang mengungkap identitas dan sejarah pesawat DC3 ini. Ternyata ini adalah pesawat yang bernama Niki dan merupakan satu dari dua pesawat type Dakota yang pertama kali dioperasikan oleh Cathay Pacific pada 1946.   Selain Niki, ada lagi saudari atau kakaknya  yang bernama Betsy dan sekarang dipamerkan di Hong Kong Museum of Science and Technology di Tsim Sha Tsui East.

Niki, sebagai pesawat kedua Cathay Pacific menerbangi banyak kota di Asia seperti Manila, Shanghai, Bangkok, Rangoon, dan Singapura membawa baik kargo maupun penumpang.  

Niki terus terbang bersama Cathay Pacific sampai akhirnya pensiun pada 1961.   Niki sendiri mulai dipamerkan di depan Gedung CX City ini sejak September 2006 untuk menandai ulang tahun Cathay Pacific yang ke 60.

Nah siapa sangka, jalan-jalan ke Hong Kong bisa juga sejenak melihat sebuah pesawat tua yang masih cantik manis bernama Niki.

Dan yang lebih penting lagi adalah, semuanya gratis dan menambah wawasan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun