Causeway Bay merupakan kawasan favorit yang selalu saya kunjungi setiap kali mampir ke Hong Kong.  Di sini, dengan mudah kita bisa menjumpai segala sesuatu yang memiliki kaitan erat dengan Indonesia.  Dan saya juga masih ingat sering mampir ke Konsulta Indonesia yang letaknya di  persimpangan Leighton Road dam Keswick Road . Â
Bukan itu saja, di sini juga ada banyak fasilitas yang mempermudah diaspora dan para Buruh Migran Indonesia, salah satunya adalah cabang beberapa bank seperti BNI dan BCA. Dan setiap akhir pekan, kawasan Victoria Park akan selalu ramai dengan orang-orang Indonesia yang tinggal di Hong Kong.
Tujuan saya ke Causeway Bay kali ini seperti biasa adalah mampir ke sebuah resto atau warung makanan khas Indonesia. Dari Stasiun MTR  Causeway Bay saya  keluar melalui Exit F2 menuju Hysan Place dan sesudah itu menuju ke Hennesy Road lalu belok kanan sedikit melewati jalan kecil nan ramai di Jardine Bazaar. Â
Setelah sekitar 300 meter saya sampai di persimpangan Pennington Street dan tidak jauh di sebelah kanan terdapat Dragon Rise Building. Di sini  terdapat  cabang BCA Causeway Bay yang pada setiap akhir pekan selalu ramai dengan diaspora  Indonesia yang mengirim uang ke tanah air.
Saya naik tangga menuju lantai dua dan kemudian masuk ke Warung Malang. Setiap mampir ke Hong Kong, saya hampir tidak pernah lupa atau absen untuk juga mampir ke sini.Â
Tidak hanya sendiri, tetapi dengan siapa saja yang kebetulan bersama saya di Hong Kong. Di depan pintu ada kertas bertuliskan member only dan jam buka restoran.
Suasana Warung Malang sore itu tidak terlalu ramai, maklum bukan akhir pekan dan juga belum masuk waktu makan. Penataan Warung ini memang bukan seperti restoran. Hanya ada tiga meja memanjang di mana pelanggan dapat duduk saling berhadapan.Â
Kebetulan di  meja paling ujung dekat jendela ada empat orang perempuan muda yang mungkin wisatawan dari Eropa. Di atas meja ada beberapa nampan kecil berisi sendok, garpu, botol sambal dan juga tissue.  Juga ada stoples berisi kerupuk. Â
Sementara makanan dipamerkan di dalam kotak kaca di mana kita bisa memesan makanan langsung kepada ibu yang biasanya langsung menyiapkan makanan. Di atas meja atau rak kaca ini bisanya selalu tersedia beberapa jenis gorengan seperti bakwan, tempe goreng dan kudapan sejenisnya.
Selain itu juga ada berbagai jenis buah seperti pisang, mangga, jeruk dan apel. Di pojok bagian atas  ruangan ada sebuah TV layar datar yang selalu menyiarkan TV dari Indonesia.  Kebetulan saat itu sedang tayang siaran ANTV.
Menu sederhana yang dilaminating plastik juga tersedia di atas meja. Saya mengambil menu dan melirik daftar makanan serta harga nya. Menu makanan terpisah dengan minuman. Untuk minuman , ada Es cendol, es kelapa muda, es kolang kaling, wedang jahe, dan berbagai jus buah.
Sementara untuk makanan, dapat dipilih berdasarkan menu atau bisa juga customised sesuai yang kita pesan. Â Yang ada di menu adalah Nasi Campur, Nasi pecel, Gado-gado, ayam goreng, lontong, ikan goreng, tempe penyet, nasi urap, Ketoprak, siomay, bakso, mie ayam, empek-empek , soto, gulai, sop buntut, dan masih banyak lagi. Lumayan lengkap untuk ukuran warung atau resto yang tidak terlalu besar. Harganya juga masih bersahabat untuk ukuran Hong Kong yang serba mahal.
Setelah memesan makanan, saya sempat melihat-lihat di sekeliling ruangan. Di dinding ada sertifikat halal yang dikeluarkan oleh The Incorporated Trustees of The Islamic Community Fund of Hong Kong, selain itu juga dipajang izin restoran dan beberapa dokumen lainnya. Sementara di dekat kasir ada sebuah rak dinding berisi buku-buku dan majalah berbahasa Indonesia. Isinya kebanyakan buku-buku agama.
Saya juga sempat bercakap-cakap dengan bapak pemilik restoran yang mengaku telah beberapa dekade tinggal di Hong Kong. Resto ini sendiri mulai dibuka sejak 1997 sementara beliau awalnya bekerja di Konsulat Indonesia tidak jauh dari warung ini.  Ketika ditanya mengapa bernama Warung Malang, sang Bapak  mengaku berasal dari Malang.
Sementara saya menikmati makanan, rombongan empat perempuan Eropa keluar dan kemudian diganti oleh dua orang perempuan  dan sepasang suami istri yang kemungkinan besar orang lokal.Â
Setelah selesai makan, saya kemudian membayar dan kemudian mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal dengan janji bahwa akan mampir lagi kesini jika mampir ke Hong Kong di lain waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H