Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tidak Ada Orang Yahudi di Kampung Yahudi di Cordoba

19 April 2022   10:30 Diperbarui: 19 April 2022   10:59 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Maimonides: Foto arterihistoria.org

Hari pertama di Cordoba dihabiskan dengan berjalan-jalan kaki di sekitar hotel yang kebetulan tidak jauh atau masih terletak di kawasan kota tua atau Historic Center of Cordoba.  Kawasan ini telah diresmikan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia sejak 1984 yang dimulai dengan Masjid Katedral atau El Mezquita dan diperluas ke kawasan sekitarnya sepuluh tahun kemudian dan mencakup sebuah kawasan bernama La Juderia de Cordoba atau Jewish Quarter of Cordoba.

Berbekal peta lipat yang saya minta di resepsionis hotel, pengembaraan di Kota Tua Cordoba pun dimulai. Setelah berjalan santai sekitar 5 menit kami sampai di Puerta de Almodovar yang merupakan salah satu gerbang masuk menuju  kota tua tempat  Jewish Quarter atau La Juderia de Cordoba berada.

Menurut cerita Pintu Gerbang ini adalah salah satu peninggalan Islam pada abad ke X dan disebut juga Puerta de Los Judios atau Pintu Gerbang Yahudi.  Bangunan yang sekarang ini berasal dari abad ke XIV ketika pemerintah Kristen melakukan renovasi terhadap pintu gerbang dan tembok yang dibangun orang Arab.   Di dekat gerbang ini terdapat sebuah patung yang terbuat dari perunggu. Ini adalah patung Seneca yang sedang berdiri sambil memegang gulungan dokumen. Dia adalah seorang filsuf dan senator Roma yang dilahirkan di Cordoba sekitar abad ke 4 SM.

Kami kemudian memasuki kawasan Kampung Yahudi ini dan terpesona dengan bangunan yang rata-rata berlantai satu atau dua, kebanyakan dicat putih atau kuning kecokelatan dengan jalan-jalan yang sempit.  Kami menyusuri Calle Judio atau Jalan Yahudi dan kemudian tiba di Casa Andalusi, sebuah rumah kecil yang dijadikan museum sebagai model rumah Andalusia.  Dis ini, bisa disaksikan pameran produksi kertas di zaman kalifa di Cordoba dan juga koin kuno serta taman dalam rumah yang kecil nan indah.

Namun, tempat yang tidak boleh dilewatkan di Kampung Yahudi ini adalah tempat ibadah berupa Sinagoga.  Sinagoga ini walau tidak terlalu besar tetapi termasuk yang unik di Spanyol karena arsitekturnya banyak dipengaruhi oleh arsitektur Islam. Selain itu di dindingnya banyak diukir aksara Ibrani dan salah satunya menyitir ayat dari Perjanjian lama yang disebut Cantar de Los Cantares. 

sinagoga: turismodecordoba.org
sinagoga: turismodecordoba.org

Kami masuk ke dalam sinagoga yang kebetulan sedang sepi, melihat ruangan utama yang lumayan dalam kondisi yang baik walau berusia hampir 600 tahun.  Dan ternyata memiliki ruangan khusus untuk jemaah perempuan yang terletak di lantai dua. Mirip dengan Sebagian masjid-masjid yang juga memiliki ruangan khusus untuk perempuan di lantai dua.  Namun sejarah etnis di Yahudi di Spanyol juga memiliki pasang surut. Setelah ratusan tahun hidup berdampingan secara damai baik di zaman Romawi, Islam maupun Kristen, namun sejak 1492, mereka terpaksa diusir dari bumi Spanyol ketika Cordoba menjadi pusat Inkuisisi.  

Konon setelah itu sinagoga ini pernah dijadikan rumah sakit, biara, dan juga sekolah sampai kemudian dijadikan monumen bersejarah yang dilindungi sejak abad ke XIX. 

Dari Sinagoga, kami terus menyusuri Calle Judio dan kemudian melihat sebuah monumen atau patung di sebuah Plaza yang bernama Plaza de Maimonides.  Ini adalah patung Maimonides yang merupakan salah seorang tokoh filsuf, teolog, dan doktor etnis Yahudi yang hidup pada abad ke XII di Cordoba. Nama lengkapnya adalah Moses ben Maimon. Namun pergolakan sejarah memaksanya kemudian pindah ke Mesir dan wafat di Kairo pada akhir abad ke XII. Patung perunggu ini dalam posisi duduk sambil memegang sebuah buku.  Uniknya banyak pengunjung yang mencoba untuk menyentuh sepatu patung ini. Mungkin bisa membawa keberuntungan?

 Dari Plaza de Maimonides,  jalan-jalan di La Juderia dilanjutkan dengan mampir sejenak ke Capilla Mudejar de San Bartolome, sebuah kapel atau gereja kecil dengan arsitektur yang gaya mudejar yang memang sangat menonjol di Andalusia hingga ke Maroko.  Istilah Mudejar sendiri  berasal dari bahasa Arab Mudayyan yang berarti orang yang diijinkan untuk tetap tinggal yang merujuk kepada Muslim di Cordoba yang diperbolehkan tetap tinggal dan melangsungkan tradisi dan kepercayaannya setelah kedatangan penguasa Kristen.

Kapel ini sendiri sangat kaya akan hiasan berupa keramik warna- warni yang indah dan ukiran serta hiasan geometris yang rumit namun memesona. Tidak begitu jelas apakah bangunan ini juga pernah berfungsi sebagai masjid sementara di dinding juga ada ukiran dalam aksara Arab.

Kembali merujuk ke peta lipat, kami memutuskan berkunjung ke Estatua de Averroes yang jaraknya sekitar 200-300 meter dari Kapel ini.  Di sini kembali sebuah patung perunggu menyambut membisu. Ternyata Averroes ini adalah nama latin dari Ibnu Rusyid, seorang pemikir, ilmuwan dan juga dokter yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang lahir dan hidup di Cordoba pada abad ke XII.

Callja de los flores: cordoba24.com
Callja de los flores: cordoba24.com

Namun perjalanan di Kampung Yahudi juga belum lengkap bila tidak mampir ke Calleja de Las Flores, yang merupakan sebuah jalan kecil (Calleja) yang paling terkenal di La Juderia.  Di sini kita dapat melihat deretan bangunan berwarna putih yang di dindingnya dipenuhi pot bunga berwarna biru.  Di kejauhan Nampak Sebagian Menara Majid Katedral yang kkas Cordoba. Deretan bunga inilah yang mungkin menyebabkan jalan atau gang ini dinamakan Calleja de Las Flores atau Jalan Bunga. Di sini juga banyak toko restoran dan toko kecil yang menjual suvenir.  Saya sempat membeli sebuah boneka kecil khas Cordoba sebagai kenang-kenangan pernah berkunjung Ke sini.

Namun yang tetap ada dalam pikiran adalah mengapa kami tidak menjumpai seorang pun etnis Yahudi yang tinggal di kampung ini? Untuk menjawabnya terpaksa saya membuka kembali lembaran sejarah Cordoba dan Andalusia.   Cordoba yang yang merupakan sebuah kota tua sejak jaman Romawi dan pada abad ke 8 jatuh ke tangan berbagai kalifah Islam.  Pada zaman ini tiga kebudayaan dan agama Ibrahim dapat hidup berdampingan dengan damai.

Bahkan hingga kaum Kristen yang dipimpin oleh Ferdinand III, raja dari Castilla berhasil merebut Cordoba dan Kalifa Al mohad, tiga budaya ini masih dapat hidup berdampingan. Bahkan kaum Muslim mendapatkan status mereka sebagai Mudayyan atau Mudejar. Sementara kaum Yahudi yang Sebagian besar tinggal di La Juderia ini juga masih bebas untuk hidup dan mempraktikkan agama mereka.

Namun keadaan mulai  berubah secara perlahan sejak akhir abad ke 14 dan awal abad ke 15. Perubahan politik di tahta Castilla menyebabkan perubahan kebijakan terhadap kaum Yahudi dan Muslim. Dan kemudian puncaknya adalah ketika kebijakan Inkuisisi mulai diterapkan ketika Isabella dari Castilla dan Ferdinand dari Aragon berhasil mengalahkan kalifah terakhir di Granada pada 1492.

Tidak mengherankan jika kini, di La Juderia di Cordoba, hamper tidak ada lagi orang Yahudi yang bermukim.

Cordoba, Februari 1997

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun