Kapel ini sendiri sangat kaya akan hiasan berupa keramik warna- warni yang indah dan ukiran serta hiasan geometris yang rumit namun memesona. Tidak begitu jelas apakah bangunan ini juga pernah berfungsi sebagai masjid sementara di dinding juga ada ukiran dalam aksara Arab.
Kembali merujuk ke peta lipat, kami memutuskan berkunjung ke Estatua de Averroes yang jaraknya sekitar 200-300 meter dari Kapel ini. Â Di sini kembali sebuah patung perunggu menyambut membisu. Ternyata Averroes ini adalah nama latin dari Ibnu Rusyid, seorang pemikir, ilmuwan dan juga dokter yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang lahir dan hidup di Cordoba pada abad ke XII.
Namun perjalanan di Kampung Yahudi juga belum lengkap bila tidak mampir ke Calleja de Las Flores, yang merupakan sebuah jalan kecil (Calleja) yang paling terkenal di La Juderia. Â Di sini kita dapat melihat deretan bangunan berwarna putih yang di dindingnya dipenuhi pot bunga berwarna biru. Â Di kejauhan Nampak Sebagian Menara Majid Katedral yang kkas Cordoba. Deretan bunga inilah yang mungkin menyebabkan jalan atau gang ini dinamakan Calleja de Las Flores atau Jalan Bunga. Di sini juga banyak toko restoran dan toko kecil yang menjual suvenir. Â Saya sempat membeli sebuah boneka kecil khas Cordoba sebagai kenang-kenangan pernah berkunjung Ke sini.
Namun yang tetap ada dalam pikiran adalah mengapa kami tidak menjumpai seorang pun etnis Yahudi yang tinggal di kampung ini? Untuk menjawabnya terpaksa saya membuka kembali lembaran sejarah Cordoba dan Andalusia. Â Cordoba yang yang merupakan sebuah kota tua sejak jaman Romawi dan pada abad ke 8 jatuh ke tangan berbagai kalifah Islam. Â Pada zaman ini tiga kebudayaan dan agama Ibrahim dapat hidup berdampingan dengan damai.
Bahkan hingga kaum Kristen yang dipimpin oleh Ferdinand III, raja dari Castilla berhasil merebut Cordoba dan Kalifa Al mohad, tiga budaya ini masih dapat hidup berdampingan. Bahkan kaum Muslim mendapatkan status mereka sebagai Mudayyan atau Mudejar. Sementara kaum Yahudi yang Sebagian besar tinggal di La Juderia ini juga masih bebas untuk hidup dan mempraktikkan agama mereka.
Namun keadaan mulai  berubah secara perlahan sejak akhir abad ke 14 dan awal abad ke 15. Perubahan politik di tahta Castilla menyebabkan perubahan kebijakan terhadap kaum Yahudi dan Muslim. Dan kemudian puncaknya adalah ketika kebijakan Inkuisisi mulai diterapkan ketika Isabella dari Castilla dan Ferdinand dari Aragon berhasil mengalahkan kalifah terakhir di Granada pada 1492.
Tidak mengherankan jika kini, di La Juderia di Cordoba, hamper tidak ada lagi orang Yahudi yang bermukim.
Cordoba, Februari 1997
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H