Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Plaza Mayor hingga El Corte Ingles, Madrid pada 1997

11 April 2022   11:08 Diperbarui: 11 April 2022   11:18 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plaza Mayor 1997/Dokpri 

Setelah beberapa hari berkelana di Paris dan sekitarnya, tibalah waktunya untuk melanjutkan jelajah Eropa ke negeri selanjutnya, yaitu Spanyol atau Espaa.  Saya sangat senang sekali karena kesempatan ini bisa digunakan untuk mempraktikkan hasil swabelajar Bahasa Spanyol yang telah dimulai sejak sekolah dulu. 

Pesawat Air France kembali membawa kami dari Bandara Charles de Gaulle menuju ke Aeropuerto de Barajas di Madrid.  Penerbangan ini kira-kira selama 2 jam saja dan merupakan penerbangan dalam negara Schengen sehingga tidak ada pemeriksaan imigrasi.  Tentu saja sesampainya di Barajas, kami harus menukar sedikit uang Dollar dan sisa uang Franc Perancis dengan mata uang lokal yaitu Peseta. Pada tahun 1997, mata uang Euro sendiri belum eksis. Kurs 1 USD pada waktu itu sekitar 99 Peseta.

Siang hari kami tiba di Madrid dan langsung menuju hotel di kawasan Retiro di pusat kota. Seperti biasa, kami baru booking hotel setibanya di Bandara Barajas dan selalu memilih hotel yang dekat dengan stasiun Metro. 

Setelah sejenak istirahat, tiba waktu untuk melihat-lihat kota Madrid, dan tugas pertama tentunya meminta peta kota di resepsionis.  Tujuan pertama kami adalah Plaza Mayor yang konon dianggap sebagai alun-alun pertama kota tua Madrid.  Nah sesuai peta, kita dapat naik metro dengan tujuan stasiun Sol (Yang bermakna matahari) lalu jalan kaki sekitar 400 meter menuju Plaza Mayor. 

Tiket metro di Madrid kala itu masih menggunakan semacam kupon yang dapat dibeli dengan 10 tiket sekaligus sehingga harganya lebih ekonomis dibandingkan membeli setiap kali mau naik. 

Sesampainya di stasiun metro Sol, kami segera naik dan muncul di permukaan tanah.  Dan menemukan sebuah Plaza yang juga sangat menarik dan bahkan menjadi pusat kota Madrid. Jadi sebelum menuju ke Plaza Mayor, kami sempatkan mengembara di Plaza yang Bernama Puerta del Sol yang secara harfiah berarti Pintu Matahari.  

Saya perhatikan ke Gedung-gedung di sekeliling Puerta del Sol yang kebanyakan bangunan tua dengan arsitektur yang mirip.  Sebagian besar hanya berlantai dua , tiga atau paling tinggi berlantai lima

Kebetulan ada rombongan turis dan pemandu wisata yang sedang berkeliling di lapangan ini.  Saya sempat sejenak ikut mendengarkan informasi bahwa di tempat ini terdapat Zero Kilometer kota Madrid dan juga negeri Spanyol serta di sinilah pada setiap malam tanggal 31 Desember dirayakan Pesta Tahun Baru.  

Pesta malam tahun baru ini juga mempunyai sebuah tradisi yang disebut La Campanadas berupa lonceng yang berbunyi 12 kali menyatakan pergantian tahun. Lonceng ini berada di Menara Real Casa de Correos, yang merupakan salah satu bangunan ikonik  eks kantor pos besar di Puerta del Sol.

Patung Charles III di Puerta del Sol/Dokpri
Patung Charles III di Puerta del Sol/Dokpri

Setelah itu, kami mulai melangkah mengelilingi lapangan dan kemudian melihat sebuah patung berkuda. Di bawahnya ada sebuah keterangan bahwa ini adalah Charle3 dari Dinasti Bourbon yang pernah menjadi Raja Spanyol pada 1759-1788.   Siang itu suasana di Puerta Sol lumayan ramai walau cuaca cukup dingin, namun tetap lebih hangat dibandingkan di Paris.  

Kami kemudian berjalan menyusuri lapangan menuju arah timur. Matahari terasa sedikit rendah walau masih siang,  Di sudut Puerta  del Sol ini, kami tiba di sebuah monumen lain berupa patung seekor beruang dan sebuah pohon stroberi yang terbuat dari perunggu.   Patung ini memiliki nama resmi El Oso y Madroo yang berarti Beruang dan ternyata merupakan lambang resmi kota Madrid yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke XIII.

Wah lumayan juga sudah mengitari Puerta del Sol, tetapi di manakah tugu Kilometer Nol? 

"Desulpe seor, donde esta el cero kilometro?"  tanya saya kepada seorang lelaki berusia 50 tahunan yang kebetulan lewat.  

"La Placa del Kilometro Cero," jawab pria itu sekali mengoreksi nama yang saya sebutkan sambil menunjuk ke sebuah Gedung dengan Menara lonceng di atasnya. 

Ternyata inilah Gedung Real Casa de Correo tempat lonceng dan pesta kembang api untuk merayakan Malam Tahun Baru.  Walau tadi sempat melewatinya beberapa kali, pada awalnya saya kurang memperhatikan posisi plakat Nol Kilometer yang tepat ada di depan Gedung ini.

"Origen de las Carreteras Radiales, KM 0,"demikian tertulis  pada plakat itu. Dan dibawah nya juga ada gambar peta negeri Spanyol yang kondisinya sudah agak buram.   Rupanya semua jalan raya di Spanyol diukur jaraknya dari titik di Puerta del Sol ini.

Baru kemudian kami ingat tujuan semula yaitu Plaza Mayor. Dari sini kami menyusuri Calle Mayor ke arah barat.  Jalan di pusat kota Madrid ini tidak terlalu lebar, namun kedua sisi kaki limanya sangat nyaman untuk berjalan kaki dan Gedung di kedua sisi jalan seakan-akan seragam berlantai lima. Sebagian dilengkapi dengan balkon yang cantik.   

Tidak sampai lima menit berjalan kami belok kiri di Calle de Felipe III dan kemudian memasuki alun-alun kota Madrid yang Bernama Plaza Mayor dari salah satu pintu yang terletak di sebelah utara.

Kami kembali tertegun dengan pemandangan yang ada di hadapan. Kalau Puerta del Sol bentuknya tidak tepat segi empat, maka Plaza mayor hampir sempurna sebagai sebuah lapangan yang dikeliling oleh bangunan kuno yang hampir seragam.  Gedung-gedung ini umumnya berwarna merah marun dan memiliki ketinggian seragam yaitu berlantai empat. Tentu saja fungsinya bermacam-macam dari toko, caf dan lain sebagainya.

Patung Phillip III di Plaza Mayor/Dokpri
Patung Phillip III di Plaza Mayor/Dokpri

Di tengah Plaza mayor, kembali ada sebuah monumen berbentuk patung berkuda. Kami mendekati patung itu dan ternyata ini adalah patung Raja Philip III yang sedang menunggang kuda dan menghunuskan pedang.  Konon Raja Philip II memerintah Spanyol pada akhir abad ke XVI hingga awal abad ke XVII. 

Tidak jauh dari patung Raja Phillip III ini terdapat sebuah Gedung yang penampilannya sedikit berbeda dengan Gedung yang di sekitarnya. Warna Gedung itu memiliki rona tidak terlalu merah marun, melainkan lebih ke oranye dan bagian atas terdapat dua Menara berbentuk kerucut.   Nama Gedung ini juga unik yaitu asa de la Panaderia alias Rumah Roti.   Mungkin pada awal dibangun merupakan pabrik roti dan sekarang berfungsi sebagai kantor bidang pariwisata kota Madrid.

Setelah puas berjalan-jalan di Puerta del Sol dan Plaza Mayor, senja sudah menjelang. Maklum di bulan Februari, matahari lebih cepat tenggelam.  Kami segera kembali ke stasiun Metro Sol dan pulang ke hotel.

Ternyata di dekat hotel, ada sebuah departemen store yang cukup terkenal baik di Spanyol maupun Eropa, yaitu El Corte Ingles. Di sini saya sempat membeli sebuah koper besar berwarna hijau. Tujuannya adalah untuk menggabungkan beberapa tas kecil yang kami bawa agar lebih praktis selama dalam perjalanan. Hal ini juga terjadi karena salah satu tas kami sempat rusak ketika dalam perjalanan Jakarta Paris.

Sebuah hari yang lumayan Panjang di Madrid. Sampai jumpa lagi esok dengan kisah perjalanan ke tempat lain. 

Madrid Februari 1997.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun