Bagi kita yang pertama kali berkunjung ke Perancis, atau lebih tepatnya Paris, maka Menara Eiffel atau La Tour Eiffel merupakan tempat yang wajib untuk dikunjungi. Serasa belum sah berkunjung ke Paris tanpa mampir ke sini. Bahkan dalam setiap kunjungan ke Paris saya juga selalu mampir ke menara ini baik dari dekat walau hanya menyapa dari kejauhan, bahkan baik di siang maupun malam hari.
Salah satu kebiasaan saya  ketika berkunjung ke suatu kota adalah meminta peta kota yang biasanya memuat informasi mengenai tempat-tempat yang bisa dikunjungi berikut sekilas informasi mengenai transportasi umum menuju tempat-tempat tersebut. Dari Hotel Ascot Opera, saya mendapat sebuah peta dengan iklan Air France dan Galeries Lafayette, sebuah pusat perbelanjaan terkenal di Paris.Â
Sebuah peta lipat kota Paris sudah ada di tangan. Banyak jalan menuju La Tour Eiffel, salah satunya adalah dengan naik metro.  Sebelum berangkat, kita catat dulu rutenya, yaitu dari stasiun Quatre Septembre naik Metro Line 3 tujuan Pont de Levallois -- Becon lalu turun dua stasiun di Havre-Caumartin dan kemudian pindah Line 9 tujuan Pont de Svres serta turun di Trocadero.  Di sini pindah Line 3 tujuan Nation dan turun di Bier Hakim.Â
Dari Hotel kami berjalan kaki menuju stasiun Quatre Septembre dan kemudian tiba di Stasiun Bier Hakim sekitar 40 menit kemudian. Â Perjalanan metro Line 3 dan 9 kebanyakan di bawah tanah, namun metro line 6 melalui track melayang yang sebagian menyeberangi Sungai Seine.Â
Stasiun Bier Hakim sendiri terletak tidak jauh dari  sungai paling terkenal di Paris ini. Dari stasiun ini, kita tinggal mengikuti petunjuk arah bertuliskan La Tour yang artinya menara.
Udara pertengahan bulan Februari masih lumayan dingin. Kami berjalan sekitar 6oo meter menuju ke Menara Eiffel yang dari jauh sudah terlihat tinggi menjulang. Menara yang selesai dibangun pada 1889 ini memang terlihat dari seantero kota Paris dan terasa sangat dekat ketika kami berjalan menyusuri tepian sungai Seine. Â Pohon-pohon yang masih belum memiliki daun serta embusan anhin dingin dari utara menemani perjalanan ini.
Untungnya, walau cuaca dingin, kedua anak terus berjalan dengan riang. Â Tiba di kaki Menara, kami terpesona dengan tinggi dan megahnya menara ini serta luasnya lapangan yang menjadi latar belakang menara yaitu Champ de Mars. Â
Di kejauhan ada sebuah Gedung yang tidak kalah indah yaitu Ecole Militaire atau Sekolah Militer. Â Boleh dibilang kalau Monas adalah Menara Eiffel, maka Champ de Mars ini adalah Lapangan Merdeka nya kota Paris.
Persis di dekat kaki Menara Eiffel tidak jauh dari Sungai Seine dan Jembatan atau Pont D'lena yang menuju ke Trocadero, terdapat sebuah komedi putar yang langsung menarik minat anak-anak untuk bermain.  Namanya Carrousel de la Tour Eiffel yang konon merupakan salah satu komedi putar paling favorit di Paris.  Sambil bermain dan duduk di atas kuda-kuda an yang berputar, kita bisa berfoto dengan latar belakang Menara Eiffel.
Puas bermain, kami kemudian berjalan-jalan menuju ke Champ de Mars dan mengagumi keindahan pepohonan, tugu,monumen, serta suasana yang lumayan ramai di pagi menjelang siang itu.Â
Merasa puas bermain di Lapangan Champ de Mars di kaki Menara Eiffel, kami memutuskan untuk melihat Menara Eiffel dari sudut yang lain, yaitu dari Trocadero. Â Kami menyeberangi Pont D'lena yang ada di atas Sungai Seine. Di sini dapat disaksikan banyaknya perahu pesiar yang membawa wisatawan menyusuri sungai Seine dan melihat keindahan kota Paris.
Kami kemudian dengan santai menaiki tangga-tangga di Jardin de Trocadero sambal menikmati deretan air mancurnya yang indah. Sesekali kami menengok ke  Menara Eiffel di kejauhan dan juga Gedung kembar di depan yang merupakan Museum di dekat Place du Trocadero. Â
Perjalanan kian mendaki dan akhirnya kami sampai di Place du Trocadero yang ternyata merupakan sebuah esplanade terbuka tempat favorit untuk memandang dan berfoto dengan latar belakang Menara Eiffel di kejauhan. Â Tempat ini juga selalu ramai dengan wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Lebih asyik lagi di Trocadero ini juga ada stasiun metro hingga kita tidak usah berjalan jauh kembali ke Bier Hakim bila ingin melanjutkan jalan-jalan di Paris. Stasiun metro Trocadero ini juga kebetulan berada di Line 6 dan ternyata rangkaian kereta di sini menggunakan roda yang dilapis ban karet seperti roda mobil. Â Selain mengurangi suara yang berisik, naik metro dengan roda ban karet juga ternyata lebih nyaman.
Paris, Februari 1997
Foto: Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H