Pemerintah terus secara gencar mempromosikan Lima Destinasi Super Prioritas wisata Indonesia. Setelah sebelumnya Borobudur dan Danau Toba, kini giliran pulau Lombok yang menjadi tuan rumah konferensi Internasional dengan tema "Mandalika: Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism".
Konferensi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menggaungkan wisata olahraga dan juga ekonomi kreatif kawasan DSP Mandalika dan Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu destinasi super prioritas Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan Mandalika yang dikenal dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus).
Konferensi yang dibidani oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KEMENPAREKRAF RI) diselenggarakan di Raja Hotel Kuta, Mandalika, Lombok, NTB pada 1 Desember 2021.
Konferensi internasional ini diadakan secara hibrida sehingga dapat disaksikan baik secara langsung oleh peserta yang hadir di Lombok maupun peserta yang hadir melalui platform daring mice.id.
Setelah dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan dengan doa Suku Sasak dan berbagai Tarian Tradisional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno membuka kegiatan ini secara resmi, dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Gubernur Nusa Tenggara Barat yang diwakili oleh Lalu Gita Ariadi, selaku Sekretaris Daerah Provinsi NTB.
Ada beberapa poin yang pantas dicatat dalam sambutan Lalu Gita Aryadi, antara lain sekilas mengenai fase-fase evolusi pariwisata yang telah dialami NTB.
"Fase pertama adalah fase tradisional yaitu NTB sebagai destinasi liburan dan honeymoon, fase kedua adalah fase pertumbuhan yaitu NTB sebagai Mice Destination, dan ketiga adalah fase perkembangan yaitu NTB sebagai Sport Tourism Destination," demikian penjelasan Lalu Gita Aryadi
Secara sekilas, Lalu juga menjelaskan bahwa Wisata Halal yang kembali marak digaungkan baru-baru ini sebenarnya sudah dikembangkan di NTB sejak 2010 silam.
Dia juga menegaskan, maksud dari wisata halal bukanlah untuk menggantikan jenis wisata konvensional melainkan menambah segmentasi pasar, terutama ke wisatawan Muslim asal Timur Tengah yang cukup potensial.