Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sepasang Topeng Pemegang Rekor MURI di Omah Garengpoeng

10 November 2021   15:52 Diperbarui: 10 November 2021   16:13 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah lama tertidur akibat pandemi, wisata Borobudur mulai menggeliat kembali.  Akhirnya saya pun menyempatkan diri untuk menyambangi kawasan wisata yang dijadikan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas oleh pemerintah.


Selain Candi Borobudur, masih banyak lagi tujuan wisata yang ada di sini: sebut saja antara lain Svarga Bumi, Bukit Rhema, dan juga berbagai jenis wisata kuliner yang sayang untuk dilewatkan.

Kalau biasanya saya menginap di kota Yogyakarta bila mampir ke kawasan Borobudur, kali ini saya menghabiskan beberapa malam di Borobudur dengan tujuan untuk lebih fokus menikmati keunikan beberapa tujuan wisata menarik yang ditawarkan.

Hari sudah agak malam ketika kendaraan saya memasuki kawasan Borobudur dan tiba di "Omah Garengpoeng", sebuah tempat menginap dengan konsep homestay yang memberikan sentuhan tersendiri bagi para tamu.

Pendopo : dokpri
Pendopo : dokpri

Omah Garengpoeng menawarkan tempat menginap yang sangat ramah protokol kesehatan di masa pandemi ini karena tata letak yang  berupa pondok beratap joglo dengan arsitektur tradisional Jawa yang kental.  Secara tidak langsung para tamu sudah menjaga jarak karena letak pondok yang berjarak beberapa meter dari pondok di sebelahnya.

"Semuanya ada 7 pondok," demikian kata Pak Erwin, pemilik Omah Garengpoeng yang bersama sang istri, Bu Lily, mengelola tempat ini.

Di pendopo yang lumayan luas kami bercakap -cakap sambil menikmati makan malam dengan suguhan Mie Jawa hasil racikan nyonya rumah.

Bukan hanya sekedar memberikan tempat menginap dan beristirahat, Omah Garengpoeng juga menyuguhkan atmosfer khas serta pengalaman mengesankan buat saya.  Di Omah Garengpoeng, saya bagaikan berkunjung ke sebuah museum atau galeri seni. Baik di pendopo maupun di seantero penginapan banyak dipamerkan benda seni baik lukisan dan patung, maupun relief dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Salah satu pondok : dokpri 
Salah satu pondok : dokpri 
Di samping replika relief candi Borobudur, Omah Garengpoeng juga menyimpan banyak lukisan besar dan kecil: dari kapal Borobudur 'Samudraraksa'  hingga  Bung Karno berboncengan naik sepeda dengan Bu Fatmawati.  
Aneka arca  Buddha dan Ganesha, serta berbagai jenis patung besar kecil dari batu andesit juga menghiasi berbagai sudut Omah Garengpoeng.

Beranda tengah : dokpri
Beranda tengah : dokpri

Selain lukisan dan patung, berbagai perabotan seperti meja dan kursi di pendopo juga merefleksikan  berbagai bentuk karya seni yang sangat menarik untuk dinikmati.

Yang menarik perhatian saya adalah sepasang topeng raksasa yang dipajang di muka pendopo.  Sepasang topeng ini seakan-akan mengucapkan selamat datang kepada siapa saja yang mampir.

Pentul: dokpri
Pentul: dokpri

"Itu adalah topeng Pentul dan Tembem," ujar pak Erwin menjelaskan ketika saya sempat bertanya tentang topeng raksasa itu.

Ternyata Pentul dan  Tembem merupakan kesenian tradisional asli Jawa Timur yang sekarang ini sudah jarang dikenal masyarakat, terutama generasi muda.

Rekor MURI: Dokpri
Rekor MURI: Dokpri
"Topeng Pentul dan Tembem yang ada di Omah Garengpoeng ini merupakan salah satu pemegang rekor MURI yang ada di kawasan ini," lanjut pak Erwin lagi menjelaskan bahwa ada 6 rekor MURI ada di kawasan sekitar Dusun Wanurejo tempat Omah Garengpoeng berada.

Pak Erwin bercerita bahwa sewaktu membangun Guest House ini pda sekitar 2010 lalu, dia ditawarkan untuk sekalian membeli sepasang topeng Pentul dan Tembem yang saat itu tersimpan di gudang Museum MURI di kawasan Candi Borobudur.

Saya kemudian melihat sebuah piagam yang ditandatangani oleh Jaya Suprana bertajuk Museum Rekor Dunia Indonesia yang menjelaskan bahwa sepasang topeng tersebut memiliki ukuran 1,6 x 1,1 meter dan merupakan topeng terbesar yang dicatat oleh MURI.

Sepanjang beberapa hari menginap di Omah Garengpoeng, sang tuan rumah selalu menemani baik waktu makan malam dan juga sarapan.  Bersamaan dengan itu banyak juga informasi yang didapat mengenai tempat wisata yang menarik di kawasan Borobudur.

Dan yang juga berkesan adalah kata Garengpoeng sendiri yang ternyata merupakan nama sejenis serangga tonggeret yang bentuknya mirip lalat besar yang sering mengeluarkan suara nyaring dari balik pepohonan di akhir musim penghujan.

Ketika saya penasaran dengan bentuk garengpoeng, Pak Erwin kemudian menunjukan sebuah ukiran kayu yang menggambarkan seekor garengpoeng yang dipajang di atas pintu masuk menuju gedung utama Omah Garengpoeng.

Demikianlah pengalaman berkesan selama beberapa malam di Omah Garengpoeng yang memberikan tempat menginap bernuansa tradisional yang penuh kehangatan dimana kita bisa berkenalan dengan sepasang topeng pemegang rekor MURI.

Dusun Wanurejo, Borobudur, November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun