Setelah lama tertidur akibat pandemi, wisata Borobudur mulai menggeliat kembali. Â Akhirnya saya pun menyempatkan diri untuk menyambangi kawasan wisata yang dijadikan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas oleh pemerintah.
Selain Candi Borobudur, masih banyak lagi tujuan wisata yang ada di sini: sebut saja antara lain Svarga Bumi, Bukit Rhema, dan juga berbagai jenis wisata kuliner yang sayang untuk dilewatkan.
Kalau biasanya saya menginap di kota Yogyakarta bila mampir ke kawasan Borobudur, kali ini saya menghabiskan beberapa malam di Borobudur dengan tujuan untuk lebih fokus menikmati keunikan beberapa tujuan wisata menarik yang ditawarkan.
Hari sudah agak malam ketika kendaraan saya memasuki kawasan Borobudur dan tiba di "Omah Garengpoeng", sebuah tempat menginap dengan konsep homestay yang memberikan sentuhan tersendiri bagi para tamu.
Omah Garengpoeng menawarkan tempat menginap yang sangat ramah protokol kesehatan di masa pandemi ini karena tata letak yang  berupa pondok beratap joglo dengan arsitektur tradisional Jawa yang kental.  Secara tidak langsung para tamu sudah menjaga jarak karena letak pondok yang berjarak beberapa meter dari pondok di sebelahnya.
"Semuanya ada 7 pondok," demikian kata Pak Erwin, pemilik Omah Garengpoeng yang bersama sang istri, Bu Lily, mengelola tempat ini.
Di pendopo yang lumayan luas kami bercakap -cakap sambil menikmati makan malam dengan suguhan Mie Jawa hasil racikan nyonya rumah.
Bukan hanya sekedar memberikan tempat menginap dan beristirahat, Omah Garengpoeng juga menyuguhkan atmosfer khas serta pengalaman mengesankan buat saya. Â Di Omah Garengpoeng, saya bagaikan berkunjung ke sebuah museum atau galeri seni. Baik di pendopo maupun di seantero penginapan banyak dipamerkan benda seni baik lukisan dan patung, maupun relief dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Aneka arca  Buddha dan Ganesha, serta berbagai jenis patung besar kecil dari batu andesit juga menghiasi berbagai sudut Omah Garengpoeng.