Presiden kelima republik Indonesia, Megawati  Soekarnoputri, pada 11 Juni 2021 kemarin menerima gelar profesor kehormatan dan guru besar tidak tetap dari Universitas  Pertahanan.
Sontak, Â kontroversi dan silang pendapat pun merebak bak cendawan di musim hujan. Â Ada yang mendukung, namun tidak sedikit pula yang terkaget-kaget dengan pemberian gelar kehormatan ini.
Di Indonesia kata profesor memiliki makna yang sangat terhormat di dunia pendidikan. Kata ini identik dengan guru besar yang sesungguhnya merupakan jabatan fungsional tertinggi  bagi dosen atau tenaga pendidik di perguruan tinggi.
Sesuai dengan Undang Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jabatan Fungsional Dosen atau Jabatan Akademik Dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri.
Di perguruan tinggi di Indonesia ada empat jenjang jabatan dosen  yaitu : Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, serta Profesor. Â
Akan tetapi sering jabatan profesor ini dimaknai juga sebagai gelar sehingga sebutan profesor selalu melekat pada nama seseorang  walaupun beliau sudah pensiun atau tidak mengajar lagi. Tentu saja ini hanya kebiasaan yang sebenarnya tidak sesuai dengan jabatan itu sendiri.
Namun ada fakta lain yang mungkin tidak atau jarang diketahui di Indonesia.
Di negeri-negeri berbahasa Spanyol baik di negara induknya di semenanjung Iberia maupun negeri negeri nun jauh di Amerika Latin seperti Meksiko, dan Argentina, kata profesor memiliki makna yang lebih luas dibandingkan di Indonesia. Kata ini secara umum berarti guru.
Kata guru dalam bahasa Spanyol bisa disebut dalam beberapa istilah seperti maestro atau maestra dan juga profesor atau profesora. Akhiran o dan a sendiri menunjukan gender untuk maskulin dan feminin seperti kata putra dan putri dalam bahasa Indonesia.
Kata profesor atau profesora ini lazim digunakan sejak di sekolah menengah bahkan sampai di perguruan tinggi dan tidak menunjukkan jenjang kepangkatan atau jabatan melainkan profesi pengajar atau pendidik..
Kesimpulannya kalau di Indonesia jumlah profesor sangat sedikit dibandingkan banyaknya tenaga pengajar, maka  di negeri negeri berbahasa Spanyol tadi jumlah profesor atau profesora tentu jauh lebih banyak.