Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketahanan Nasional dan Geostrategi Selayang Pandang

12 Mei 2021   15:51 Diperbarui: 12 Mei 2021   16:10 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.transindonesia.co

Selain konsep Wawasan Nusantara yang merupakan perwujudan Geopolitik Indonesia ada lagi sebuah konsep yang disebut dengan Ketahanan Nasional yang merupakan perwujudan Geostrategi Indonesia.

Apa itu Geostrategi?  Secara teori Geostrategi adalah sebuah siasat atau cara untuk menjalankan konsep geopolitik di atas. Singkatnya agar Geopolitik Indonesia yang berwujud Wawasan Nusantara dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan, maka harus ada Geostrategi dalam bentuk ketahanan nasional.

Dengan kata lain, Geostrategi bisa berbentuk metode atau cara atau aturan-aturan yang dirancang sedemikian rupa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan suatu bangsa.  Geostrategi ini merupakan suatu proses membuat suatu siasat dengan  keputusan yang terukur untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat.

Bagi bangsa Indonesia sendiri, Geostrategi dapat juga dimaknai sebagai cara atau strategi untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang dapat dicapai melalui pembangunan nasional. Geostrategi ini lebih dalam suatu asas atau panduan yang berbentuk doktrin yang dinamakan "Ketahanan Nasional".

Untuk itu marilah kita simak lebih jauh mengenai Ketahanan Nasional.  Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia, yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta untuk mencapai perjuangan nasionalnya.

Sesuai dengan uraian di atas, ketahanan nasional tidak lain dan tidak bukan merupakan suatu kondisi kehidupan nasional yang menjadi cita-cita bangsa untuk diwujudkan.  Karena itu, Kondisi ideal sesuai dengan Tannas tadi tersebut harus terus diusahakan sejak dini, dibina mulai dari perspektif pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional.

Proses berkelanjutan ini lah yang disebut sebagai Ketahanan Nasional dan merupakan sebuah konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia.

Berdasarkan catatan sejarah, Konsep Geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10 Juni 1948 di Kota raja.(Banda Aceh sekarang) Akan tetapi karena suasana politik pada saat itu sedang dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari Belanda, maka wacana ini sempat terlupakan.  Baru kemudian setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda, dan pada masa kejayaan orde lama muncul sebuah konsep yang disebut dengan  " Nation and character building "

Pada masa itu Nation and Character building bertujuan untuk menyiapkan  mental dalam rangka  melahirkan manusia Indonesia baru, yang mental politiknya berdaulat, mental ekonominya berdikari, dan mental kebudayaannya berkepribadian bangsa Indonesia.  Hal ini untuk mengubah mental dari bangsa yang sebelumnya terjajah menjadi bangsa yang merdeka.

Secara kelembagaan, tahap perkembangan Geostrategi Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran TNI dan juga Lemhanas. 

Geostrategi Indonesia mulai digagas oleh Sekolah Staf dan Komando

Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962.  Pada waktu itu sesuai dengan perkembangan dan dinamika politik di Indonesia, konsep Geostrategi Indonesia

Berfokus pada  pengkajian perkembangan lingkungan strategi di yang ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis.  Karena itu Geostrategi  dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indonesia.

Pada perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep Geostrategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga pengembangan kekuatan nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik bersifat internal maupun eksternal.

 

Pada 1968  muncul istilah Ketahanan Bangsa sebagai tameng yang diidentifikasikan dengan Panca Gatra yaitu ideologi, politik, sosial, ekonomi dan militer atau disingkat IPOLESKOM.    Konsep ini kemudian berkembang terus dan baru pada 1969 istilah Ketahanan Nasional muncul dan lebih menekankan kepada ketahanan dan keuletan.

 

Kemudian, sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstitusi Indonesia. Pada era itu konsepsi Geostrategi diperluas mencakup Ancaman, Tantangan, Gangguan dan Hambatan (ATGH). 

Demikianlah kita mengenal tiga konsep Ketahanan Nasional menurut versi tahun 1968, 1969 dan tahun 1972. Menurut versi 1968 dan 69, ketahanan nasional adalah ketahanan dan keuletan serta dalam versi 1972 lebih menonjolkan pada kondisi dinamis yang di dalamnya terdapat ketahanan dan keuletan,

Secara konten, versi 1968 mengandung Panca Gatra seperti diuraikan di atas, sementara sejak 1972 mulai berkembang menjadi Asta Gatra, yaitu Panca Gatra dilengkapi dengan Tri Gatra yaitu penduduk, wilayah, dan Sumber Daya Alam.

Mulai tahun 1974 Geostrategi Indonesia ditegaskan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi metode dan doktrin dalam pembangunan nasional.   Sejak saat itu, Konsep Ketahanan Nasional pun dimasukkan dalam GBHN.

Demikian selayang pandang mengenai perkembangan konsep Geostrategi Indonesia yang terwujud dalam bentuk Ketahanan Nasional seperti yang kita kenal sekarang ini.

Sumber :

1. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2016

2.  Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Implementasi Nilai-Nilai Karakteristik Bangsa, Oleh: Syahrial Syarbaini, Ghalia Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun