Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bersama Bung Karno dan Jokowi Napak Tilas Cerita Demokrasi

10 Maret 2021   21:27 Diperbarui: 10 Maret 2021   21:29 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Jokowi dan Bung Karno

Pada awalnya, banyak harapan tertumpu kepada Suharto karena membaiknya kesejahteraan rakyat dan banyak kemajuan ekonomi yang belum sempat dirasakan selama Orde Lama.

Namun sejarah seperti berulang. Dalam perjalanannya, Orde Baru dengan Demokrasi Pancasila pun menyimpang dari semangat demokrasi itu sendiri. Semua mungkin sudah mengalami bagaimana selama hampir tiga puluh dua tahun kita mengalami enam kali Pemilu yang pemenangnya bahkan sudah bisa diramalkan dan hanya ada calon tunggal pemimpin bangsa.  

Bahkan kemajuan ekonomi yang didapat juga berdiri di atas tiang-tiang yang rapuh sehingga runtuh bak istana kardus beriringan dengan krisis ekonomi dan tragedi kemanusiaan pada Mei 1998. Orde Baru yang diawali dengan tragedi 1965/66 juga harus berakhir dengan tragedi.

Dan Demokrasi Indonesia kemudian memasuki babak baru yang disebut dengan era reformasi. Semua mempunyai euforia akan suatu masa depan yang jauh lebih baik bagi segenap anak bangsa. Kita kemudian memulai berbagai eksperimen baik dengan sistem pemilu dan bahkan sistem demokrasi secara langsung baik pada tingkat pilkada maupun pilpres.

Perubahan pun terjadi dari era Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi.  Banyak sosok yang memberi harapan dengan pesona nya masing-masing.  Namun rintangan dan halangan nan berat masih terus menghadang.  Sistem politik dengan pemilihan langsung yang membutuhkan biaya besar membuktikan banyak kepala daerah yang harus terperosok kasus korupsi.

Demokrasi di Indonesia memang masih memiliki jalan nan panjang di depan untuk membuktikan kata-kata Bung Karno bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas . "DI SEBERANGNYA JEMBATAN ITULAH KITA SEMPURNAKAN KITA PUNYA MASYARAKAT" Demikian kutipan yang diambil dari Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 di Sidang Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai atau BPUPKI, pada hari lahirnya Pancasila.

10 Maret 2021

Sumber:

  • Demokrasi Indonesia dalam Lintasan Sejarah, Dhani Kurniawan, journal,uny.ac.id diunduh 10 Maret 2021
  • Membangun Dunia Baru, Pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB, kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id diunduh 10 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun