Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Misteri Petapa dan Suara Azan di Gua Gudawang

17 Desember 2019   08:46 Diperbarui: 18 Desember 2019   10:01 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rombongan Koteka kemudian masuk ke dalam perut gua dengan menuruni beberapa anak tangga. Gua ini walau sekilas tidak sama spektakulernya dengan Gua Simenteng namun memmiliki keindahan tersendiri. Bentuk bentuk stalaktit dan stalagmit di sini umumnya lebih indah dan sempurna karena sebagian sudah saling bertemu membentuk tiang nan cantik.

dokpri
dokpri
Sementara kami berjalan dan melihat-lihat sambil sesekali berfoto ria, Mas Rahab juga sibuk membuat video untuk ditayangkan di Youtube-nya.

Akhirnya rombongan Koteka keluar dari Gua Simasigit dan melanjutkan perjalanan ke Gua Sipahang.

dokpri
dokpri
Setelah melewati jalan setapak yang sudah diberi alas semen sambil menikmati pemandangan pepohonan nan hijau, Koteka akhirnya tiba di pintu atas Gua Sipahang.

dokpri
dokpri
Di sini juga terdapat papan keterangan mengenai Gua Sipahang yang ternyata mempunyai dua mulut gua.

Mulut gua sebelah kiri mempunyai aliran sungai bawah tanah yang tembus ke Gua Simenteng. Sementara di mulut gua sebelah kanan terdapat beberapa stalaktit dan stalagmit yang indah dan memiliki sungai bawah tanah sepanjang 600 meter .

Untuk menuju gua Sipahang kita harus menuruni puluhan anak tangga yang cukup curam. Namun apa bila kita ingin masuk ke dalamnya, kondisi gua ini adalah yang paling sulit dan menantang karena kita harus berdiri, jongkok, merayap, dan berdiri lagi. dengan panjang gua ini juga mencapai beberapa ratus meter.

dokpri
dokpri
Walau hanya di mulut gua, kita pun masih dapat menikmati keindahan gua yang penuh misteri ini. Masih belum jelas mengapa gua ini dinamakan Sipahang dan yang jelas untuk menyusuri sungai bawah tanah di dalam gua kita harus mempersiapkan fisik dan juga membawa peralatan khusus.

“Di musim hujan kita juga harus waspada karena gua ini sering banjir dalam waktu yang singkat bahkan sampai ke pintu atas,” demikian Mas Edo menambahkan ceritanya sambil membantu Mas Rahab bergaya di video.

dokpri
dokpri
Dengan menaiki tangga di antara pepohonan yang rindang, rombongan Koteka kembali ke pintu gerbang utama.

Setelah sejenak beristirahat dan berfoto bersama, Koteka kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Leuwiliang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun