"Kalau berkunjung  ke Yerevan, jangan lupa mampir Kaskade", ini pesan Iqbal, putra sobat saya Azwar yang kami sambangi di Doha .
Iqbal pula yang banyak memberikan tips tempat-tempat wisata termasuk memberikan kontak person untuk dihubungi dalam perjalanan ke luar kota nanti menjelajah negri Kaukasus Selatan yang menawan ini, Armenia.
Dengan taksi daring  Yandex dan hanya perlu perlu membayar 600 Dram, dalam waktu sekitar 15 menit saja kami sudah tiba di persimpangan Moskovvyan Street dan Tamanyan Street tepat di tepi Tamanyan Park.
Yerevan, walaupun bukan merupakan sebuah kota metropolitan yang terkenal seperti Moskwa atau Paris namun ternyata menyimpan warisan era Soviet yang hingga kini tidak pernah berhenti memukau semua orang yang datang mengunjunginya.
Di kejauhan kita bisa melihat undakan tangga dengan  pameran kecemerlangan tata kota ala Soviet di setiap tingkatnya.Â
Nun di puncak nya terdapat sebuah obelisk nan megah dengan latar belakang gunung Arafat yang dipandang suci di Armenia.
'Cafesjian Centre of Art Museum" demikian tertulis pada pintu masuk deretan eskalator yang akan membawa kami menikmati keindahan tingkat demi tingkat Kaskade yang menghubungkan pusat  kota alis Kentron dengan kawasan pemukiman di bukit kota Yerevan.
Menaiki eskalator pertama , kami kemudian belok kanan dan menikmati keindahan panorama kaskade di tingkat pertama.
Berada disini kita bak terlempar ke masa lampau . masa kejayaan Soviet dengan sentuhan Mesir kuno yang eksotis .
Suasana ini ternyata berulang hampir di setiap tingkat ketika nanti kita menapakinya satu per satu dengan eskalator yang unik.
Bukan cuma pernak pernik yang unik bahkan sebuah mobil berlapis perak  pun ada disini. Sejenak saya merasa di kota seni dunia seperti London atau New York dan bukan di Yerevan , ibukota eks Republik Soviet yang bahkan kurang dikenal .
Di salah satu tingkat ada beberapa patung berbentuk atlet senam dan bahkan pesawat udara.
Akhirnya pada tingkat ke tujuh . Tingkat paling atas kita bisa menyaksikan dua sisi kemolekan kota Yerevan . Memandang jauh kebawah tampak Freedom Square dan juga gedung Opera serta Republic square di kejauhan.
Sambil duduk santai bersama dengan puluhan pengunjung di senja yang sejuk ini saya terus berdecak kagum dengan keindahan ruang publik ini.
Tidak terasa senja kian larut dan karena eskalator turun akan dimatikan pada pukul 19 maka kami pun segera turun kembali menuju a ke Tamanyan Park.
Tentu saja sambil sesekali mengagumi benda-benda Senin yang dipamerkan.
Kami pun berjalan perlahan menuju. Gedung opera dan kemudian Free Square untuk kemudian mencari restoran India untuk mengganjal perut yang mulai keronconganÂ
Sebuah senja yang tak terlupakan di Yerevan.
Foto-foto : dokumentasi pribadi
Yerevan, ArmeniaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H