Pengembaraan di Vernissage, open air market di pusat kota Yerevan memang bukan hanya sekedar jalan-jalan atau belanja biasa. Sejak memasuki kawasan yang cukup luas di sekitar Aram Street dan Buzand Street ini, suasana khas negri Kaukasus memang langsung menyerbak.
Terkesan sedikit kaku dan dingin, namun para padagang di Vernissage ini cukup ramah kalau kita bisa sedikit menggugah mereka. Bahkan harga pas yang ditawarkan pun ternyata masih bisa digoyang dengan sedikit sentuhan kemanusiaan.
Sebagian bahkan mirip dengan kerajinan di tanah air, baik dari tanah Jawa atau bahkan Bali, tentu saja dengan sentuhan khas Kristen Ortodoks yang menjadi agama mayoritas kebanyakan rakyat Armenia.
Armenia memang sering disebut sebagai negara Kristen pertama di dunia yang sudah secara resmi memeluk agama tersebut sejak sekitar abad ke 3 atau ke-4 Masehi.
Yuk kita sekadar cuci mata dan melihat kerajinan tangan atau cenderamata apa saja yang ditawarkan di pasar yang paling populer di Yerevan ini.
Gambar yang paling sering muncul adalah Garuda Pancasila berkepala dua khas Armenia dan sesekali deretan aksara Armenia yang unik meliuk-liuk.
Selain itu dominasi delima juga sangat kental pada kerajinan tangan Armenia. Ada yang berbentuk delima utuh berwarna merah tua dan ada juga yang sudah terbelah dengan berbagai ornamen dan hiasan di dalamnya .
Kebanyakan kerajinan ini terbuat dari kayu yang juga sering diukir dengan cantik dan rumit sehingga mirip dengan ukiran Jepara atau Bali.
Bahkan ada juga gerai yang khusus menjual cendra mata berbahan kayu dengan ukiran yang lumayan rumit dan sebagian berbentuk papan catur dengan buahnya yang menarik.
Di depan sebuah gerai saya terpana membaca tulisan "Armenian Instruments Duduk 5000 Dram". Kata Duduk ini spontan membuat saya ingin duduk sejenak setelah cukup lama berjalan mengitari pasar terbuka ini.
Ternyata yang dimaksud dengan "duduk" adalah alat musik tradisional Armenia mirip seruling bambu dalam berbagai ukuran dan warna. Sambil duduk di kursi saya kemudian mendengarkan beberapa orang memainkan seruling kha Armenia ini dengan lagunya yang mendayu-dayu.
Konon seruling ini dibuat dari kayu Aprikot asli Armenia dan sudah ada sejak lebih 3200 tahun yang lalu. Musik duduk ini bahkan pernah dimainkan dalam beberapa film Hollywood terkenal seperti film Gladiator yang dibintangi oleh aktor Russel Crowe.
Alunan musik dari seruling duduk terus mempesona saya sampai akhirnya kaki pun mulai di langkahkan lagi untuk menjelajah bagian lain kota Yerevan yang mempesona dan penuh kejutan.
Yerevan, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H