Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Delima, Genosida, dan Garuda Pancasila Versi Armenia di Yerevan

4 Desember 2019   11:06 Diperbarui: 5 Desember 2019   17:23 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kekuasaan Ottoman, Armenia kemudian jatuh dalam kekuasaan komunis Soviet sampai kemudian merdeka pada saat komunisme runtuh di Uni Soviet dan terus menyisakan pertikaian perbatasan dengan negri tetangga Azerbaijan hingga saat ini.

Terkait sejarah itu pula, rakyat dan negara saling dendam dan membenci dan bahkan kebencian bisa melewati hatas-batas nasionalisme dan agama.

Sebuah pelajaran berharga dari kota Yerevan yang tidak akan terlupakan. Apalagi yang akan saya jumpai di Republik Armenia ini? Yuk kita tunggu kisah berikutnya.

Yerevan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun