Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Enam Jalan di Indonesia yang Bernuansa Asing , No 6 Bikin Geram

7 Oktober 2019   09:57 Diperbarui: 7 Oktober 2019   10:16 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kalau kita jalan-jalan ke kota Bandung , sangat banyak nama jalan yang berasal dari nama orang asing seperti  Jalan Pasteur . Namun tentunya pemberian nama tersebut memiliki alasan yang kuat karena untuk mengenang jasa sang tokoh baik buat kemanusiaan maupun Indonesia sendiri.

Ternyata bukan hanya di Bandung terdapat nama jalan yang bernuansa asing. Di berbagai kota dan kawasan lain juga ada dan bahkan ada satu jalur yang membentang ratusan kilo meter di selatan Jawa.

Berikut nama 6 jalan di tanah air yang menggunakan nama orang asing:

1. Jalan P.J Nehru di Medan

Pandit Jawaharlal Nehru merupakan Perdana Menteri India yang sangat terkenal pada masanya. Beliau juga berperan besar bersama. Bung Karno dalam mendirikan gerakan Non Blok pada awal 1960an.

Tidak mengherankan bila namanya diabadikan pada sebuah nama jalan di kota Medan Sumatera Utara. Kebetulan kota Medan merupakan tempat yang penduduknya sangat beragam dan memiliki etnis keturunan India yang cukup signifikan.

2.Jalan Multatuli Rangkas Bitung

Walaupun Multatuli yang memiliki nama asli Edward Douwes Deker ini merupakan orang Belanda , namun beliau ternyata sangat berjasa bagi Indonesia.

Multatuli sendiri ternyata merupakan bahasa Latin yang berarti "Aku yang telah banyak menderita" dan sangat terkenal dengan bukunya yang berjudul "Max Havelaar".

Buku yang berkisah tentang Saijah dan Adinda ini mengambil tempat di kabupaten Lebak sehingga  nama Multatuli pun diabadikan di Rangkas Bitung. Bahkan di kota ini pula terdapat Museum Multatuli.

3. Jalan Patrice Lumumba , Jakarta

Bagi yang berusia sudah cukup senior tentu pernah mengenal nama jalan yang berlokasi di sekitat Bandara Kemayoran di Jakarta ini. Namun sayang nama jalan ini sudah diganti menjadi jalan Angkasa sejak orde baru. Mungkin karena Patrice Lumumba sendiri merupakan tokoh dari negri Kongo yang kala itu berhaluan sosialis kiri.

Patrice Lumumba adalah mantan tokoh gerakan kemerdekaan dan perdana menteri Kongo yang mati muda karena dibunuh secara tragis pada 1961 di usia yang belum genap 36 tahun.

Banyak yang bilang kalau Indonesia punya Sukarno maka Kongo punya Patrice Lumumba.

Untuk megenang tokoh hebat kenerdekaan Kongo ini kemudian kemudian presiden Sukarno mengabadikan nama jalan di Kemayoran menjadi jalan Patrice Lumumba .

4,Jalan  Van Deventer Bandung

Bandung merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki belasan nama jalan yang memiliki nuansa Belanda atau asing. Selain Jalan Pasteur , juga ada jalan Dr Otten, Jalan Cuirre dan lain-lain.

Salah satunya yang cukup terkenal  adalah jalan Van Deventer . Nama ini diambil dari tokoh politik etis yaitu Conrad Theodore van Deventer.

Nama Van Deventer dianadikan karena jasanya mengusulkan pendidikan bagi kaum yang terjajah 

5.Jalan Tjong Yong Hian Medan

Bukan hanya etnis Tamil India, Medan juga merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki cukup banyak penduduk etnis Tionghoa.

Karena itu di Kota Medan juga ada sepotong  bernama jalan yang bernama jalan Tjong Yong Hian.

Tjong (18501-1911) merupakan tokoh yang pernah menjabat sebagai Major bagi orang Tionghoa dan merupakan kakak kandung Tjong A Fie yang bahkan lebih terkenl dari Tjong Yong Hian sendiri.

Beliau juga sangat dekat dengan keluarga Sultan Deli dan merupakan seorang filantropis yang banyak menyumbangkan hartanya buat kemanusiaan tampak memandang etnis dan agama.  Konon lebih dari sepertiga pembiayaan pembanguanan Masjid Raya Medan yang terkenal itu berasal dari kocek Tjong Yong Hian.

Nama jalan Tjong Yong Hian ini sudah ada sejak jaman Belanda namaun pada 1960 semat digant denga nama Jalan Bogor. Baru pada tahun 2013 nama jalan ini dikembalikan menjadi nama Jalan Tjong Yong Hian.

6.Jalan Daendels, Jawa Tengah dan DIY

Mendengar nama Daendels , kita tentu teringat kepada Gubernur Jendral Hindia Belanda yang pernah membangun Jalan Raya Post atau Groote Postweg yang sekarang menjadi jalan Pantura dan membentang dari Anyer sampai Panarukan. 

Namun Daendles yang Gubernur Jenderal itu bernama lengkap Herman Willem Daendels ( 1762 –  1818) dan menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang  ke 36 dan menjabar sejak 1808 hingga 1811. Konon ketika itu Belanda sendiri sedang dalam kekuasaan Perancis sehingga HW Faendles ini ditunjuk langsung oleh Napoleoan Bonaparte.

Lalu mengapa jalan yang membentang di pesisir jawa bagian selatan dari  Cilacap di jawa Tengah  hingga Bantul di Yogyakarta ini juga bernama Jalan Daendels? Ternyata kisah nya memang berbeda termasuk Daendelsnya juga berbeda.

Daendels yang belakangan ternyata merupakan  Asisten Residen  Hindia Belanda di Ambal bernama Augustus Derk Daendels.  Selama masa kolonial Belanda, wilayah Ambal termasuk ke dalam Karesidenan Bagelen hingga akhirnya dihapus pemerintah kolonial pada 1 Agustus 1901 . Selain Ambal, Karesidenan Bagelen juga membawahi wilayah lain, yaitu Ledok, Panjer (sekarang Kebumen), dan Kutoarjo. 

A,D, Daendels sendiri menjabat asisten residen di Ambal pada sekitar 1833 , beberapa tahun setelah selesainnya Perang Diponegoro yang oleh Belandar lebih dikenal dengan nama Perang Jawa (1825-1830).  

Ternyata rute Jalan Daendels ini sudah ada sejak lama, jauh sebelum Belanda masuk dan menjajah pulau Jawa. Konon rute ini juga merupakan jalur yang digunakan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa untuk bergerilya dan mengakses Desa Bagelen (Purworejo, Jateng) sehingga sebelum terkenal dengan nama Jalan Daendels, nama yang dikenal penduduk sekitarnya adalah Jalan Diponegoro .

Bahkan kalau mau dirunutlebih jauh ke belakang rute Jalan Diponegoro yang kemudian menjadi Jalan Daendels ini sudah eksis sejak lama dan menjadi  jalan tradisional yang digunakan penguasa-penguasa zaman sebelumnya.

Beberapa yang tercatat adalah sebagai jalur Amangkurat I ketika kabur dari kejaran Trunojoyo yang memberontak Mataram, serta jalur upeti kerajaan-kerajaan di Jawa seperti Majapahit, Kediri, Pajang, Mataram, Cirebon, dan Demak .

A.D Daendels sendiri menggunakan momen berakhirnya perang Diponegoro yang sempat membuat bangkrut pemerinta Belanda itu untuk mengganti nama jalan ini dengan jalan Daendels.

Uniknya nama jalan ini tetap bertahan hingga saat ini walau Indonesia sendiri sudah merdeka lebih 74 tahun.

Tentunya akan lebih baik bila pemerintah baik propinsi Jawa Tengah maupun DIY mengembalikan nama jalan ini dengan jalur Diponegoro. Apalagi di jalur ini pula terletak bandara Internasional Yogyakarta yang baru di Kulonprogo.

Lalu apakah ada hubungan darah anatara Herman Willem dan August Derk Daendels? Siapa sangka kalau Daendels yang lebih muda ternyata merupakan anak ke 11 dari HW Daendels.

Tentunya sebagai bangsa yang merdeka, walau kita tidak ingin melupakan sejarah, alangkah eloknya bila nama Jalan Daendels diganti dengan nama Diponegoro atau nama pahlawan nasioal Indonesia yang lain. 

Kita tidak anti asing karena walaupun etnis asing , mereka yang berjasa tetap dikenang namanya seperti nama-nama jalan lainnya di atas, sedangkan untuk golongan penjajah seperti Daendels, biarah namanya tersimpan dalam sejarah dan jangan menjadi nama jalan raya lintas selatan pulau Jawa yang kini semakin cantik dan mulus itu.

Bagaimana pun hidup ini adalah sebuah perjalanan, nikmati saja segala kejutan yang ada.

Jakarta, Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun