Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Enam Jalan di Indonesia yang Bernuansa Asing , No 6 Bikin Geram

7 Oktober 2019   09:57 Diperbarui: 7 Oktober 2019   10:16 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tjong (18501-1911) merupakan tokoh yang pernah menjabat sebagai Major bagi orang Tionghoa dan merupakan kakak kandung Tjong A Fie yang bahkan lebih terkenl dari Tjong Yong Hian sendiri.

Beliau juga sangat dekat dengan keluarga Sultan Deli dan merupakan seorang filantropis yang banyak menyumbangkan hartanya buat kemanusiaan tampak memandang etnis dan agama.  Konon lebih dari sepertiga pembiayaan pembanguanan Masjid Raya Medan yang terkenal itu berasal dari kocek Tjong Yong Hian.

Nama jalan Tjong Yong Hian ini sudah ada sejak jaman Belanda namaun pada 1960 semat digant denga nama Jalan Bogor. Baru pada tahun 2013 nama jalan ini dikembalikan menjadi nama Jalan Tjong Yong Hian.

6.Jalan Daendels, Jawa Tengah dan DIY

Mendengar nama Daendels , kita tentu teringat kepada Gubernur Jendral Hindia Belanda yang pernah membangun Jalan Raya Post atau Groote Postweg yang sekarang menjadi jalan Pantura dan membentang dari Anyer sampai Panarukan. 

Namun Daendles yang Gubernur Jenderal itu bernama lengkap Herman Willem Daendels ( 1762 –  1818) dan menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang  ke 36 dan menjabar sejak 1808 hingga 1811. Konon ketika itu Belanda sendiri sedang dalam kekuasaan Perancis sehingga HW Faendles ini ditunjuk langsung oleh Napoleoan Bonaparte.

Lalu mengapa jalan yang membentang di pesisir jawa bagian selatan dari  Cilacap di jawa Tengah  hingga Bantul di Yogyakarta ini juga bernama Jalan Daendels? Ternyata kisah nya memang berbeda termasuk Daendelsnya juga berbeda.

Daendels yang belakangan ternyata merupakan  Asisten Residen  Hindia Belanda di Ambal bernama Augustus Derk Daendels.  Selama masa kolonial Belanda, wilayah Ambal termasuk ke dalam Karesidenan Bagelen hingga akhirnya dihapus pemerintah kolonial pada 1 Agustus 1901 . Selain Ambal, Karesidenan Bagelen juga membawahi wilayah lain, yaitu Ledok, Panjer (sekarang Kebumen), dan Kutoarjo. 

A,D, Daendels sendiri menjabat asisten residen di Ambal pada sekitar 1833 , beberapa tahun setelah selesainnya Perang Diponegoro yang oleh Belandar lebih dikenal dengan nama Perang Jawa (1825-1830).  

Ternyata rute Jalan Daendels ini sudah ada sejak lama, jauh sebelum Belanda masuk dan menjajah pulau Jawa. Konon rute ini juga merupakan jalur yang digunakan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa untuk bergerilya dan mengakses Desa Bagelen (Purworejo, Jateng) sehingga sebelum terkenal dengan nama Jalan Daendels, nama yang dikenal penduduk sekitarnya adalah Jalan Diponegoro .

Bahkan kalau mau dirunutlebih jauh ke belakang rute Jalan Diponegoro yang kemudian menjadi Jalan Daendels ini sudah eksis sejak lama dan menjadi  jalan tradisional yang digunakan penguasa-penguasa zaman sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun