Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Asyiknya Berjumpa dengan Satwa Liar Sekaligus Wisata Sejarah di Tanzania

20 Desember 2018   23:21 Diperbarui: 12 Februari 2019   12:38 9398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau jalan-jalan yang tidak biasa? Tentunya tujuan wisatanya pun yang tidak biasa. Kali ini kita sejenak mengembara ke benua hitam Afrika. Tepatnya di Tanzania yang terletak di Afrika Timur.

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa Tanzania merupakan sebuah negara yang dibentuk dari gabungan dua negara yaitu Tanganyika dan Zanzibar pada 29 Oktober 1964. Karena itu kalau kita jalan-jalan ke Tanzania, jangan lupa sekalian mampir ke Zanzibar, sebuah pulau di bagian timur benua Afrika yang juga terkenal sebagai tanah kelahiran Freddy Mercury.

Rasa ingin tahu tentang Tanzania ini pula yang membawa saya berkunjung kembali ke Afrika Timur setelah beberapa tahun sebelumnya mampir ke Kenya dan Rwanda. Memang kedengarannya destinasi ini sangat tidak lazim alias anti mainstream ya.

Ketika pesawat Emirates yang saya tumpangi mendarat di Julius Nyerere International Airport di Dar Es Salam, tujuan sebenarnya adalah Arusha di bagian utara Tanzania. Karena itu, setelah beberapa jam transit di Dar Es Salam, perjalanan dilanjutkan dengan pesawat Precision Air menuju Kilimanjaro.

Di bandara Kilimanjaro, pemandu wisata sudah menunggu. Dia pula yang akan membawa kami mengembara di Arusha dan beberapa tempat wisata safari di Tanganyika alias Tanzania bagian daratan Afrika.

Tinga-Tinga dan Pisang
Hari sudah malam ketika supir membawa kami dari bandara ke sebuah hotel di pinggiran kota Arusha. Di perjalananan dia bercerita mengenai Tanzanite, batu mulia yang sangat digemari di Tanzania dan harganya lumayan mahal.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Suasana Afrika sangat kental di hotel tempat saya menginap. Terutama menu makanan yang khas. Ketika sarapan, menu utama bukan nasi atau roti, melainkan pisang.

Afrika Timur memang khas dengan kuliner dimana pisang menjadi nasi sementara buah, sayur, atau bahkan nasi menjadi lauknya. Selain itu, keramahtamahan orang Afrika juga sangat khas. Semua staf dan pegawai hotel suka berpose dengan kami, terutama saat meninggalkan hotel di pagi hari untuk memulai perjalanan safari di hutan-hutan Afrika.

Destinasi pertama adalah Lake Manyara National Park. Dalam perjalanan yang lumayan jauh, terlihat jalan-jalan utama di Tanzania cukup mulus dan di sepanjang jalan banyak kendaraan yang juga pernah merajai Ibukota kita yaitu bajaj. Sementara di kiri-kanan jalan sering nampak orang-orang Suku Maasai dengan pakaian tradisionalnya yang warna-warni.

Selain itu juga disiapkan makan siang dalam kotak plastik yang isinya juga ternyata pisang dan sayur serta buah-buahan lainnya. Makan siang ini kami nikmati di sebuah gerai yang menjual lukisan khas Tanzania yang disebut "Tinga-tinga".

Salah satu ciri khas lukisan Tinga-Tinga adalah bahan catnya yang meggunakan warna-warna yang berani. Coraknya bermacam-macam tetapi yang paling popular adalah gambar satwa yang termasuk The big five, yaitu Singa, Gajah, Macan Tutul, Banteng, dan Kuda Nil. Tentunya hewan-hewan liar dan eksotis khas Afrika lain juga sering digunakan sebagai model dalam lukisan ini.

Tinga-Tinga adalah sebuah varian atau genre lukisan yang berasal dari Dar Es Salam dan mulai berkembang diparuh kedua abad ke-20. Dinamakan Tinga-Tinga sesuai dengan nama penggagasnya yaitu Edward Said Tinga-Tinga.

Flamingo dan Generasi Milenial Tanzania
Selesai makan siang, kendaraan kembali bergerak menuju pintu gerbang Lake Manyara National Park. Sementara Jumanne membeli tiket masuk, kami sempat melihat-lihat suasana sekitar yang cukup ramai dengan pengunjung taman nasional.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ada serombongan remaja Tanzania yang juga berencana masuk ke taman nasional. Wah, melihat kami yang penampilannya berbeda, dengan antusias mereka pun minta ber-selfie ria. Jadilah kami berpose dengan generasi milenial Tanzania. Rasanya bagaikan selebriti, loh.

Kendaraan safari kemudian mulai melaju memasuki Lake Manyara National Park. Di taman nasional ini, kita mulai merasakan alam liar Afrika yang sebenarnya. Jalan-jalan tanah yang hanya bisa dilewati kendaraan safari dan rombongan berbagai jenis satwa liar yang ada di habitat aslinya.

Satwa yang menjadi kebanggaan Lake Manyara adalah harimau yang sering bertengger di pohon dan burung Flamingo yang berwarna pink kemerahan. Selain itu, sepanjang siang sampai sore kami dimanjakan dengan melihat dan bermain dengan berbagai jenis satwa seperti Zebra, Gajah, Wildebeest, Watrhog, Impala, dan Jerapah.

Di Lake Manyara ini juga banyak terdapat berbagai jenis kera yang jinak dan lucu. Namun tempat yang paling mengesankan adalah danau Manyara yang luas dengan pemandangan indah memukau.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Suasana Afrika yang khas dimana padang savana yang luas dan tumbuh-tumbuhan unik memanjakan mata. Dan di danau ini pula kita bisa menyaksikan burung Flamingo yang berterbangan sambil menyemburatkan rona dadu di cakrawala.

Matahari hampir tenggelam ketika kendaraan meninggalkan Lake Manyara dan kemudian menuju sebuah kota kecil bernama Karatu. Di pedalaman Afrika inilah kami kemudian bermalam di sebuah hotel yang juga antik bernama Octagon Lodge.

Asyiknya lagi pada malam itu, hanya kami yang tinggal di hotel berbentuk Bungalow itu. Menariknya, perjalanan menjadi lebih hemat karena pemesanan hotel dilakukan dengan menukarkan Miles dari kartu kredit travel. Jamuan makan malam di hotel juga benar-benar menyenangkan. Segala jenis kuliner khas Afrika tampil di meja dan menunggu untuk disantap.

Ngorongoro National Park, Kawah Gunung Berapi yang Jadi Ikon Safari di Tanzania
Perjalanan selanjutnya pada keesokan harinya adalah menuju ke Ngorongoro National Park. Dari Karatu perjalanan ke Ngorongoro sekitar satu jam saja. Ngorongoro merupakan taman nasional yang sudah termasuk dalam Unesco World Heritage dan karenanya dikelola oleh Ngorongoro Conservation Area Authorithy.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sambil menunggu Jumanne membeli tiket. Kita beristirahat sebentar sambil melihat-lihat informasi mengenai Ngorongoro. Ternyata tempat yang dijadikan kawasan konservasi ini merupakan sebuah kawah gunung berapi yang sudah dorman sehingga untuk memasukinya kendaraan harus menuruni dinding kawah yang lumayan terjal.

Sebelum melihat-lihat dan bermain dengan satwa liar, kami sempat mampir ke perkampungan suku Maasai di kaki kawah. Disini dijual berbagai jenis cendera mata termasuk pakaian suku Maasai yang berbentuk selimut yang disebut Shuka.

Ngorongoro memang sangat indah dan menakjubkan. Selain satwanya yang beraneka, banyak juga pohon-pohon yang khas Afrika. Disini kita bisa bermain dengan satwa yang lebih lengkap dibandingkan di Lake Manyara. Ngorongoro, bersama dengan Maasai Mara dan Serengeti menjadi 3 tempat safari paling top di Afrika.

The Big 5, yaitu 5 satwa yang paling sulit diburu semuanya ada disini seperti, Gajah, Banteng Afrika, Badak, Singa, dan Macan Tutul. Dari kelima satwa itu, yang paling sulit adalah mencari macan tutul yang sering bersembunyi di atas pohon.

Selain itu, ada juga Zebra, Jerapah, Warthog, Hyena, Impala, dan tentunya Wildebeest menjadi satwa yang sering kita lihat selama bermain di Ngorongoro. Disini kita juga bisa berkunjung ke Danua Eyasi dan Danau Magadi lengkap dengan satwa dan tetumbuhan yang khas. Di danau ini kita bisa menyaksikan kuda nil berendam dengan ceria.

Hampir seharian kami bermain dan bersantai di Ngorongoro. Waktu serasa berhenti disini. Sebuah tempat dimana kita dapat berdamai dengan alam sekitar dan merasakan betapa indah dan beragamnya alam dan satwa ciptaan Sang Khalik.

Sebelum matahari terbenam, kami harus meninggalkan Kawah Ngorongoro dan segala satwanya yang menawan. Malam ini kita akan kembali ke Arusha dan perjalanan lumayan jauh yaitu sekitar 200 kilometer yang dapat ditempuh sekitar 3 setengah jam.

Zanzibar: Bertemu Suku Luo, Kerabat Obama di Tanah Kelahiran Freddy Mercury
Keesokan harinya, kami menuju ke Zanzibar langsung dari Kilimanjaro Airport. Saat bepergian, menunggu jadwal penerbangan berikutnya adalah hal yang mungkin membuat jenuh bagi sebagian orang.

Untuk itu, pastikan perjalananmu tetap nyaman dengan menikmati akses gratis hingga ke 800 Priority Pass Lounge di seluruh dunia dengan menggunakan Kartu Priority Pass dari Kartu Kredit Citi PremierMiles.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Uniknya, walau sama-sama satu negara yaitu Tanzania, penumpang dari Tangnyika tetap harus melewati pemeriksaan imigrasi di bandara Abeid AmeniKaremi International Airpot, Zanzibar.

Mirip kalau kita bepergian antara Semenanjung Malaysia dan Sabah atau Sarawak. Zanzibar sangat berbeda dengan Tanganyika. Suasana Islam sangat terasa karena Islam merupakan agama mayoritas di pulau yang indah ini.

Dari bandara, kami menyewa kendaraan sekalian dengan pengemudi yang bernama Zeus. Ternyata Zeus bukan penduduk asli Zanzibar melainkan datang dari daratan Afrika di perbatasan Kenya dan Tanzania. Zeus juga bukan suku Masaai melainkan termasuk suku Luo.

Nah siapa sangka kalau Presiden Obama dari Amerika juga merupakan keturunan suku Luo karena ayahnya berasal dari Kenya.

Tujuan pertama di Zanzibar tentunya menuju hotel di Stone Town yang telah dipesan sebelumnya juga dengan menukarkan Citi Miles yang didapat dari transaksi harian menggunakan Kartu Kredit Citi PremierMiles. Stone Town merupakan ibu kota Zanzibar dimana terdapat banyak bangunan tua dan bersejarah. Konon disinilah penyanyi Inggris, Freddy Mercury dilahirkan.

Prison Island, Pulau Penjara Tempat Kura-kura Raksasa
Sore harinya kami langsung berkelana di Zanzibar. Tujuan pertama adalah sebuah pulau kira-kira setengah jam dari Stone Town. Pulau ini dinamakan Prison Island atau dalam bahasa setempat disebut Pulau Changuu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Selain berenang di pantainya yang berair sangat jernih, di Pulau Canguu ini kita bisa menyaksikan kura-kura raksasa yang uniknya lebih banyak hidup di darat. Kura-kura ini berusia sangat panjang bahkan ada yang mencapai 200 tahun.

Pulau ini dinamakan Prison Island karena dalam sejarahnya pernah berfungsi sebagai penjara dan juga pulau karantina.

Rumah Ajaib dan Istana Sultan
Selain itu di Stone Town juga banyak tempat bersejarah yang dapat dikunjungi. Ada sebuah gereja tua dimana di dekatnya ada sebuah pasar budak terbesar di Afrika. Zanzibar memang pernah menjadi pusat perdagangan budak di masa lampau.

Selain itu ada museum yang dulunya merupakan istana Sultan Zanzibar. Disini kita belajar mengenai seorang putri sultan yang melarikan diri karena cinta dengan seorang Jerman.

Namun yang menarik adalah sebuah rumah yang disebut Rumah Ajaib atau House of Wonder. Rumah ini disebut demikian karena merupakan rumah atau istana pertama yang dilengkapi dengan listrik dan bahkan lift. Konon di rumah ini David Livingstone pernah tinggal.

Petualangan berada di alam liar Tanzania yang menjadi habitat satwa khas Afrika ini akan membawa suatu pengalaman baru yang tak terlupakan. Supaya liburan anti mainstream semakin berkesan, pilihlah kartu kredit travel yang menawarkan Miles dan bisa ditukarkan kembali untuk berbagai keperluan perjalananmu menjelajahi dunia.

Dengan demikian, walaupun sering bepergian tapi Anda tetap bisa liburan pintar dengan lebih hemat dan tetap nyaman. Citi Miles yang didapatkan dari setiap perjalanan saat menggunakan Kartu Kredit Citi PremierMiles bisa dikumpulkan dan ditukarkan untuk pemesanan hotel, tempat wisata, konser, atraksi, dan lainnya di situs travel pilihan.

Selain itu, bagi yang baru apply Kartu Kredit Citi PremierMiles akan berkesempatan mendapatkan hingga 35.000 miles yang setara dengan tiket pesawat ke tempat-tempat seru seperti Cape Town, Istanbul, Tokyo, atau Labuan Bajo.

Gunakan Kartu Kredit Citi PremierMiles dan kumpulkan Citi Miles sebanyak-banyaknya untuk rencana perjalananmu selanjutnya!

NETIZEN STORY cerita kolaborasi Kompasiana.com dengan CitiBank
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun