Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tak Disangka, Ada Darah Rusia Mengalir dalam Tubuh Para Sultan Utsmaniyah

31 Mei 2018   12:38 Diperbarui: 1 Juni 2018   09:42 2955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, cuaca di pertengahan Maret di kota Istanbul masih lumayan sejuk. Saya mulai perjalanan dari sekitar halte tram Beyazit tidak jauh dari kompleks Grand Bazaar yang terkenal di kawasan Sultan Ahmet, bagian kota tua Istanbul, dimana terdapat banyak sekali tempat-temat besejarah peninggalan Dinasti Ottoman.

Perjalanan menuju masjid Sulaymaniyeh, dilanjutkan dengan berjalan kali melewati jalan-kecil dan mendaki bukit. Maklum, masjid ini memang terletak di salah satu dari 7 bukit yang terdapat di Istanbul.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sekitar 10 menit berjalan kaki, saya pun tiba di masjid ini. Halamannya yang luas sudah mulai ramai dengan wisatawan yang sibuk berfoto ria. Saya sempatkan berjalan sendiri mengeliling tembok pagar sambil menanggumi keindahan eksterior masjid yang dirancang oleh arsitek paling kondang dari Dinasti Ottoman, yatu Mimar Sinan.

Namun, perjalanan kali ini dimulai dari halaman belakang masjid dimana terdapat beberapa Mausoleum (Monumen Makam) dan kompleks pemakaman keluarga kerajaan.

Mausoleum yang pertama adalah milik Sultan Sulaiman I yang terkenal dengan nama Sulaiman the Magnificent dan juga Sulaiman Al Qanuni (Pembuat Hukum). Tempatnya begitu indah dengan sebuah kubah dan hiasan-hiasan berbentuk relung.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tidak jauh dari Mausoleum ini terdapat lagi sebuah Mausoleum yang tidak kalah indahnya. Ini adalah milik permaisuri Sultan Sulaiman yang bernama Haseki Sulta Hurrem atau juga Roxelane.

Di depan Mausoleum ini ada sebuah papan informasi yang mengisahkan secara singat jalan hidupnya yang sangat menginspirasi.

Dikisahkan bahwa Roxelane dilahirkan di sebuah kota kecil yang dulu termasuk wilayah Polandia, namun sekarang termasuk wilayah Ukraina. Nama aslinya adalah Alexandar Lisowska dan konon merupakan putri seorang pendeta kristen ortodoks.

Nasib membawa Alexandra atau juga Anastasia ini menjadi budak yang di bawah seorang Tatar dari Crimea ke Istanbul. Di Istanbul, Alexandra kemudian dijual dan dijadikan selir di istana sultan.

Sementara Sultan Sulaiman sendiri, menurut cerita naik tahta pada 1520, yang disebabkan kematian mendadak dari ayahnya yaitu Sultan Salim I. Pada Sept 1520 inilah dia pertama kali bertemu dengan Alexandra dan kemudain tidak memerlukan waktu lama, Alexandra segera menjadi selir favorit Sultan yang memerintah Ottoman paling lama ini, yaitu selama 46 tahun, dari 1520 sampai 1566.

Alexandra kemudian dinamakan Hurrem yang berarti orang yang selalu bahagia oleh Sultan dan memberikan 6 orang anak buat Sultan. Salah satunya yaitu Salim II kemudian diangkat menjadi sultan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saya masuk ke Mausoleum setelah membuka sepatu. Dan menemukan interior mausolueu ini sangat mempesona. Bahkan tidak kalah indah dengan masjid biru alais Majsid Sultan Ahmet. Dindingnya dihiasi keramik iznik berwarna biru.

Berbentuk bundar dengan sebuah kubah yang cukup megah. Ada banyak jendela yang memebrikan cahaya alamiah di dalam ruangan Mausoleum. Di atas jendela juga dihias dengan kaligrafi dari keramik yang menawan.

Di dalam Mausoleum selain makam permaisuri juga ada beberapa makam lain. Sebuah denah kecil menceritaka siapa saja yang dimakamkan disini.

Sambil duduk terpaku di depan makan Roxelane, saya mengingat kembali sejarah hidupnya.

Dari beragama Kristen Ortodoks, Roxelane kemudian masuk Islam dan kemudian menikah resmi dengan Sultan Sulaiman. Sejak itu statusnya berubah dari selir menjadi permaisuri.

Bukan itu saja, Haseki Sultan Hurrem ini juga ternyata sangat cerdas dan menguasi berbagai ilmu termasuk diplomatik sehingga banyak membantu dan menjadi penasehat sultan dalam mengatur negara dan bahkan hubungan internasional kerajaan.

Namun untuk mencapai posisi ini, Alexandara juga harus berjuang keras, termasuk menyingkirkan saingan utama yaitu selir bernama Mahidevran yang menginginkan putranya Mustafa untuk menggantikan Sulaiman. 

Namun dengan kelihaian Alexandra akhinya Mustafa dapat disingkirkan dan dibunuh atas perintah Sultan. Demikian juga dengan berbagai pembesar yang berkeinginkan untuk menghalangi jalan Alexandra.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Roxelane pun akhirnya meninggal pada 1558 dan dimakamkan di Mausoleum yang indah ini. Sultan Sulaiman kemudian menyusul 8 tahun kemudian dan juga dimakamkan di Mausoleum yang berdampingan.

Kisah cinta mereka memang abadi sepanjang masa walau berasal dari etnis dan keturunan yang berbeda. Dalam darah sultan-sultan Ottoman berikutnya mengalirlah darah Slavia dari Ukraina atau pun Russia.

Istanbul, Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun