Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

SOS Children's Village: Bukan Panti Asuhan Biasa

17 Desember 2017   15:45 Diperbarui: 17 Desember 2017   16:07 2360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu siang, 16 Desember 2017, bertempat di Kinosaurus Jalan Bangka Raya sekitar kawasan Kemang dilangsungkan nonton bareng film "Aku Ingin Ibu Pulang" yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Ibu oleh  "SOS Children's VillageIndonesia".

Kesempatan ini juga digunakan oleh SOS Children Village Indonesia untuk memperkenalkan diri kepada hadirin dan undangan baik media maupun pribadi. Ibu Linda Sukandar (Fund Development and Communication Director) pun bercerita sekilas untuk membuat kita semua lebih mengenal organisasi yang penuh dengan kasih sayang ini.

01children2-master675-5a362e05caf7db1568213a22.png
01children2-master675-5a362e05caf7db1568213a22.png
Singkatnya, SOS Children's Village Indonesia merupakan bagian dari SOS Children's Village International yang didirikan pada 1949 di Austria oleh Hermann Gmeiner dengan tujuan memberikan pengasuhan kepada anak-anak yang  terlantar sebagai akibat Perang Dunia kedua.

Organisasi ini kemudian melebarkan sayapnya ke seluruh dunia termasuk Indonesia pada 1972 dengan fasilitas pertama di kawasan Lembang di kabupaten Bandung Jawa barat.  Pada saat ini SOS Chidren's Village sudah hadir di 135 negara di seluruh pelosok dunia.

Mungkin kita akan berfikir bahwa SOS Children's Village adalah nama lain dari sebuah panti asuhan untuk anak-anak yatim dan terlantar? Kalau diteliti lebih jauh ternyata ada perbedaan prinsip antara panti asuhan dan SOS Children's Village.

Kalau panti asuhan mengasuh anak-anak yatim piatu atau terlantar dengan sistem asrama dimana anak laki-laki dipisahkan dengan anak perempuan dan juga  dengan disiplin serta sistem yang cukup ketat. Maka  SOS Children's Village mengasuh anak-anak yang kehilangan pengasuhan dengan konsep yang disebut FBC atau family based care.

canvas-5a362e335e13730d056df265.png
canvas-5a362e335e13730d056df265.png
Yang dimaksud dengan FBC adalah anak-anak tersebut diasuh dalam konsep satu keluarga seperti keluarga di luar sana. Ada ibu asuh yang berperan sebagai ibu kandung serta ada juga adik dan kakak. Keluarga SOS tinggal dalam satu rumah berisi sekitar 8 sampai 10 anak dengan seorang ibu asuh.

Anak-anak ini tinggal bersama anak lain yang beda jenis kelamin dan usia, sehingga konsep kakak adik dengan segala permasalahannya dapat mereka rasakan sejak dini. Namun mereka juga tinggal di dalam rumah berdasarkan kesamaan agama sehingga pendidikan agama di rumah juga dapat berjalan secara alamiah. Kelebihannya adalah anak-anak ini , dengan berjalannya waktu akan memainkan peran yang berubah dari adik bungsu dan kemudian bisa menjadi kakak sulung.

fullsizerender-26-5a362e3fab12ae168b6d3332.png
fullsizerender-26-5a362e3fab12ae168b6d3332.png
Dan tiap-tiap rumah yang disebut keluarga itu hidup berdampingan dengan rumah keluarga lain membentuk sebuah desa atau village.  Desa pertama di Lembang dimulai dengan 6 rumah dengan 24 anak dan sekarang ini sudah berkembang menjadi 14 rumah dengan 101 anak tinggal di rumah keluarga SOS dan 59 tinggal di rumah remaja.

fullsizerender-24-5a362e5bab12ae137f0a76c2.png
fullsizerender-24-5a362e5bab12ae137f0a76c2.png
Di Indonesia sendiri saat ini, SOS Children's Village sudah beroperasi di delapan lokasi yaitu Jakarta, Lembang, Semarang, Banda Aceh. Meulaboh, Medan, Bali dan Flores.

Demikian sekilas perkenalan dengan SOS Children's Village Indonesia, yang merupakan suatu organisasi yang bertujuan mulia yaitu memberikan pengasuhan yang lengkap kepada anak-anak yang memerlukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun