Dari sekian banyak kota dan negara yang pernah saya kunjungi, Macao merupakan salah tempat tujuan wisata yang paling berkesan dan selalu menanamkan rasa rindu untuk menyambanginya lagi dan lagi. Singkatnya walaupun sudah kesana beberapa kali, tetap masih ada saja yang belum sempat dikunjungi.
Sabtu , 9 Desember 2017, bertempat di  The Hook Resto & Bar di jalan Cikatomas II no 35 Kebayoran Baru Jakarta Selatan , diadakan acara Nangkring Kompasiana bersama  MGTO (Macao Government Tourism Office) dengan tema  Wonderful Macao. Experience Your Own Style.
Pembicaraan,  diskusi dan tanyajawab bersama  Mbak Devi Sari dari MTGO dan Mas Muhammad Arif Rahman, seorang travelblogger yang telah beberapa kali ke Macao membuka kembali keping demi keping kenangan saya akan Macao. Baik ketika pertama kali ke negri itu ketika  masih menjadi jajahan Portugal pada 1986 maupun kunjungan terakhir pada  Desember 2016 lalu ketika Macao sudah dikembalikan ke pangkuan Tiongkok  dengan status Macao SAR (Special Administrative Region).
Perjalanan dengan jetfoil sangat berkesan karena begitu  ferry lepas dari pelabuhan, kita sudah ditawarkan untuk membeli kupon yang bisa digesek dan kalau membentuk satu barisan bisa memenangkan hadiah. Singkatnya kasino kecil-kecilan sudah ada di atas jetfoil. Pada saat itu untuk berkunjung ke Macao, pemegang paspor Indonesia mesti membayar Visa on Arrival sebesar 50 Dollar Hongkong dan diijinkan untuk tinggal di Macao selama 21 hari.
Di tahun 1986, hanya ada empat buah kasino di Macao. Salah satunya adalah Kasino di Hotel Lisboayang terkenal. Hotel Lisboa juga saat itu menjadi hotel paling mewah di Macao. Kalau sekarang sudah ada puluhan atau mungkin ratusan kasino besar dan kecil di Macao. Hampir setiap hotel memiliki kasino tersendiri. Dan setiap kasino terkenal di Las Vegas hampir dipastikan memiliki cabang di Macao.
Tetapi Macao bukan hanya surga bagi para penjudi. Macao terkenal juga dengan hiburannya yang menarik dan kelas dunia. Kalau pada 1986, kita bisa menykasikan "Crazy Paris Show' di Hotel Lisboa. Sebuah hiburan yang tidak kalah dengan "Moulin Rouge' yang sangat kondang di kawasan lampu merah Paris, yaitu Pigalle.
Dari sekian banyak kunjungan, selain dengan ferry kita juga bisa ke Macau dengan naik pesawat terbang atau bahkan helikopter. Saya pernah sekali menjajal helikopter dari Macau Ferry di Sheungwan ke Pelabuhan Ferry di Macau. Dalam waktu 15 menit kita sudah sampai di Macau.
Berkunjung ke Macao juga sangat praktis.  Dari Macao Ferry terminal, kita bias naik shuttle bus gratis ke hotel dan kasino tempat kita menginap. Bagi yang menginap di hotel atau penginapan budjet bisa naik shuttle yang tujuannya dekat ke hotel kasino tersebut. Selain City of Dream,  ada juga yang menuju ke Venetian Macao, The Wynn, Cotai dan lain sebagainya.Â