Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sejenak Bertandang ke Masjid di Oamaru yang Masih Mengontrak

28 Oktober 2017   09:08 Diperbarui: 28 Oktober 2017   09:20 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selepas menyaksikan penguin pulang ke sarang sehabis bermain seharian di laut lepas di "Oamaru Blue Penguin Colony", kendaraan kambali berjalan perlahan melewati kota Oamaru dan kemudian menyusuri Friendly Bay. Hanya sekitar 7 menit kendaraan pun tiba di  2 Trent Street. Sebuah bangunan luamayan megah berlantai dua yang letaknya pas disudut antara Trent Street dan Humber Street.Inilah masjid Oamaru yang kita tuju.

Suasana sepi, malam sudah menyelimuti kota kecil Oamaru di North Otago yang letaknya di antara Dunedin dan Christchurch ini. Ada beberapa kendaraan parkir di tepi jalan. Kami masuk ke bangunan dan naik tangga ke lantai atas. Sebenarnya ada sebuah lift yang ternyata tidak dihidupkan. 

Ada sebuah pintu dan di kacanya ditempel selembar kertas putih hasil print komputer bertuliskan 'Oamaru Islamic Centre". Kami membuka pintu dan kemudian belok kanan menuju toilet dan tempat wudhu.

dok.pribadi
dok.pribadi
Ada semacam ruang beranda yang cukup luas di Islamic Centre ini. Disini ada kursi tamu beberapa meja dan juga terlihat ada dua kamar yang mungkin digunakan untuk kantor. Tempat sholatnya ada di bagian belakang. Terbagi dua khusus untuk lelaki dan perempuan.

Sekilas lumayan luas dengan hamparan karpet warna coklat yang dtutupi tiga saf hamparan sajadah. Arah kibatnya membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan letak ruangan. Di dekat sajadah imam ada meja kecil berwarna biru muda dengan beberapa buku terletak di atasnya. Di sekitar dinding juga ada rak buku berisi Al-Quran dan buku-buka agama.  Kapasitas masjid ini bisa sekitar 80 orang. Namun malam itu hanya  ada sekitar belasan orang saja termasuk beberapa anak-anak.

dok.pribadi
dok.pribadi
Sholat isya rupanya baru saja selesai. Imam sedang membacakan dzikir dan selanjutnya ada beberapa hadits yang dibacakan dalam Bahasa Melayu campur Inggris. 

Selesai sholat kami ditawarkan minum teh hangat dan juga kudapan berupa kueh. Lumayan untuk sekedar menghangatkan tubuh. Percakapan lumayan panjang lebar dalam Bahasa Indnesia, Melayu dan Inggris. Maklum ada orang Indonesia dan juga Malaysia di masjid ini.

Berdasarkan informasi, islamic centre ini  baru dibuka pada Januari 2017 lalu, sebelumnya keluarga muslim di Oamaru berkumpul di salah satu rumah untuk menjalankan ibadah sholat berjamaah termasuk sholat Jumat. Ada sekitar 11 keluarga muslim di kota kecil ini yang terdiri dari orang Indonesia, Malaysia, Mesir, Turki, Pakistan, Bangldesh, India, Srilanka, dan Fiji. Dengan adanya masjid ini, sangat membantu banyak orang yang sedang dalam perjalanan antara Christchurch dan Dunedin mampir untuk sholat.

Kebetulan imam sekaligus marbot diislamic centre ini berasal dari Malaysia dan demikian juga ustadz yang selalu memberikan khotbah di saat sholat Jumat. Sedangkan teman yang berasal dari Indonesia yang kami jumai di masjid ini juga sudah sekitar 4 tahun tinggal di Oamaru bersama keluarganya. 

Dalam percakapan itu terungkap bahwa Islamic Centre yang ada di tempat ini memang masih ngontrak. Itupun dengan hasil sumbangan masyarakat muslim setempat dan juga dari berbagai tempat di Selandia Baru. Bahkan ada juga sumbangan dari Indonesia. Sedangkan untuk membeli properti diperlukan dana sekitar 200 ribu sampai 300 ribu Dollar NZ.

Kami terus bercakap-cakap dan tidak terasa malam kian larut. Waktu sudah menunjukan sekitar pukul 11 malam ketika kami meinggalkan masjid atau islamic centre yang masih ngntrak ini untuk kembaili ke Christchurch.

foto-foto: dokumentasi pribadi

Oamaru, Oktober 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun