Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berjumpa dengan 120 Ribu Nabi di Masjid Paling Selatan di Muka Bumi

17 Oktober 2017   11:22 Diperbarui: 17 Oktober 2017   21:18 3240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan membawa saya ke South Island dan sekaligus ke kota terbesar nomer empat di New Zealand, yaitu Dunedin. Kota yang cantik ini juga merupakan kota terbesar di kawasan Otago dan Southland tempat dimana University of Otago berada.

Hari mendekati sekitar pukul 4.30 petang ketika kendaraan kami memasuki Clyde Street di bagian utara Kota Dunedin. Tidak terlalu jauh dari kampus University of Otago. Jalan-jalan di sini lumayan sepi untuk ukuran sebuah kota besar di South Island.

"Al Huda Mosque/Dunedin Islamic Centre". Demikian terpampang pada sebuah papan berbentuk kubah berwarna biru yang ada di atas pintu utama gedung yang berfungsi sebagai masjid. Tidak ada kubah ataupun menara. Kecuali penanda nama dan papan berbentuk kubah itu, bagi orang yang sekedar lewat mungkin tidak menyadari bahwa gedung yang beralamat di 21 Clyde Street ini merupakan sebuah masjid.

img-9164-59e5848c5ae55e47895bcff2.png
img-9164-59e5848c5ae55e47895bcff2.png
Luas lahan gedung ini lumayan besar. Pagarnya dibiarkan terbuka. Hanya ada sebuah papan pengumuman kecil dalam Bahasa Arab dan Inggris bertuliskan "The Messenger said: Do not harm or reciprocate harm" dan di bawahnya juga ada peringatan "Please comply with traffic laws Do not park ilegally". Mungkin ini untuk memperingati jemaah agar tidak parkir sembarangan.

img-9168-59e584a163eae73f50183952.png
img-9168-59e584a163eae73f50183952.png
Kami masuk ke beranda masjid, tidak ada siapa pun di sini ataupun tanda-tanda kehidupan lainnya. Sedangkan waktu ashar sebentar lagi tiba. Yang ada hanya beberapa poster seperti yang bertuliskan infromasi tentang "Sunday School" untuk anak-anak dan remaja yang mengajarkan tentang tauhid, tilawah, akhlak, fiqih, maupun bahasa Arab. Di dekatnya juga ada poster berisi waktu-waktu sholat.

img-9171-59e584ba7b0b8704d8152672.png
img-9171-59e584ba7b0b8704d8152672.png
Di sebelah kanan ada sebuah pintu bertuliskan Bahasa Indonesia "Solat Wanita". Dan di ruang sebelah ternyata terdapat sebuah aula yang besar mirip dengan gedung olahraga dengan lantainya yang terbuat dari kayu. Ada juga sebuah panggung dan beberapa kursi serta sajadah atau karpet yang tergulung. Lucunya masih juga terapat sebuah gawang bola basket. Mungkin aula ini hanya digunakan sebagai tempat sholat sewaktu jamaahnya banyak di hari Jumat?

img-9172-59e584d0a32cdd1a6a65f442.png
img-9172-59e584d0a32cdd1a6a65f442.png
Kembali ke beranda, ada sebuah e-board, berupa layar TV yang berisi informasi tentang "The Otago Muslim Associaton Incorporated". Lengkap dengan nama-nama pengurus, alamat email dan juga himbauan untuk memberikan sedeqah bagi jemaah atau pengunjung.

Setelah wudhu, saya masuk ke ruang sholat utama. Lumayan luas dengan beberapa baris sajadah yang terhampar. Sekali lagi di sini juga tidak ada siapa-siapa. Arah kiblat di masjid ini juga miring dengan bangunan gedung yang menandakan bahwa gedung ini aslinya memang bukan dibangun sebagai sebuah masjid.

img-9177-59e584e1c226f92d8311a772.png
img-9177-59e584e1c226f92d8311a772.png
Sebuah mihrab sederhana terbuat dari kayu berplitur coklat ada di depan dengan sebuah sajadah besar terhampar di depannya. Di dalam mihrab ada sebuah tempat buku dan Al-Quran yang terbuka. Dan di sebelah kiri mihrab ada sebuah poster berisi doa dan dzikir yang biasa dibaca setelah sholat fardhu. Di sisi lain ada sebuah mikrofon. Sementara di lantai juga berserakan jam dinding, hiasan bergambar kaligrafi dan benda-benda lain yang menandakan seakan-akan baru pindahan atau habis direnovasi.

img-9176-59e5850751e039133515ed42.png
img-9176-59e5850751e039133515ed42.png
Sebuah tirai putih bagaikan kelambu memisahkan tempat sholat untuk pria dan wanita. Setelah selesai sholat saya sempat mengintip bagian wanita ini. Biasa-saja, hanya ada sebuah kursi dan di dinding ada tulisan yang cukup menggelitik.

"One God Allah 120.000 Prophets One Chance One Message" . Di sebelahnya tertulis "Adam... Jesus....Muhammad, Your only given one chance in this earth, There is only One God".

img-9182-59e58522f7afdd4dfb1b9b12.png
img-9182-59e58522f7afdd4dfb1b9b12.png
Saya kemudian kembali ke beranda. Dan bertanya-tanya kemana pengurus masjid atau juga marbot? Kapankah masjid ini didirikan dan seribu pertanyaan lain masuk ke dalam benak.

Informasi yang kemudian saya dapatkan dari teman saya, adalah gedung ini memang sebelumnya merupakan gedung olah raga yang kemudian dibeli oleh Otago Muslim Association untuk dijadikan masjid.

Masjid ini mulai beroperasi sekitar tahun 2000 dan pada saat itu merupakan masjid yang berada di paling selatan di muka bumi ini. Ternyata rekor ini kemudian tumbang ketika kota yang letaknya di sebelah selatan Dunedin seperti Invercargill juga memiliki masjid.

Daerah Otago sendiri berpenduduk sekitar 195.000 orang dan penduduk muslimnya hanya berjumlah sekitar 1000 orang. Sejak 2001 jumlah mahasiswa muslim yang belajar di University of Otago kian bertambah. Bukan saja dari Asia Tenggara melainkan juga dari Timur Tengah.

Para mahasiswa ini membentuk sebuah organisasi yang disebut MUSA (Muslim University Students Assocation) dan kemudain baik MUSA dan OMA berkerja sama dengan baik dalam mengelola masjid di 21 Clyde Street ini.

Waktu sudah menunjukan sekitar pukul 5 sore ketika kami meninggalkan masjid untuk kembali berkendara menuju utara. Melalui State Highway Number 1 kembali ke kota terbesar di South Island yaitu Christchurch. Sebuah kenangan mampir sejenak di masjid yang tenang, sepi, dan konon pernah menjadi masjid paling selatan di muka bumi serta di dalamnya bermukim 120 ribu nabi.

Dunedin Oktober 2017

Foto-foto: dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun