Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yuk Belajar tentang Torana, Pagar Langkan, Kumuda dan Stupika di Candi Blandongan!

25 Agustus 2017   10:04 Diperbarui: 25 Agustus 2017   10:23 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan-jalan ke candi-candi di  Situs Batujaya dimulai setelah perkenalan sejenak dengan Pak Kaisin dan beristirahat minum kopi di kantin. Ada juga yang makan siomay loh.! Rombongan berjalan kaki memasuki gang kecil dimana terdapat petunjuk jalan bertuiskan Candi Jiwa dan Candi Blandongan plus pengukur jarak  plus-minus 150 meter.

foto-foto: dokumentasi pribadi
foto-foto: dokumentasi pribadi
Setelah melewati rumah-rumah penduduk, akhirnya kita sampai di sebuah lahan berbentuk bujur sangkar yang dipagar sekelilingnya. Hanya ada sebuah papan informasi bertuliskan Situs Damar. Sementara di dalamnya terlihat gundukan tanah dan bekas galian yang tertutup tanah.

foto-foto: dokumentasi pribadi
foto-foto: dokumentasi pribadi
"Awalnya tempat ini dinamakan 'Unur", yaitu berupa gundukan berbentuk bukit kecil yang ditutupi dengan pepohonan. Kemudian apabila telah diadakan ekskavasi dan penelitian akan berubah namanya menjadi situs dan apabila nanti kemudian ada bangunan biasanya akan berubah menjadi "Candi". Demikian kira-kira penjelasan pak Kaisin.

foto-foto: dokumentasi pribadi
foto-foto: dokumentasi pribadi
Kami langsung menuju ke Candi Blandongan yang letaknya lebih jauh di tengah sawah. Melewati pematang yang sudah  diperlebar dan dilapisi beton.  Benarlah kata Adep bahwa jalan-jalan kali ini temanya adalah "Candi di Tengah Sawah". Asyiknya sawah di Kawarang ini warnanya hijau kuning menyejukan mata.

foto-foto: dokumentasi pribadi
foto-foto: dokumentasi pribadi
 "Ada 21 situs yang sudah diekskavasi, 9 di desa Segaran dan 12 di desa Telagajaya", tambah Pak Kaisin lagi.  Sementara Pak Dwi menambahkan bahwa Candi Blandongan yang akan kita kunjungi ini adalah Segaran 5. Sedangkan Candi Jiwa yang tadi sempat dilewati adalah Segaran 1.

"Menilik nama Segaran dan Telagajaya, secara toponimi, tidak disangsikan bahwa kawasan ini pada masa lampau kemungkinan besar berada merupakan rawa atau pun danau yang lokasinya tidak jauh dari garis pantai", pak Dwi mulai beraksi lagi dengan cerita-certia yang selalu menarik.

foto-foto: dokumentasi pribadi
foto-foto: dokumentasi pribadi
Dikisahkan tentang  pengembara asal  Cina Fa Hien menulis bukunya pada 414 megenai kunjngan ke pulau Jawa dari Desember 423 sampai Mei 413. Dan dalam buku itu ada tulisan mengenai Kow Ying yang diduga sebagai nama versi Cina dari Karawang.

Namun di situs ini juga banyak diketemukan keramik arikamedo yang diperkirakan berasal dari sekitar abad kedua  dan ketiga dari pantai timur India bagian selatan. Selain itu peninggalan jaman megalitikum juga banyak ditemukan baik berbentuk menhir maupun dolmen. 

foto-foto: dokumentasi pribadi
foto-foto: dokumentasi pribadi
Tidak jauh dari  candi ada sebuah dolmen dalam posisi tegak. Waktu diketemukan dalam keadaan mendatar, lalu ditegakkan untuk melihat apakah ada inskripsinya. Dan kenudian dibuatkan dalam posisi seperti sekarang ini. Dolmen ini masih menjadi tempat yang disucikan oleh sebagian masyarakat, terbukti dengan adanya dupa yang masih menyala.

Sambil duduk di rerumputan di sekitar Candi Blandongan, Pak Dwi memberikan 'kuliah lapangan' tentang arsitektur candi. ' Candi ini dlengkapi dengan pagar langkan esoterik (rahasia) dan berbentuk bujursangkar dengan ukuran 25x25'  kata Pak Dwi membuka kuliah.  Pagar Langkan sendiri merupakan tembok penutup lorong yang dibangun di sekeliling candi.

foto-foto: dokumentasi pribadi
foto-foto: dokumentasi pribadi
Candi Blandongan merupakan Candi Buddha tertua yang diketemukan di Indonesia. Terbuat dari bata merah karena memang di daerah ini tidak terdapat batu andesit. Pintu masuknya ada di empat penjuru angin sedangkan ada satu pintu 'torana'  di sebelah tenggara yang menjadi pintu utama. Permukaan candi sekarang berada kira-kira satu setengah meter di bawah permukaan tanah yang sekarang. Pintu Torana ini sendiri merupakan pintu gerbang utama yang dapat dibandingkan dengan pintu gerbang kuil di jepang yang disebut "Torii".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun