Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dari Muara Sampai ke Sawah: Perjalanan Lintas Masa di Situs Batu Jaya

22 Agustus 2017   12:14 Diperbarui: 22 Agustus 2017   21:39 4959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan-jalan sahabat museum kali ini merambah ke Kabupaten Kerawang. Apa yang dicari? Ternyata masih ada hubungannya dengan peninggalan zaman baheula yang kali ini berada di kawasan bernama Situs Batu Jaya. Lokasinya sebelah barat laut Kota Kerawang sekitar 20 Km dari Rengasdengklok.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
"Selamat Datang di Lokasi Gedung Penyelamatan Situs Batu Jaya," demikian terpampang pada papan berwarna putih yang terdapat di sebuah gedung atau musuem kecil yang letaknya di Desa Sigaran, Kecamatan Batu Jaya, Kabupaten Kerawang ini.

Pak Kaisin, salah seorang petugas yang sudah berusiap sepuh meyambut dengan ramah. Pria yang berkopiah dan mengenakan batik warna coklat lengan panjang ini mengaku sudah berusia 80 tahun lebih. Namun kami semua sangat salut dengan kegesitan dan semangat beliau yang terus menemani kami selama seharian berkunjung ke sini.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Acara pertama sebenarnya langsung berkunjung ke beberapa candi yang ada di situs ini, terutama ke Candi Blandongan dan Candi Jiwa. Namun untuk keutuhan cerita, kunjungan ke gedung penyelamatan alias museum mini akan dilaporkan terlebih dahulu. Seperti biasa, Pak Dwi Cahyono juga akan tampil dengan ceritanya yang selalu penuh semangat membara.
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
"Walaupun berada tidak jauh dari ibu kota, Situs Batu Jaya ini baru diketemukan pada 1984," demikian Pak Kaisin memulai cerita. Tentu saja keberadaan situs ini sudah ada sejak lama dan bahkan sejak 1952 sudah diketemukan benda-benda purbakala di Situs Cibuaya yang sementara dititipkan di Museum Nasional di Jakarta. "Maklum karena di Kerawang sendiri tidak ada museum," tambah Pak Kaisin lagi.
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Di dinding juga terdapat sebuah prasasti marmer bertuliskan "Gedung Penyelamatan Benda Cagar Budaya Situs Batu Jaya" ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan pada 9 Maret 20014 lalu.

"Kawasan ini memang merupakan persawahan masyarakat. Namun di tengah-tengah sawah tersebut terdapat gundukan tanah berbentuk bukit kecil yang ditutupi dengan pepohonan. Dalam bahasa setempat disebut unur," jelas pak Kaisin. Menurut cerita Pak Dwi lagi, aea ini sebenarnya adalah kawasan yang dulunya terletak di tepi pantai dan kemudian dengan bergesernya garis pantai berubah menjadi rawa dan baru pada sekitar abad ke-18 dijadikan areal persawahan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Berdasarkan penjelasannya pula dapat disimpulkan bahwa setiap unur tersebut merupakan sebuah peninggalan jaman dahulu yang biasanya berbentuk candi. Dan di antaranya juga diketemukan makam kuno lengkap dengan kerangka manusia dan peninggalan berupa perhiasan.

Di gedung penyelamatan ini dipamerkan benda-benda yang diketemukan di situs Batu Jaya, Di antaranya batu kunci yang diketemukan di Candi Jiwa dan Candi Blandongan. Ada juga amulet atau jimat yang dibawa oleh peziarah bila berkunjung ke candi tersebut. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah "gerabah buni" yang merupakan gerabah masa prasejarah.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Menurut Pak Dwi, berdasarkan bukti dan penemuan artefak yag diketemukan di situs Batu Jaya ini, dapat disimpulkna bahwa situs ini merupakan situs lintas masa atau yang berasal dari beberapa zaman. Temuan kerangka, dan gerbah buni serta adanya benda-benda megalitikum seperti dolmen dan menhir, menunjukan adanya masyarakat yang meneruskan tradisi megalitikum dari jaman pra sejarah. 

Namun dengan diketemukannya gerabah buni dapat disimpulkan adanya masyarakat dari jaman perundagian atau transisi dari masyarakan prasejarah ke masyarakat klasik atau Hidhu Buddha masa-awal. Sedangkan untuk Candi Jiwa dan Candi Blandongan dapat dipastikan berasal dari masa sebelum Tauruma Negara sekitar abad ke dua atau ketiga Masehi. Yang jelas candi candi di Situs Batu Jaya yang menggunakan bata merah adalah situs agama Buddha.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai Candi Blandongan dan Candi Jiwa, yuk kita tunggu artikel berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun