Dari pusat kota Dublin yang ramai dengan kehidupan, pengembaraan di ibu kota Irlandia diteruskan dengan menuju sedikit ke pinggiran kota. Dublin Bus atau Bus Atha Cliath no 140 yang berwarna kuning biru melaju perlahan melewati kawasan Drumcondra dan tidak lama kemudian sampai di Finlglass Road dimana pintu gerbang Glasnevin Cemetery berada.
Sementara kalau diperhatikan lebih rinci, di sepanjang dindiing pagar juga banyak terdapat pusara berderet rapi dengan manis. Sebagia besar dihiasi dengan karangan bunga warna-warni yang baru saja ditinggalkan para penziarah. Sementar di sebelah kanan lorong jalan terdapat deretan mausoleum dengan bangunan berbagai bentuk yang megah. Namun sepinya lorong ini, menimbulkan sedikit suasana seram.
Saya kembali ke arah chapel. Di dekatnya ada sebuah gerai yang menjual karangan bunga dan sebuah keranda berhiasan karangan bunga. Keranda ini diletakan manis di atas kereta dengan rodanya yang besar. Toko bunga ini juga terlihat sepi walau di depannya berserakan karangan bungan beraneka warna. Di dekatnya ada sebuah tugu bersar berbentuk salib.
Ketika pandangan dilemparkan ke sekeliling, terlihat beberapa mausoleum yang megah dengan makam-makam berbentuk sarkofagus dan patung-patung yang indah sekaligus dingin dan melambagkan kesedihan.
Kembali ke chapel dan menara, ternyata ini didedikasikan untuk Daniel O’Connel, (1775-1847) orang yang sangat terkenal dalam sejarah Irlandia dan namanya diabadikan banyak sekali di kota Dublin baik menjadi nama jalan utama, jembatan, dan juga patung nya bertebaran di seantero kota Dublin.
Yang menarik dari O’Connel ini adalah kata-kata yang terpahat di makamnya “My heart to Rome, my body to Ireland, my soul to Heaven." Sementara menaranya yang menjulang tinggi sekitar 50 meter bebentuk bulat meruncing. Menurut cerita, jantung O’Connel memang dimakamkan di Roma sedangkan tubuhnya di Dublin.
Ternyata tangga menuju puncak menara ini rusak karena bom pada tahun 1971 sehingga menara yang dibangun pada 1855-1869 ini tidak bisa dinaiki selama lebih empat puluh tahun. Sekarang renovasi tangga hampir selesai dan tidak lama lagi pengunjung Glasnevin Cemetry akan bisa menikmati pemandangan indah dari puncak menara.
Perjalanan di kompleks pemakaman kini diarahkan serombongan penzairah yang sedang mengikuti tur . Seorang pemandu bercerita dengan bersemangat dan seorang pria berseragam tentara berdiri tegap. Pria ini kemudian berpidato dengan lantang meneriakan seruan-seruan penuh semangat tentang kemerdekaan Irlandia.
Kami kemudian sampai di makam Michael Collins yang juga merupakan pejuang kemerdekaan Irlandia. Di dekatnya terdapat memorial khusus untuk mereka yang gugur pada 1916 Rising yang menghasilkan kemerdekaan Irlandia dari Britania pada 1922. Sementara gedung museum berdiri megah di dekat memorial ini.
Di dalam museum ini kita bisa belajar secara sekilas tentang sejarah Glasnevin Cemetery. Konon pemakaman ini dibuka secara resmi pada 21 Februari 1832 dan pemakaman pertama dilaksanakan pada hari berikutnya untuk seorang anak lelaki berusia 11 tahun bernama Michael Carey. Latar belakang didirikannya pemakaman ini adalah karena sebelumnya hampir tidak ada tempat pemakaman umum untuk orang Irlandia yang beragama Katolik. Dan di Glasnevin inilah baik oang protestan maupun Katolik dapat dimakamkan dengan baik secara berampingan.
Saya terus berjalan, melihat baris demi baris pemakaman yang sebagian besar sudah berusia lebih dari seratus tahun. Dan ternyata pemakaman ini juga mempunyai banyak kisah-kisah yang menarik dan belum diketahui secara luas oleh umum.
Salah satu kisahnya adalah tetang seorang wanita yang bernama Maria Higgins. Pada 1858 Maria meninggal dan dimakamkan di Glasnevin ini. Ceritanya mungkin akan selesai kalau saja Maria yang masih hidup muncul tiga tahun kemudian ke pengacaranya. Jadi siapakah yang dimakamkan pada 1858? Ternyata, kematian pertama pada 1858 ketika Maria berusia 54 tahun adalah sebuah penipuan yang bahkan melibatkan seorang dokter untuk mendapatkan asuransi sebesar 500 Poundsterling. Maria sendiri akhirnya meninggal 13 tahun kemudian dan dimakamkan untuk keduakalinya di tempat yang sama.
Masih banyak bentuk bangunan makam yang unik di pemakaman seluas lebih dari 54 Akre ini. Dan masih banyak kisah tentang siapa saja yang dimakamkan disini, selain Maria, ada juga juara Wimbledon bernama Frank Stoker yang berjaya pada tahun 1890 dan 1893 di nomer ganda putra. Uniknya Frank juga seorang pemain rugby dan profesi sebenarnya adalah seorang dokter gigi. Kisah lebih mengasyikan lagi terjadi pada makam milik Ann Hodgens yang peti matinya dikosongkan lalu diisi senjata pada saat perang kemerdekaan Irlandia antara 1919 dan 1921 an.
“Botanic Gardens”, demikian sebuah papan petunjuk ada di lorong pemakaman, Dan akhirnya petunjuk ini terus diikuti sambil melihat ribuan makam yang ada untuk kemudian sampai di kompleks kebun raya yang tepat ada di sebelah Glasnevin Cemetery. Dan perjalanan sekitar 90 menit di dunia orang mati ini pun tetap menorehkan kenangan yang mengesankan terutama kisah tetang perempuan yang dimakamkan dua kali di tempat yang sama.
Dublin Maret 2017
Foto-foto: Taufikuieks
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H