Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hampir "Ditangkap" di Kazan Gara-gara Kayu Putih

6 November 2016   23:30 Diperbarui: 7 November 2016   11:17 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kayak kakek-kakek saja”,ini adalah komentar kolega dan teman-teman yang sering secara tidak sengaja melihat saya membawa atau memakai minyak kayu putih di berbagai kesempatan.  Namun apa mau dikata, kecintaan akan minyak kayu putih memang sudah terbawa sejak kecil hingga saat ini. Singkatnya hidup dan tumbuh bersama kayuputih dari ayunan hingga tua. He he.

Jujur saja banyak teman dan orang yang mengakui kemanjuran minyak kayuputih, namun ada yang kurang suka aromanya yang identik dengan bayi atau kakek-nenek.  Namun secara tidak sengaja ketika anjangsana di acara Kompasianival yang baru lalu di gedung SMESCO, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, saya mampir ke stand Minyak Kayu Putih Cap Lang. 

Ternyata disini dipamerkan beberapa inovasi baru minyak kayuputih. Temanya juga lebih menggigit yaitu aromatherapy.   Nuansanya lebih keren seperti minyak dan parfum merek terkenal.   Di tempat inilah diperkenalkan beberapa aroma dengan kegunaannya masing-masing.  Di tempat ini sempat juga mejeng bersama botol-botol kayuh putih tadi

Aroma yang klasik adalah ekaliptus, orijinal dan memang artinya kayu putih, bisa dipakai sepanjang hari sebagai  Pure Relieving you Therapy untuk solusi saat muncul gejala masuk angin.   Sedangkan inovasi baru ada pada 3 aroma lainya yaitu  aroma green tea sebagai Brighten your Moodtherapy yang membuat kita tampil lebih fresh, lalu Aromatherapy Rose sebagai MoodBoostherapy disaat banyaknya deadline pekerjaan, dan sebagai penutup hari adalah Aromatherapy Lavender sebagai Calm and Relaxation Therapy agar pikirannya jadi lebih tenang dan tidur lebih nyenyak.

Minyak kayu putih ini, terutama yang klasik ekaliptus selalu menemani kemana saja saya pergi, bahkan ketika mengembara ke pelosok dunia. Salah satu pengalaman yang menarik adalah ketika berkunjung ke Kazan di Republik Tatarstan dimusim dingin beberapa tahun yang lalu.

dokpri
dokpri
Setelah hampir semalam naik kereta api penggalan rute Trans Siberia dari  pusat kota Moskwa,  sekitarj am 7 pagi kereta tiba di stasiun Kazan.   Namun hari masih sangat gelap, maklum matahari baru terbit sekitar pukul 8 lebih .  

dokpri
dokpri
Setelah sejenak beristirahat di hotel, maka kami pun mulai berjalan-jalan di ibu kota republik Tatarstan ini. Kebetulan hotel  letaknya tidak jauh dari Kremlin Kazan dimana ada sebuah stasiun metro bernama Kremlivskaya dan dari sini kita bisa naik kereta bawah tanah menuju tempat-tempat wisata di kota Kazan.

Memasuki  stasiun dan setelah membeli tiket seharga 15 Ruble  berupa token, penumpang yang membawa tas harus memasukan tas nya melewati mesin X-Ray.  Sebagaimana biasa saya selalu membawa kamera di dalam tas. Dan ternyata setelah itu, seorang petugas keamanan atau polisi memanggil dan membuka tas terebut.

Setelah itu, ditanyakan juga paspor dan kemudian ditanyakan banyak hal dalam bahasa Russia yang tidak saya mengerti.   Karena hanya bisa menjawabm Nyet yang artinya Tidak,  akhirnya kami pun dibebaskan tanpa mengetahui sesungguhnya apa yang terjadi.

dokpri
dokpri
Barangkali karena minyak kayu putih ini”, kata teman saya ketika kami membongkar kembali isi tas di sebuah restoran sambil menikmati makan siang.   Mungkin juga, kata saya dalam hati karena waktu itu sebotol minyak kayuputih ekaliptusj uga ikut dimasukan ke dalam tas sebagai antisipasi menghadapai cuaca kota Kazan yang kurang bersahabat di awal musim dingin.

Setidaknya minyak kayu putih tadi dapat menjaga saya tetap hangat  dimana aroma dan kehangatan menjadi satu di ibu kota republik Tatarstan

Facebook: taufikuieks

Twitter: @taufikuieks

Foto-foto: Dokumentasi pribadi

Jakarta, November 2016

Foto-foto: dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun