Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata ke Pulau-pulau yang Tergadai di Teluk Lampung

10 Oktober 2016   13:00 Diperbarui: 10 Oktober 2016   13:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak jalan menuju Pahawang”,  begitulah jawaban singkat sobat dan kawan lama yang memang tinggal di Lampung.   “Bisa dari pantai Klara, bisa dari Puri Gading, namun yang paling populer dan praktis adalah dari dermaga Ketapang di Kecamatan Padang Cermin, kira-kira 45 menit atau 1 jam dari Bandar Lampung”.  

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Pagi itu, sekitar pukul 7.45 , kendaraan kami beriringan dari kawasaan Puri Gading menuju Ketapang. Kondisi jalan cukup baik walau terasa agak sempit. Untungnya bukan hari minggu dimana biasanya akan banyak hambatan kemacetan yang disebabkan beberapa tempat wisata di sepanjang pantai yang dilalui, sebut saja Pantai Mutun dan  Sari Ringgung yang kian populer di pesisir barat Teluk Lampung ini. 

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Selamat Datang di Kawasan TNI-AL Teluk Ratai Lampung”,  sebuah gapura menyambut semua kendaraan yang akan masuk baik ke dermaga Ketapang ataupun melanjutkan perjalanan ke Pantai Klara.  Kendaraan kami belok kiri dan menuju ke dermaga 2. Disini tinggal parkir mobil dan perahu motor yang  dipesan sebelumnya sudah siap untuk berlayar menuju ke pulau Pahawang.

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Parkir Pulau Pahawang”,   sebuah petunjuk berbentuk papan putih yang dicat dengan tulisan warna hitam lengkap dengan tanda panah teronggok begitu saja di tepi  jalan.  Sementara di dinding sebuah bangunan bahkan tertulis dengan cat merah: “Penyeberangan Pulang Kelagian, Pulau Pahawang, Pulau Tjg Putus”.

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Selain perahu motor yang bisa muat sekitar 20 penumpang, banyak juga speed boat yang bisa melaju kencang.  Sayangnya kapasitas speed boat hanya 6 penumpang dan bagi yang tidak biasa berlayar terasa lebih menyeramkan melompat-lompat di atas air laut dengan kecepatan lumayan tinggi. “Dengan perahu motor , lebih enak dan santai, juga lebih aman sekaligus lebih punya banyak waktu menikmati indahnya suasana berlayar di Teluk Lampung ini”, tambah tukang perahu.

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Pulau pertama yang terlihat langsung dari dermaga Ketapang adalah Pulau Kelagian.  Perlu waktu lebih dari satu jam untuk sampai ke spot pertama yaitu taman laut di dekat Pulau Pahawang yang juga disebut  “Nemo Reef”.  Menurut sobat saya tempat inilah yang paling bagus batu karang serta banyak ikannya.   Perahu segera membuang jangkar dan rombongan  siap untuk berenang. 

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Berenang di Nemo Reef ini akan lebih asyik bila menggunakan peralatan untuk snorkeling.  Dengan “kaki bebek” kita dapat berenang cepat tanpa perlu mengeluarkan terlalu banyak tenaga.  Dan melalui kaca snorkel itu kita dapat melihat pemandangan di bawah laut yang mempesona.

Ratusan ikan besar kecil dalam berbagai warna berenang di sekeliling.  Nampak sangat dekat untuk dipegang, namun selalu luput karena pandai menghindar. Untuk lebih banyak mengundang ikan mendekat, beberapa lembar roti juga disebarkan ke laut.  Dan di dasar laut yang tidak terlalu dalam, terumbu karang  dalam berbagai  bentuk yang indah juga terhampar membentang.  Berenang di sini benar-benar mengasyikan. Kalau kita lelah, bisa sejenak naik ke perahu untuk sekedar beristirahat, minum ataupun mengudap makanan kecil.

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Di dasar laut ada tulisan “Taman Laut Pahawang” yang bisa kita lihat kalau berenang agak jauh sedikit dari perahu. Sementara di tempat lain ada replika raksasa bintang laut lengkap dengan tulisan “Welcome to Nemo  Reef”  di dekatnya. Melihat semua ini ditemani dengan ratusan ikan-ikan yang berenang kesana-kemari memang membuat kita lupa akan waktu. Hanya ada satu kata: Asyik , asyik dan asyik.

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Hari makin siang, tibalah waktunya untuk menikmati santap siang sambil perahu motor berlayar lagi mencari tempat lain.  Tiba-tiba saja salah seorang dari rombongan ingin ke kamar kecil.  Dan karenanya kami mencoba mampir ke sebuah keramba dimana ikan-ikan dibudidayakan. Namun tidak berhasil meminjam kamar kecil karena tidak ada orangnya.

Sumber: Taufikuieks
Sumber: Taufikuieks
Perahu kemudian berlayar menuju pulau Pahawang Kecil. Disini terlihat sebuah dermaga yang cantik dan juga sebuah villa yang besar dan terlihat mewah.  Terbuat dari kayu dengan warna coklat kehitaman yang memberi kesan kuat, awet, tahan lama, sekaligus angkuh.  “Kita tidak boleh merapat di dermaga ini karena konon villa ini milik orang Perancis”, jelas abang tukang perahu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun