Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Keramik dan Dupa di Makam Sunan Gunung Jati

10 September 2016   12:41 Diperbarui: 12 September 2016   00:41 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cirebon, Aku datang.   Dan kedatanganku kali ini langsung menuju tempat yang menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah sekaligus reliji dan sejarah. Tempat manalagi kalau bukan Komplek Makam Sunan Gunung Jati yang letaknya  beberapa kilomter dari pusat Kota Cirebon di jalan raya menuju Indramayu.

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Syekh  Syarif Hidayatullah”, pintu gerbang jalan menuju kompleks menjad ipentunjuk utama . Tentunya kendaraan masih harus berjalan beberapa ratus meter lagi sebelum tiba di tempat parkir yang cukup luas. Selain kendaraan pribadi, banyak juga bus rombongan wisatwan yang tujuan utamanya adalah berziarah ke salah satu tokoh yang paling dihormati dalam deretan penyebar Islam di Pulau Jawa yang kondang dengan sebutan  Wali Sanga ini.

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Dari tempat parkir, kita berjalan melalui jalan kecil yang dikedua sisinya dipenuhi gerai kecil yang menjual sovenir dan juga perlengkaan ibadah dan ziarah. Tidak juga ketinggalan rombongan pengemis yang aan terus mengekori peziarah sampai beberapa lembaran rupiah berpindah tangan. 

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Selain pengemis, banyaknya kotak sedekah  juga menjadi ciri khusus tempat-tempat wisata di kawasan Cirebon.   Uniknya, kalau sedekahnya sebenarnya berlandaskan kerelaan, namun di tempat ini hampir setiap kotak amal dikawal dengan orang yang tugasnya setengah memaksa pengunjung memberikan sumbangan.

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Memasuki pintu gerbang utama berbentuk candi bentar yang dicat putih, kita akan sampai di halaman depan kompleks makam.  Dan di halaman ini pula sudah dijumpai puluhan bahkan ratusan makam yang berbaris berbanjar membentuk kelompok kelompok yang tidak beraturan.  Di halaman ini juga terdapat beberapa makam yang diberi cungkup.  

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Bentuk bangunan utama kompleks makam ini memiliki arsitekrutur gabungan Jawa Islam dan Cina. Bentuk Jawanya terasa dari atap yang berbentuk limasan, sedangkan sentuhan Cina sangat terasa pada banyaknya keramik khas Cina yang ditempelkan di dinding serta pernak-pernik  seperti lampion merah dan juga tempat dupa.

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Memasuki pendopo, pengunjung diminta untuk mengisi  buku tamu sekaligus mengisi kotak sumbangan serelanya. Di tempat ini banyak hiasan-hiasan yang khas selain keramik, ada Al Quran besar yang di taruh dalam kotak kaca dan tentunya banyak orang-orang yang duduk santai atau tidur-tiduran di pendopo yang juga sekali gus berhiaskan banyak pusara itu. Bahkan ada juga yang sedang  sholat.

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Melewati sebuah lorong dengan dinding keramik, kita sampai ke “Pasarean Sultan Sepuh Raja Sulaeman Keraton  Kasepuhan”.   Makam ini terletak di dalam ruangan dengan pintu yang tertutup.  Saya kemudian berjaan lagi menuju sebuah ruang terbuka dimana banyak orang sedang berziarah. Sesekali  lantunan tahlilan menggema dengan merdu.  Di depannya ada sebuah pintu yang dinamakan Pintu Pasujudan.  Para peziarah duduk bersila berbaris-baris. Semuanya tampak khusu melantunkan doa dan mantra.

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Menurut cerita, ada sembilan pintu untuk sampai ke pusara Sunan Gunung Jati.  Salah satunya adalah Pintu Pasujuduan ini.  Dan kebanyakan orang hanya bisa sampai ke pintu kelima yang bernama  Pintu Jinem. Untuk sampai ke pusara  sang wali, pengunjung harus mendapat  ijin khusus dari Kraton Cirebon.  Walaupun ada yang bercerita bahwa ada orang dalam yang bisa mengantar kita ke makam dengan imbalan khusus yang sampai mencapai jutaan rupiah? Benar tidak yah?

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Mengembara lebh jauh di  kompleks makam ini, saya sampai di ruangan yang cukup luas. Kali ini tidak terlalu ramai orang yang berziarah. Sebuah hiolo atau tempat dupa besar dari kuningan dengan hiasan naga berukir menjadi ciri khas tempat ini. Sisa-sisa dupa yang masih berasap ada di tempat dupa. Sebuah pintu  kecil dengan hiasan tembok putih penuh keramik menjadi pusat kegiatan reliji di ruangan ini. Tepat di depan pintu sebuah tempat dupa berukir naga  memberi kan nuansa Cina yang kental.  Kemungkinan di balik pintu inilah terdapat makam Putri Ong Tien yang merupakan salah satu istri Sunan Gunung Jati yang berasal dari negri Cina.

foto-foto : dokumen pribadi
foto-foto : dokumen pribadi
Kunjungan ke kompleks Makam Sunan Gunung Jati yang konon menjadi sesepuh kesultanan  Cirebon ini memang mengasyikan. Selain berwisata , kita juga dapat melihat semangat relijiusitas yang cukup tinggi di masyarakat yang terus berbondong-bondong ziarah ke tempat ini.  Ketika tiba di tempat parkir, satu lagi rombongan peziarah yang sudah siap bersarungberkopiah baru saja turun dari bus menuju kompleks makam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun