Antara Jakarta dan Tokyo memang jauh berbeda: Kalau di Jakarta kita masih sibuk dengan segala kontroversi pulau-pulau reklamasi di Teluk Jakarta, di Tokyo sendiri, pulau-pulau reklamasi tersebut sudah menjadi kawasan hunian, hiburan, wisata, dan bisnis yang melangkah jauh ke masa depan.
Untuk mencapai kawasan pulau Reklamasi yang disebut Odaiba ini juga sangat mudah. Terdapat beberapa pilhan jalur kereta api dan pastinya dijamin 100 persen anti macet. Kabin kereta New Transit Yurikamone Line yang menuju stasiun Daiba dari Shiodome memang keren, bersih, dan dilengkapi dengan kaca-kaca jendela yang lebar sehingga selain berfungsi sebagai alat transportasi juga sekaligus sebagai media wisata.
Informasi lokasi stasiun bahkan ditulis dalam berbagai bahasa. Selain Jepang dan Inggris, ada juga Mandarin dan Korea. Dan jalur ini juga merupakan kereta layang sehingga dalam perjalanan kita dapat menyaksikan keindahan Teluk Tokyo dengan pemandangannya yang spektaluler.
Setelah melewati enam stasiun dan juga melintas di atas Teluk Tokyo dengan jembatan cantik yang dinamakan “
Rainbow Bridge”, kereta pun tiba di Stasiun Daiba yang lokasinya dekat dengan Hotel Hilton. Sedikit berjalan kaki kita dapat menikmati banyak tempat menarik yang selalu ramai dengan wistawan, baik domestik Jepang maupun mancanegara.
Turun dari stasiun, sebuah ruang terbuka yang luas ada di sekeliling. Selain Hotel Hilton, ada juga gedung pusat Fuji TV yang arsitekturnya sangat futuristik. Sementara di sebelah kanan juga sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Aqua City.
Sementara kalau kita lemparkan pandangan jauh ke garis cakrawala, tampak pemandangan Kota Tokyo dengan gedung-geduung pencakar langitnya. Dan juga Rainbow Bridge yang tadi kita lewati dengan naik kereta Yurikamone Line. Jembatan ini secara arsitektur sangat mirip dengan Brooklyn Bridge yang ada di Kawasan manhattan, New York. Walau tampak lebih modern dan panjang.
Bukan itu saja, pemandangan Manhattan seakan-akan dipindahkan ke Teluk Tokyo dengan dibuatnya replika “Liberty Statue” yang benar-benar mirip dengan yang asli. Bahkan di kejauhan juga ada lagi pusat perbelanjaan yang bernama “Takashimaya Times Square”. Mirip dengan nama tempat terkenal di New York sana.
Ruang terbuka yang luas, taman yang asri serta ornamen hiasan yang apiik, membuat tempat ini selalu ramai. Ada patung-patung yang memadukan pola arstektur tradisional Jepang dengan latar belakang pintu gerbang Tori dengan nuansa barat yang mencoba meniru model klasik Yunani serta tiang-tiang bergaya Mesir kuno.
Semuanya seakan-akan ingin memberikan nuansa antik walaupun sebagian besar bangunan di pulau reklamasi yang bernama kawasan Odaiba ini sebenarnya masih relatif baru.
Setelah puas bercengkerama dengan alam artifisial di ruang terbuka, pengembaraan dilanjutkan dengan sekedar mengintip pusat perbelanjaan Aqua City. Sekilas, tidak ada yang istimewa dengan pusat belanja ini. Sama ramai dan modern seperti pusat perbelanjaan besar di kota-kota besar lain di pelosok bumi ini.
Namun, ketika masuk ke lobby yang luas dan megah, saya tertarik dengan resepsionis yang sedang berdiri manis. Seorang wanita berambut panjang, berbaju lengan panjang warna putih dan blus hitam selutut.
Sekilas, gerakan-gerakan tangannya dan juga gerakan bibir nya terasa kurang natural. Ketika didekati, barulah saya sadar bahwa wanita resepsionis ini ternyata bukan manusia asli, melainkan robot android yang pintar berbahasa Jepang, Inggris dan Mandarin.
Pada sebuah papan nama kecil tertulis bahwa sang robot bernama
Chihira Junco berusia 26 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan baru saja bertugas di Aqua City sejak akhir 2015 lalu. Menurut pabrik yang menciptakan sang robot, Toshiba, robot ini dinamakan Junco karena dilahirkan dibulan Juni.
Chihira bisa menjawab semua pertanyaan pengunjung yang diajukan melalui “touch screen” canggih yang sangat futuristik. Menggunakannya kita seakan-akan sedang ikut dalam pelayaran di antariksa seperti di film Star Trek. Saking canggihnya, tidak perlu menyentuh layar melainkan cukup menggerakan jari saja untuk berinteraksi dengan Chihira.
Selain berbicara dengan gerak bibir yang sedikit masih kaku, gerakan tangan Chihira juga masih kurang luwes. Dan sambil berbicara, kalau kita dekati terlihat matanya yang jeli dan berbinar terus berkedip dengan genitnya. Sebagai robot, Chihira tentu tahu segalanya mengenai lokasi menarik di sekitar Aqua City dan juga nama-nama toko yang ada.
Anda ingin berinteraksi dengan robot yang pintar tiga bahasa? Yuk saya tunggu di Aqua City, sebuah pusat perbelanjaan yang ada di Kawasan Pulau rekamasi di Teluk Tokyo!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya