“Dulunya gang ini bernama Gang Souw Beng Kong”, jelas Adep (Sahabat Museum) sambil menunjukan sebuah foto lama pintu gerbang kompleks makam yang ternyata masih sama dengan foto saat ini. Kecuali bagian atasnya disembunyikan dan sekarang bernama Gang Taruna. Di foto itu tertulis dalam huruf Cina dan di bawahnya “Koeboeran Souw Beng Kiong” dengan penjelasan “Tempat masoek ke pekarangan koeboeran. Di sabelah kanan di bawah poehoen-poehoen klapa orang liat itoe koeboeran (jang poeti)”
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Foto dari awal abad ke 20 itu menjadi semakin jelas ketika dibagikan buku tentang Kapiten Cina SBK yang diterbitkan oleh Yayasan SBK. Buku ini berjudul “
Riwayat Kapiten Tionghoa Pertama di Batavia Souw Beng Kong.” Pak Wisnu yang merupakan pengurus Yayasan dan sekaligus masih keturunan SBK mengajak kami masuk ke gang yang sempit dengan rumah-rumah penduduk yang sangat padat.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Sebuah petunjuk memerintahkan kita untuk belok kanan, masuk kedalam gang dan sekitar 15 meter kemudian ada sebuah mushollah yang antik. Terletak di lantai dua dengan nama Mushollah Nurul Hoo. Kecil, namun terlihat rapih dan bersih lengkap dengan toren air di dekatnya. Setelah melewati mushollah, sampailah kita ke tempat yang dituju.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Dikurung dengan pagar yang sederhana, terlihat sebuah bong pay atau batu nisan yang cukup terawat baik. Ada tulisan dalam bahasa Belanda di bagian kiri, dan nama dalam aksara Cina di tengah serta tulisan dalam bahasa Cina di bagian kanan. Dimanakah kita berada?
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Kita tidak berada di Cina atau Tiongkok, tetapi berada tepat di jantung kota Jakarta. Tepatnya di Jalan Pangeran Jayakarta yang pada zaman Belanda disebut Jacatraweg. Dan di tengah jalur pemisah ini terdapat sebuah papan petunjuk bertuliskan
“Situs Makam Kuno Kapiten Souw Beng Kong 1580-1644”, lengkap dengan anak panah berwarna merah bertuliskan Lokasi.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Lalu siapakah Souw Beng Kong? Ngapain sih jalan-jalan atau ziarah ke kuburan Cina? Berdasarkan tulisan berbahasa Belanda di Bongpay dan kisah di dalam buku, ternyata SBK adalah Kapiten Tiong Hoa pertama di Batavia yang diangkat oleh Gubernur Jendral JP Coen. Beliau dilahirkan pada 1580 di kota kecil Tang Wa atau Tong An di Propinsi Fujian atau Hokian dan kemudian mengembara mengadu nasib ke Nanyang alias Asia Tenggara dan sampai ke Nusantara, tepatnya ke Banten pada 1604. Singkatnya SBK berhasil menjadi pengusaha perkebunan lada yang sukses sekaligus tokoh Tionghoa di Banten.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Ketika
JP Coen berhasil merebut kota Jayakarta pada 30 Mei 1619, maka kota ini pun harus dibangun karena akan menjadi markas besar VOC. JP Coen teringat akan SBK dan memintanya untuk membangun kota Batavia. Walaupun pada mulanya menolak, akhirnya SBK bersedia pindah ke Batavia dan mengajak ratusan kaum Cina dari Banten untuk pindah ke Batavia dan mulai membangun kota itu.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Beliau kemudian diangkat menjadi Kapiten Cina pertama pada 1621 dibantu sekretarisnya, seorang Cina muslim yang bernama
Gouw Cay. Karena kesetiaannya dalam menjalankan tugas Gouw Cay pernah dihadiahkan sebidang tanah di Kampung Bebek (Angke) oleh penguasa Belanda. Dan di atas tanah ini Gouw Cay mendirikan sebuah masjid.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
SBK menjadi kapiten Cina dalam waktu yang cukup lama selama pemerintahan enam orang gubernur jendral. Pada 1636, beliau meletakkan jabatan atas permohonanan sendiri dan VOC menerima ususlan SBK agar mengangkat
Phoa Beng Goan sebagai penggantinya. Beliau inilah yang kemudian membangun
Kanal Molenvliet yang kini menjadi pemisah Jalan Gajahmada dan Hayam Wuruk.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Setelah itu, Beliau sempat mencoba kembali ke Tiongkok namun akhirnya menetap di Formosa (Taiwan) selama tiga tahun dan akhirnya kembali ke Batavia pada 1639. Pada 8 April 1644, Kapiten SBK wafat meninggalkan seorang istri pribumi yang berasal dari Bali dan istri yang berasal dari Tiongkok. Jenazahnya disemayamkan selama lebih dari satu bulan sambil menunggu pembangunan makam keluarga di kebun kelapa di tanah seluas 20 ribu m2 di lokasi yang sekarang sudah berubah menjadi pemukimam padat ini.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Makamnya sendiri sempat hilang dan baru diketemukan kembali pada 1909. Persis seperti gambar pada buku yang dibagikan. Sebuah nisan tua berbentuk bong pay segi empat dengan gundukan tanah bulat di belakangnya. Dan kemudian makam ini direnovasi terakhir kalinya pada 1929 oleh Mayor Cina
Khouw Kim An. Demikian menurut tulisan yang ada dalam bong pay yang sekarang.
Makam ini memang menjalani sejarah yang panjang dan menurut sejarawan Perancis Denys Lombard dan Claudine Salmon merupakan makam etnis Cina paling tua yang pernah diketemukan di Indonesia. Setelah terakhir direnovasi pada 1929, dan makin banyaknya penduduk kota Jakarta, maka lahan makam kemudian sedikit demi sedikit berubah fungsi menjadi rumah-rumah penduduk yang padat.
Menurut gambar di “Buku Kisah SBK” karya sejarawan Belanda B. Hoetink pada tahun 1920, selain makam SBK ada tujuh makam kerabat, sekarang hanya tingggal satu makam saja selain makam SBK dan ada di halaman rumah penduduk. Uniknya sebelum dipugar terakhir pada 2008, makam ini sendiri sudah berada di dalam rumah seperti nampak pada foto yang ada di dalam buku. Dan di atas makam sudah dijadikan tempat kos-kosan. Akhirnya setelah pemugaran maka makam ini kembali dapat melihat langit.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Di belakang makam terdapat sedikit ruangan yang cukup luas berlatar belakang deretan pohon bambu. Juga ada sebuah pengumuman tentang tata terbib berziarah. Dijelaskan bahwa situs makam SBK adalah salah satu situs bersejarah di Jakarta dan sekarang dikelola oleh Yayasana Kapiten SBK yang beralamat di Jl Kebon Jeruk XV No 13 Jakarta Barat.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
Sambil sejenak merenung di tepi makam, Adep dan Pak Wisnu bercerita tentang riwayat sang kapiten dan kisah makamnya yang sempat hilang, diketemukan, dan kemudian tersembunyi di dalam padatnya perumahan kota Jakarta. Pak Wisnu sendiri kemudian bercerita bahwa dia pun mungkin masih keturunan yang ke sekian dari kapiten SBK. “
Nama Saya Souw Sei Hin”, tukasnya sambil tersenyum.
Tidak banyak orang etnis Cina di Indonesia yang memiliki marga Souw, yang lebih rekenalkan marga Lim seperti Lim Soei Liong dan Lim Swi King?” tambahnya lagi.
Sssst! Ternyata Ada Presiden Indonesia yang Keturunan Cina?
“Tetapi Orang marga Souw di Indonesia banyak yang berhasil menjadi orang penting. Presiden kita pun banyak yang memiliki marga Souw. Contohnya Soe Kar No, Soe Har To dan Soe Si Lo,” tambahnya lagi seraya berjalan perlahan meninggalkan makam.
Sambil tersenyum sendiri saya pun kemudian mengikuti rombongan meninggalkan makam SBK untuk melanjutkan perjalanan di Jacatraweg. Berjalan sambil napaktilas sejarah kota Jakarta yang panjang, berliku dan menakjubkan serta penuh kejutan yang mempesona.
Jakarta, Akhir Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya