Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perda Syariah dan Walikota Wanita di Tagaytay, Filipina

31 Mei 2016   17:17 Diperbarui: 31 Mei 2016   18:18 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelah dengan padat, macet, dan panasnya kota Manila,  bolehlah kita sejenak bersantai ke Tagaytay, sebuah kota yang letaknya di punggung  gunung dengan ketinggian sekitar 600 sampai 700 meter di atas permukaan laut.  Letak kota ini juga tidak terlalu jauh dari ibu kota Manila, yaitu sekitar 60 kilomter saja .

Perjalanan dimulai dari stasiun bus di dekat  Stasiun MRT Taft Avenue.  Bus bergerak perlahan menembus padatnya lalu lintas kota Manila sampai akhirnya menyusuri Aguinaldo Highway menuju ke  arah selatan. Meninggalkan Metro Manila menuju ke Propinsi Cavite.   Harga tiket ke Tagaytay 78 Peso per orang dan lucunya  tiketnya berbentuk potongan kertas senilai uang yang dibayarkan.

Saya duduk di bagian tengah bus, sementara istri duduk di bagian depan . Dan ketika bus memasuki kota Tagaytay yang ada di Propinsi Cavite ini,  kami pun bersiap-siap turun. Seorang wanita berusia tigapuluhan juga ikut turun bersama dan dia ternyata sudah bercerta banyak  kepada istri tentang Tagaytay termasuk tempat-tempat menarik yang harus dikunjungi.

“Ayo kita ke restoran tempat suami saya bekerja”, ajak wanita itu ketika sebuah sedan berwarna coklat tua sudah tersedia. Rupanya sang suami menjemput wanita tadi dan karena memang sudah waktunya  makan siang, kamipun ikut dengan mobil tadi.  Resto yang terletak di tepi bukit ini memiliki lokasi yang strategis karena dapat melihat pemandangan Danau Taal yang indah.  

Di tengah danau terdapat sebuah pulau yang dinamakan pulau Taal yang kebetulan juga berfungsi sebagai gunung api yang masih aktif.  Pemandangannya mirip dengan danau Toba dengan pulau Samosir di tengahnya.  Keunikannya bertambah karena di tengah Pulau Taal ini terdapat lagi sebuah danau  yang terbentuk dari kawah gunung api tersebut.  Singkatnya ada danau di tengah pulau di tengah danau di tengah Pulau Luzon.

Selesai makan siang, tujuan pertama  adalah tempat wisata yang bernama Picnic Grove.   Dan untuk menuju kesana juga cukup dengan naik jeepney, kendaraan umum khas Filipina yang berupa jeep besar yag mengasyikan.  Dari restoran ini, kita harus pindah jeepney di terminal di pusat kota Tagaytay. Ongkos sekali naik cukup 8 Peso per orang. Tidak pakai kenek dan cara bayarnya dengan memberikan uang secara estafet  dari penumpang ke supir.

Sekitar 10 atau 15 menit naik jeepney, nampaklah pintu gerbang Picnic Grove.  Di loket tertera nama “Tagaytay Picnic Grove” lengkap dengan harga tiket masuk 50 Pesos per orang dan juga harga-harga lainya termasuk parkir kendaraan, sewa meja, gubuk, dan juga pondok penginapan.

Dari pintu gerbang, jalan sedikit mendaki  menuju tempat wisata Picnic Grove. Disini tersedia  penyewaan kuda tunggang yang ditandai dengan papan petunjuk bertuliskan “Welcome Picnic Grove Tagaytay City Cavite Philippines Horse Back Riding Area”.

Setelah sampai di atas  bukit, tersaji  pemandangan Danau Taal yang memukau.  Lapangan rumput yang hijau dengan deretan pondok-pondok kecil yang bertingkat-tingkat serta sebuah menara untuk meluncur sambil bermailn “Flying Fox”. Tentunya bagi yang masih muda atau yang berjiwa muda saja.

Selain menikmati pemandangan, di Picnic Grove ini juga terdapat gerai cendra mata dan kedai yang menyajikan aneka kuliner khas  negri si kupu-kupu besi , Imelda Marcos.   Ada Alamat Restaurant yang menyajikan  “Kare-Kare dan Lechon Manok”.   Lengkap dengan gambarnya yang menggugah selera.  Namun karena kita baru saja makan siang, cukup mengintip apa sih yang namanya Kare-Kare dan Lechon Manok.

Kare-Kare merupakan sejenis Kari khas Filipina dengan bahan utama Buntut  Sapi yang diberi bumbu kacang.  Makanan ini juga dilengkapai dengan berbagai jenis sayuran seperti  jantung pisang, terong,  kacang panjang dan juga sawi putih.  Selain buntut sapi,  kadang-kadang ditambahkan tunjang atau kaki sapi serta krecek ke dalam ramuannya.  Kita juga harus berhati-hati karena ada juga versi  Kare-kare yang bahannya menggunakan daging atau kaki babi yang dalam Bahasa Tagalog disebut baboey.

Sementara itu, Lechon Manok  adalah  Ayam Panggang Guling dimana satu ekor ayam utuh dipanggang dan diputar-putar di atas arang yang menyala.  Terlihat sangat enak dan menggoda selera. Manok sendiri dalam Bahasa Tagalog berarti Ayam. 

Untuk minuman, selain bermacam-macam jus buah segar, ada  yang sangat khas Filipina yaitu “Halo-Halo”.  Ini merupakan minuman pencuci mulut yang mirip dengan “Es Campur” yang dikombinasikan dengan Es Kacang dan Es Krim.  Lengkap dengan susu dan juga sangat terkenal di Filipina.

Selain mengenal berbagai jenis kuliner Filipina, kita juga dapat belajar satu istilah makanan yang dinamakan Lakbay Aral Value Meal.   Setelah ditanyakan ternyata Lakbay Aral sendiri berarti Studi Wisata. Sehingga makanan ini dikhususkan bagi pelajar atau mahasiswa yang sedang berstudi wista dan tentunya dijual dengan harga lebih akrab di kantong.

Puas melihat aneka makanan dan juga menikmati pemandangan Danau serta Gunung Api Taal, kita kembali berjalan perlahan-lahan menaiki satu demi satu tingkatan kembali ke halaman luas menuju pintu masuk.   Di kawasan ini, juga terdapat “Adventure Jungle” yang merupakan Bonbin Mini  lengkap dengan berbagai jenis hewan dan burung. 

Walaupun merupakan tempat wisata, ternyata poster politik juga tidak mau ketinggalan mejeng  di tempat ini. Ada foto seorang lelaki mengenakan kaos bergaris-garis dengan warna bendera Filipina yaitu Merah putih dan biru. Di belakangnya gambar pemandangan indah Danaau Taal lengkap dengan gunung berapinya.

Mapayapa at Ligtas na Paglalakbay sa Inyong Lahat”  kata-kata dalam Bahasa Tagallog yang arti nya Perjalana damai dan aman untuk anda Semua”.  Kemudian di bawahnya ada nama tiga orang yang jelas masih termasuk satu keluarga. Yaitu keluarga Tolentino. Merek bertiga adala MMDA Chairman Francis N Tolentino, Mayor Agned D Tloentino dan Congressman Abraham  N Tolentino.

Setelah sedikit bertanya, dapatlah diketahui bahwa  Dinasti Tolentino ini sudah berkuasa di Tagaytay lebih dari lima puluh tahun. Sang ayah Isaac Tolentino merupakan walikota selamat 27 tahun dan kemudian digantikan oleh putranya Francis yang sekarang menjabat sebagai ketua MMDA (Metro Manila Development Authority). Francis kemudian digantikan oleh adiknya Abraham yang menjabat sampai tiga kali dan pada 2013 digantikan oleh istrinya Agnes yang sekarang menjabat sebagai walikota dan merupakan walikota wanita pertama di Tagaytay.

Ketika meninggalkan kawasan Picnic Grove untuk menuju ke tempat menarik lainya di Tagaytay, sempat diperhatikan satu lagi papan pengumuman yang cukup menggembirakan.  “Selling and Drinking of Alcoholic Beverages is strictly Prohibited” Dibawahnya juga  lengkap dengan hukuman baik berupa denda mulai 1000 Pesos sampai pencabutan ijin usaha bagi yanag melanggar. Dan ini adalah hasil perda yang dikeluarkan selama Agnes menjadi walikota wanita di Tagaytay.

Foto foto : dokumen pribadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun