Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Memorial Tempat Berkumpul 390.000 Arwah

27 April 2016   14:44 Diperbarui: 27 April 2016   14:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

martyr Shrine  dokpri

Selepas berkunjung ke Taipei Grand Mosque dan melhat masjid paling besar dan megah di Taiwan, pengembaraan dilanjutkan dengan menyusuri Section 2 Xinsheng South Road yang lebar dan mulus.  Sekilas kawasan disini mirip dengan daerah Monas di Jakarta karena persis di tepian Daan Park yang luas dan juga adanya bus yang melintas di jalaur cepat mirip dengan busway.

img-0174-57206843307a610707388d9e.png
img-0174-57206843307a610707388d9e.png
papan informasi : dokpri

Dari halte tidak jauh dari masjid, saya naik bus yang menuju ke utara, dan  setelah itu pindah ke bus no 208 yang menuju ke bagian utara kota Taipei, menyebrangi Keelung River, melewati Grand Hotel dan kemudian tiba di Taipei Martyr Shrine.

img-0176-5720689924afbde20786bc11.png
img-0176-5720689924afbde20786bc11.png
pintu gerbang  

Pintu gerbangnya khas Cina berbentuk tiga lengkungan bulan yang lumayan tinggi. Dalam istilah arsitektur Cina, pintu gerbang semacam ini dinamakan Paifang atau Pailou. Ciri khas nya adalah atap dari genting berwarna hijau yang bersusun tiga.  Sementara warna pintu bulannya kombinasi putih dan oranye. Di depan pntu masuk juga ada sebuah papan informasi tentang Martyr Shrine termasuk jam buka . Dan yang paling penting, mauk ketempat ini tidak dikenakan tiket alias gratis.

img-0171-572069489597734710a53ad3.png
img-0171-572069489597734710a53ad3.png
sepasang penjaga

Pintu utama dijaga oleh sepasang prajurit yang berdiri tegak bak patung.  Kebetulan pada saat itu sedang diadakan upacara “Changing of the Guards” yang menjadi daya tarik utama wisatawan berkunjung ke tempat ini.  Gerakan-gerakan yang apik dan cara berbaris yang teratur rapih menjadikan upacara ini selalu dinantikan.  Menurut informasi upacara ini diadakan sekali setiap jam .

img-0167-572069e624afbda00686bc39.png
img-0167-572069e624afbda00686bc39.png
changing of the guards

Setelah selesai menykasikan upacara, sambil terus berjalan menyusuri halaman yang luas menuju ke gedung utama, terlihat sepasang paviliun berbentuk bangunan tradisional Cina. Di sini, terdapat memorial untuk para pahlawan Republik Cina yang diabadikan dengan sebuah patung dan juga plakat yang menceritakan secara singkat biografi sang pahlawan.

img-0160-57206a51a623bd69125a124d.png
img-0160-57206a51a623bd69125a124d.png
paviliun : dokpri

Pintu gerbang menuju ke bangunan utama nya juga sangat megah.  Arsitektur kompleks tempat ini memang dirancang dengan meniru kemegahan  “Hall of the Supreme Harmony atau Tai He Dian” , yang merupakan bangunan utama sekaligus yang terbesar di kompleks  di Forbidden City atau  Kota Terlarang di Beijing.

img-0169-57206b0a24afbd300686bc69.png
img-0169-57206b0a24afbd300686bc69.png
pintu masuk ke bangunan utama

Setelah menaiki tangga, kita akan sampai di pintu-pintunya yang besar. Di kedua dinding dekat pintu masuk ada relief berlapiskan emas tentang  momen penting dalam sejarah Republik Cina.  Relief  pertama  berjudul Canton Uprising , yang menceritakan pergerakan kemerdekaan yang dipimpin oleh Dr Sun Yat Sen pada Maret 1911 yang kemudian menjadi salah satu gerakan yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Ching .  Relief yang lain “The Battle of Shanghai” menggambarkan kisah-kisah heroik pada saat perang antara Cina dan Jepang di tahun 1937.

img-0156-57206b8d999373c706cc6c16.png
img-0156-57206b8d999373c706cc6c16.png
the battle of shanghai

Setelah melwati pintu gerbang kita akan sampai di halaman dalam yang dikeliling oleh bangunan dengan koridor yang panjang dan dihiasi tiang-tiang merah. Di sepanjang dinding, dipamerkan lukisan-lukisan tentang tonggak-toggak sejarah setelah berdirinya Republik Cina dan runtuhnya dinasti Ching.

img-0148-57206bed24afbd2a0686bc67.png
img-0148-57206bed24afbd2a0686bc67.png
bangunan utama

Dan tepat di sebrang sana berdiri megah bangunan utama Martyr Shrine ini. Bangunan yang dibuat untuk mengenang lebih dari 390 ribu pejuang dan pahlawan.  Walaupun ada di ibu kota Taiwan, seluruh pahlwan tersebut dilahirkan di Cina daratan.  Di dalam bangunan ini, terdapat “Spirit Tablet” atau plakat yang digunakan untuk mewakili arwah atau roh orang yang telah meninggal seperti yang sering kita lihat di altar pemujaan di rumah-rumah orang Cina.  Karena bangunan ni dibangun sebagai memorial untuk ratusan ribu pahlawan, maka setiap arwah akan diwakili oleh sebuah spirit tablet. 

img-0159-57206c5d959773af10a53acd.png
img-0159-57206c5d959773af10a53acd.png
patung salah seorang martir

Perjalanan berkunjung ke Martyr Shrine memang hanya sebuah pengembaraan biasa. Namun dengan berkunjung kesini, kita bisa lebih mengetahui bagaimana suatau bangsa bisa membangun sebuah monumen yang megah dan indah untuk mengenang jasa-jasa para pahlwaan mereka. Dan ironiknya batas  antara pahlawan dan penghianat juga sangat tipis. Seorang bisa menjadi pahlawan sekaligus penghianat tergantung dari sisi mana mata memandang. 

img-0143-57206ce32f7a61ac06b2e6a1.png
img-0143-57206ce32f7a61ac06b2e6a1.png
salah satu sudut martyr shrine

Apakah ini sebuah kuburan? Walaupun tidak ada jasad yang dikebumikan disini. Bagi sebagian orang, ini adalah tempat berkumpulnya 390 ribu arwah dan roh yang diwakili oleh Spirit tablet atau di atas.!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun