Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Orang Cina Nikolai, Orang Russia Chiang Fang Liang

13 April 2016   10:42 Diperbarui: 13 April 2016   10:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="daxi visitor center"][/caption]Perjalanan mengembara ke tempat-tempat baru di negri asing nun jauh memang mengasyikan. Selain memperkaya jiwa, dia juga bisa memperkaya batin dengan kejutan-kejutan yang nikmat.  Dan ini terbukti dalam kembara makam kali ini di kawasan Daxi, yang terletak di Taoyuan, tidak terlalu jauh dari ibu kota Taipei.

Selepas terkepung oleh ratusan patung aneka warna, ukuran, dan posisi milik Chiang Kai Shek di Cihu Memorial Sculpture Park, dengan shuttle bus yang sama saya menuju ke perhentian Daxi Mausoleum.  Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2 kilomter saja dan ditempuh dalam waktu sekitar 3 menit. 

[caption caption="halte shuttel bus"]

[/caption]Ketika turun sang supir berkata “Liang tien san shi san”, sambil menunjuk ke jam yang ada di dashboard. Maksudnya bus berikut akan mampir disini pada jam 2.33 siang. Sedangkan waktu sekarang adalah pukul 1.33 siang. Lumayan , saya punya waktu satu jam untuk mengembara di mausoleum Chiang Ching Kuo, yang merupakan Presiden Taiwan  tiga tahun setelah mangkatnya sang jendral Ciang Kai Shek pada 1975. Kebetulan Chiang Ching Kuo in juga putra yang memang sejak dini dipersiapkan untuk menggantikan CKS.

[caption caption="petunjuk arah"]

[/caption]Turun dari bus. Saya langsung melihat ke papan petunjuk ke arah Daxi Mausoleum dimana jenazah sang presiden disemayamkan. Di depan pintu gerbang tertulis angka  08.00-17.00 yang menunjukan waktu buka mausoleum ini. Berjalan sekitar 150 meter dari halte bus saya memasuki pintu gerbang dan kemudian jalan beraspal menuju mausoleum. Kebetulan suasana saat itu sedang sepi. Tidak ada seorang pun wisatawan yang berkunjung. Dan kebetulan pula sedang diadakan acara “Changing of the Guards” yang sama persis dengan yang saya tonton di Cihu Mausoleum.   

[caption caption="changing of the guards"]

[/caption]Saya pun dapat dengan puas dan leluasa menyaksikan pertunjukan ini. Seakan-akan menjadi tamu VIP.  Ketika upacara hampir selesai, barulah serombongan turis yang baru turun dari u menyerbu ke halaman mausoleum. Melihat ributnya mereka berceloteh satu sama lain, kemungkinan besar berasal dari dartan Cina.   Mereka sibuk berfoto dan membuat video, sementara saya mulai mundur kebelakang menanti upacara selesai. Mirip dengan di Cihu mausoleum, wisatawan kemudian dipersilahkan masuk setelah upacara usai. Melalui pintu utama ke gedung yang dicat dengan warna biru muda.  Lay out dan tata letak mausoleum ini sangat mirip dengan mausoleum sang ayah.   

[caption caption="Chiang Ching kuo memorial Room"]

[/caption]Sebelum ke beranda dimana sarkofagus disemayamkan, ada sebuah ruang bekas kamar kerja Chiang Ching Kuo dan dinamakan “The late President CCK Memorial Room”. Isinya perabotan dan benda-benda pribadi sang mantan presiden. Ada sebuah meja kerja lengkap dengan alat tulis dan juga dua bendera “Matahari Putih, Langit Biru, Dan Bumi Merah” yang mengapit foto presiden Chinag Kai Shek, dan  juga foto-foto  lawas keluarga Chiang.

[caption caption="CKS dan bendera Taiwan"]

[/caption]Sama seperti di Cihu, sebuah papan juga meminta pengunjung untuk membungkuk atau menunjukan rasa hormat kepada potret sang mantan Presiden yang dipajang di belakang peti batu.  Kali ini, sebagian besar pengunjung lebih patuh membungkuk  di depan peti mati. Sarkofagusnya juga terbuat dari marmer berwarna hitam. Sebuah foto CCK diapit sepasang lampu ada di belakangnya dan dua buah salib dari bunga berwarna putih ada di depan dan samping peti mati batu. Tidak ada bendera Taiwan disini.

[caption caption="sarkofagus CCK"]

[/caption]

[caption caption="membungkuk di depan peti mati"]

[/caption]Selepas mengunjungi mausoleum, masih ada waktu sekitar setengah jam untuk mampir ke “Daxi Visitor Centre yang ada persis di dekat halte bus.  Gedungnya cukup megah dan luas, bahkan lebih besar dari Cihu visitor Centre. Berlantai dua dan terkesan lebih modern.  Di lantai bawah ada seorang resepsionis wanita berumur 50 tahunan yang tetap duduk santai sambil membaca buku.

[caption caption="cross island highway"]

[/caption]Di lantai satu ini, terdapat foto-foto mengenai obyek wisata alam yang ada di sekitar Daxi.  Juga informasi mengenai Daxi Old Town.  Pun dipajang keindahan flora dan fauna yang menjadi kebanggan kawasan itu.   Akan tetapi yang paling  menarik adalah foto-foto yang dipamerkan di lantai dua.  Pertama-tama, kita disuguhkan dengan keindahan alam dan hijaunya koridor yang ada di “Nothern Cross Island Highway”, yang merupakan jalan raya yang membenatang dari timur ke barat di sebelah utara pulau yang dijuliki Formosa ini. 

[caption caption="childhood "]

[/caption]Tema utama pameran di lantai dua ini adalah “Facts and information about the Life of Chiang Ching Kuo”.   Sebuah gambar besar berisikan foto-foto CCK baik semasa kecil d pangkuan sang nenek, sampai dengan foto masa remaja  dan dewasa di Russia, dan juga setelah masa tua ketika menjabat presiden ada gambar pembuka ini. Di sebelahnya diceritakan mengenai masa kecil CCK dengan tajuk “Childhood in the Town of Xikou”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun