Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lei Cheung Uk: Makam Kuno Tanpa Mayat yang Pindah Dua Kilometer dari Garis Pantai

7 April 2016   14:52 Diperbarui: 7 April 2016   15:03 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gundukan Makam Kuno Dinasti Han di Lei Cheng Uk"][/caption]Hongkong  memang banyak menyimpan tempat menarik. Setelah sejenak mengintip Gurdrawaatau tempat ibadah Agama Sihk, pengembaraan di lanjutkan menuju ke Semenanjung Kowloon dengan menggunakan bus menuju Central Station dan dilanjutkan dengan MTR ke stasiun Cheung Sha Wan.

[caption caption="Cheung Sha Wan MTR station"]

[/caption]Di sini, saya mengambil pintu keluar A3 dan kemudian menyusuri Tonkin Street  ke arahHan Garden dan juga Lei Cheng Uk Han dinasty Tomb.  Kalau takut salah jalan, ada koq petunjuk arahnya persis di luar stasiun.  Selain arah juga ada jauhnya jarak yang harus di tempuh.

[caption caption="Petunjuk ke Han Gardem dn Lei Cheng Uk Han dynasti Tomb"]

[/caption]Berjalan kaki dengan santai sektar tujuh atau delapan menit, Saya sampai di pintu gerbng Han Garden. Pintunya terbuka lebar dengan di kedua sisinya tertulis tiga aksara Cina. Memasuki taman kita akan “dihadang” oleh sebuah tembok yang beratapkan  genting khas Cina . Tembok ini berhiaskan lukisan hitam putih yang menggambarakan  parade kuda dan kereta kuda yang berbaris gagah. Lengkap dengan peunggang kuda dan penumpangnya.

[caption caption="Han Garden: Lukisan di pintu masuk"]

[/caption]Han Garden ini merupakan taman klasik Cina yang berdasarkan model Dinasti Han (226 SM- 220 M....).   Selain taman yang luas dengan pepohonan, ada juga teras , pavilun, kolam , menara dan  ukiran-ukiran dari karang.  Di paviliun dan kursi taman ini,  terlihat kaum  lansia sedang duduk santai, baik sendirian maupun bercengkerama dengan sesama senior cirizen yang rata-rata berusia 70 tahunan.

[caption caption="Suasana Han Garden"]

[/caption]Saya berjalan ke taman di sebelahnya dan kembali menemukan kursi-kursi taman dan  lansia.  Selain itu juga terdapat alat-alat olah raga gratis di ruang terbuka yang memang khsusus ditujukan untuk para lansia.  Namun yang menarik perhatian adalah sebuah kanopi raksasa yang menaungi sebuah gundukan tanah besa mirip kuburan raksasa.  Setelah di dekati memang ini adalah Makam Kuno dari Dinasti Han yang terkenal dengan nama Lei Cheng Uk Han Dynasti Tomb.

[caption caption="kursi aman dan lansia"]

[/caption]Saya harus mengeliling makam ini dan mencari pintu masuknya ke tepi Jalan Raya.   Lei Cheng Uk Han Tomb Museum, demikian tertulis dengan lengkap  nama bangunan yang sekilas mirip kuburan raksasa ini.  Di atasnya tertulis ata-kata “Han Tomb preserved in situ” yang berati memang sebuah makam kuno dari Dinasti Han yang diabadikan di tempat aslinya. Di bawahnya tertulis jam buka museum ini plus sebuah keterangan  “free Admission”.  Wah gratis nih!

[caption caption="free amission to Han Tomb preserved in situ"]

[/caption]Saya masuk melalu pintu utama yang terbuat dari kaca dan  bisa terbuka secara otomatis. Udara digin dan segar dari “AC” segera terasa  di beranda museum ini.  Hanya ada tempat resepsi dan seorang penjaga museum. Saya cukup menganguk ambil tersenyum  dan mereka  kembali  duduk dan asyik dengan pekerjaannya. 

[caption caption="suasana museum"]

[/caption]Di dinding yang terbuat dari kayu berwarna kuning dipajang informasi bergambar yang menerangkan secara singkat mengenai makam dari Dinasti han yang sekarang telah menjadi museum.  Sementara di dalam kotak kaca ada sebuah  maket  yang menjelaskan bentuk makam kuno yang mirp sebuah palang salib  yang berongga di dalamnya.

[caption caption="irfomasi tentang Lei Cheng Uk"]

[/caption]Dari benda-benda yang dipamerkan, dapat dibaca sejarah singkat diketemukannya makan kuno ini.  Secara singkat diceritakan bahwa makam kuno dari dinasti Han ini diketemukan secara tidak sengaja ketika para pekerja sedang meratakan sebuah bukit untuk pembangunan perumahan di Lei Cheng Uk pada Agustus 1955.   Pembangunan perumahan disini juga dipicu oleh kebakaran besar yang terjadi di rumah kumuh dan liar di Shek Kip Mei pada malam natal 1953.  Kebakaran besar ini mengakibatkanlebih dari 50 rbu orang kehilangan temat tinggal.   Kekurangan perumahan sangat terasa pada masa itu di Hongkong karena banyaknya arus imigran dari daratan Cina setelah negeri itu dikuasai komunis pada 1949.

[caption caption="papan informasi"]

[/caption]Ketika para pekerja itu menemukan makam kuno yang dierkirakan berasal dari Dinasti HanTimur (25-220 M) , dimulailah penggalian lebih lanjut dan setelahnya  makam serta ruang pameran di dekatnya dibuka untuk umum pada tahun 1957.  Sejak tahun 1988 akhirnya makam ini dinyatakan sebagai museum dan kemudian termasuk kawasan yang lindungi sebagai peninggalan budaya.

[caption caption="Seni jaman dinasti han"]

[/caption]Masih di dinding pameran, dapat dipelajari gambar-gambar yang diketemukan di makam-makam dari jaman itu. Ternyata kita bisa mengetahui bahwa masyarakat pada jaman itu sudah ahli bermain berbagai jenis alat musik dan juga bermain bermacam-macam teknik akrobat yang menakjubkan. Seni pertunjukan yang terkenal pada jaman dinasti Han disebut Baixi, yang merupakan seni gabungan  seni suara, akrobat, tarian, sirkus,  sulap, bela diri dan  pantomim yang diiringi berbagai jenis alat musik tradisional.  Singkatnya tidaklah salah jika pertunjukan ini dinamakan Baixi yang secara literal berarti Seratus Hiburan.

[caption caption="baixi: seratus hiburan"]

[/caption]Saya masuk ke ruang pameran benda-benda yang diketemukan di makam.  Ada 58 jenis benda yang kebanyakan  berhubunga dengan makanan dan  alat-alat masak yang digunakan pada masa itu. Tidaklah keliru bila ada sebuah pepatah Cina kuno yang mengatakan “Makanan adalah kebutuhan manusia yang paling utama”.  

[caption caption="artifak yang diketemukan di makam kuno"]

[/caption]Di  bagian belakang museum terdapat ruang makam.   Setelah naik tangga kita akan masuk melalui ke sebuah pintu yang menuju ke ruang makam.  Ternyata, pengunjung hanya bisa masuk sedikit dan kemudan terhalang oleh kaca yang menutupi seluruh ruang makam yang berbentuk salib.  Dengan alasan pelestarian makam pengunjung sudah tidak diperbolehkan lagi masuk ke dalam ruang makam sejak tahun 1988.

[caption caption="pintu menuju ruang makam"]

[/caption]Dari balik kaca ini , dapat diperhatikan bahwa ruang makam dibuat dari bata yang tersusun rapih dalam berbagai ukuran.   Ada empat bagian ruang makam dimana bagian depan memiliki atap yang berbentuk kubah, sedangkan bagian belakang serta ruang sisi kanan dan kiri memiliki atap berbentuk  lengkung memanjang mirip laras senjata.  Sebagian besar bata ini polos tanpa hiasan, sementara sebagan lagi memiliki hiasan berbentuk  tulisan ataupun dekorasi.  Ada yang berbentuk geomteris, ada juga yang menggambarkan hewan dalam bentuk sketsa yang sederhana.

[caption caption="ruang makam di balik kaca"]

[/caption]Sejenak saya memperhatikan kembali suasana ruang makam yang sudah berusia sekitar 2000 tahun ini sambil membayangkan bagaimana kehidupan di Hongkong pada saat itu yang konon termasuk kawasan yang bernama Panyu di dalam kekuasan Dinasti Han.  Sebelum meninggalkan makam, sejenak terlihat gundukan tanahnya yang menjadi ciri khas makam raksasa dari Dinasti Han.

[caption caption="atap makam"]

[/caption]Hongkong memang banyak memberi kejutan, Selain terkenal sebagai surga belanja, ternyata kita juga dapat mengembara ke dunia orang mati dari jaman lampau . Penemuan makam ini sekali lagi membuktikan sejarah panjang kawasan Hongkong SAR yang sekarang sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi  Cina Raya atau Greater China.

[caption caption="pintu gerbang museum"]

[/caption]Namun sambil berjalankembali sepanjang Tonkin Road menuju Cheung Sha Wan MTR station, saya sempat merenung, mengapa di dalam makam ini sama sekali tidak diketemukan tulang belulang ataupun mayat dan juga kenapa kawasan yang dulunya terletak di tepi pantai ini sekarang sudah berpindah sekitar 2 kilometer  jauhnya dari garis pantai? 

Hongkong , Maret 2016

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun