Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lei Cheung Uk: Makam Kuno Tanpa Mayat yang Pindah Dua Kilometer dari Garis Pantai

7 April 2016   14:52 Diperbarui: 7 April 2016   15:03 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="baixi: seratus hiburan"]

[/caption]Saya masuk ke ruang pameran benda-benda yang diketemukan di makam.  Ada 58 jenis benda yang kebanyakan  berhubunga dengan makanan dan  alat-alat masak yang digunakan pada masa itu. Tidaklah keliru bila ada sebuah pepatah Cina kuno yang mengatakan “Makanan adalah kebutuhan manusia yang paling utama”.  

[caption caption="artifak yang diketemukan di makam kuno"]

[/caption]Di  bagian belakang museum terdapat ruang makam.   Setelah naik tangga kita akan masuk melalui ke sebuah pintu yang menuju ke ruang makam.  Ternyata, pengunjung hanya bisa masuk sedikit dan kemudan terhalang oleh kaca yang menutupi seluruh ruang makam yang berbentuk salib.  Dengan alasan pelestarian makam pengunjung sudah tidak diperbolehkan lagi masuk ke dalam ruang makam sejak tahun 1988.

[caption caption="pintu menuju ruang makam"]

[/caption]Dari balik kaca ini , dapat diperhatikan bahwa ruang makam dibuat dari bata yang tersusun rapih dalam berbagai ukuran.   Ada empat bagian ruang makam dimana bagian depan memiliki atap yang berbentuk kubah, sedangkan bagian belakang serta ruang sisi kanan dan kiri memiliki atap berbentuk  lengkung memanjang mirip laras senjata.  Sebagian besar bata ini polos tanpa hiasan, sementara sebagan lagi memiliki hiasan berbentuk  tulisan ataupun dekorasi.  Ada yang berbentuk geomteris, ada juga yang menggambarkan hewan dalam bentuk sketsa yang sederhana.

[caption caption="ruang makam di balik kaca"]

[/caption]Sejenak saya memperhatikan kembali suasana ruang makam yang sudah berusia sekitar 2000 tahun ini sambil membayangkan bagaimana kehidupan di Hongkong pada saat itu yang konon termasuk kawasan yang bernama Panyu di dalam kekuasan Dinasti Han.  Sebelum meninggalkan makam, sejenak terlihat gundukan tanahnya yang menjadi ciri khas makam raksasa dari Dinasti Han.

[caption caption="atap makam"]

[/caption]Hongkong memang banyak memberi kejutan, Selain terkenal sebagai surga belanja, ternyata kita juga dapat mengembara ke dunia orang mati dari jaman lampau . Penemuan makam ini sekali lagi membuktikan sejarah panjang kawasan Hongkong SAR yang sekarang sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi  Cina Raya atau Greater China.

[caption caption="pintu gerbang museum"]

[/caption]Namun sambil berjalankembali sepanjang Tonkin Road menuju Cheung Sha Wan MTR station, saya sempat merenung, mengapa di dalam makam ini sama sekali tidak diketemukan tulang belulang ataupun mayat dan juga kenapa kawasan yang dulunya terletak di tepi pantai ini sekarang sudah berpindah sekitar 2 kilometer  jauhnya dari garis pantai? 

Hongkong , Maret 2016

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun