[caption caption="baixi: seratus hiburan"]
[/caption]Saya masuk ke ruang pameran benda-benda yang diketemukan di makam. Ada 58 jenis benda yang kebanyakan berhubunga dengan makanan dan alat-alat masak yang digunakan pada masa itu. Tidaklah keliru bila ada sebuah pepatah Cina kuno yang mengatakan “Makanan adalah kebutuhan manusia yang paling utama”.
[caption caption="artifak yang diketemukan di makam kuno"]
[/caption]Di bagian belakang museum terdapat ruang makam. Setelah naik tangga kita akan masuk melalui ke sebuah pintu yang menuju ke ruang makam. Ternyata, pengunjung hanya bisa masuk sedikit dan kemudan terhalang oleh kaca yang menutupi seluruh ruang makam yang berbentuk salib. Dengan alasan pelestarian makam pengunjung sudah tidak diperbolehkan lagi masuk ke dalam ruang makam sejak tahun 1988.
[caption caption="pintu menuju ruang makam"]
[/caption]Dari balik kaca ini , dapat diperhatikan bahwa ruang makam dibuat dari bata yang tersusun rapih dalam berbagai ukuran. Ada empat bagian ruang makam dimana bagian depan memiliki atap yang berbentuk kubah, sedangkan bagian belakang serta ruang sisi kanan dan kiri memiliki atap berbentuk lengkung memanjang mirip laras senjata. Sebagian besar bata ini polos tanpa hiasan, sementara sebagan lagi memiliki hiasan berbentuk tulisan ataupun dekorasi. Ada yang berbentuk geomteris, ada juga yang menggambarkan hewan dalam bentuk sketsa yang sederhana.
[caption caption="ruang makam di balik kaca"]
[/caption]Sejenak saya memperhatikan kembali suasana ruang makam yang sudah berusia sekitar 2000 tahun ini sambil membayangkan bagaimana kehidupan di Hongkong pada saat itu yang konon termasuk kawasan yang bernama Panyu di dalam kekuasan Dinasti Han. Sebelum meninggalkan makam, sejenak terlihat gundukan tanahnya yang menjadi ciri khas makam raksasa dari Dinasti Han.
[caption caption="atap makam"]
[/caption]Hongkong memang banyak memberi kejutan, Selain terkenal sebagai surga belanja, ternyata kita juga dapat mengembara ke dunia orang mati dari jaman lampau . Penemuan makam ini sekali lagi membuktikan sejarah panjang kawasan Hongkong SAR yang sekarang sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi Cina Raya atau Greater China.
[caption caption="pintu gerbang museum"]
[/caption]Namun sambil berjalankembali sepanjang Tonkin Road menuju Cheung Sha Wan MTR station, saya sempat merenung, mengapa di dalam makam ini sama sekali tidak diketemukan tulang belulang ataupun mayat dan juga kenapa kawasan yang dulunya terletak di tepi pantai ini sekarang sudah berpindah sekitar 2 kilometer jauhnya dari garis pantai?
Hongkong , Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!