[caption caption="dokpri taufikuieks"]
[/caption]Saya terus mendaki dan mendaki sampai akhirnya sampai di jalan raya juga yang rupanya merupakan sambungan jalan tadi. Di sini dengan jelas terlihat pintu gerbang megah yang dari bawah sudah mengundang rasa ingin tahu. Di atasnya bahkan ada beberapa bangunan yang menyerupai kubah masjid dan juga bangunan dengan relung-relung yang juga mirip masjid . Semuanya terlihat bertingat-tingkat karena letaknya dilereng bukit.
[caption caption="dokpri"]
[/caption]Pada prasasti raksasa yang ada di pintu gerbang tertulis ratusan aksara Cina yang mungkin menceritakan mengenai makam ini. Namun kedua sisi anak tangga menju ke makam ternyata tertutup . Saya berjalan terus menuju ke bagian sampaing makan. Di sebelahnya masih banyak makam lain dan saya pun naik ke salah satu kompleks makam. Duduk di kursi batunya dan rupanya sejenak tertidur . Di sinilah kisah pengembaraan ke istana orang mati dimulai. Dimulai dengan terbangun dari tidur sejenak di kursi makam
[caption caption="dokpri taufikuieks"]
[/caption].Di sebelahnya ada sebuah kubah besar berbentuk bulat. Di dalamnya ada kursi-kursi batu yang mengelilingi sebuah prasasti. Mungkin sebuah makam, mungkin hanya sebuah cerita. Di atas langit-langit kubah inilah tertulis dalam Bahasa Inggris , dan juga ada banyak Aksara Cina dan sedikit Tuisan Arab. “Madam Pai Cheung Shi. She gave joy with her laughter, Comfort with her tenderness, Inspration with her courage, A trbute from Mr and Mrs K Philip Trutter”.
[caption caption="dokpri"]
[/caption]Dari bangunan berkubah ini, akhirnya saya bisa masuk ke makam utama. Ada dua buah makam dan di belakangnya pada sebuah dinding terlihat hal yang tidak biasa. Logo senapan dan juga Matahari putih dengan latar belakang langit biru yang merupakan bendera Republik Cina lengkap dengan tulisan dalam Bahasa Arab dan Cina.
[caption caption="dokpri"]
[/caption]Pada sepasang makam itulah tertulis nama yang dimakamkan yang ternyata merupakan sepasang suami istri. Baru kemudian saya ketahui bahwa ini adalah makam Jendral Bái Chóngxǐ atau juga Pa Chung Hsi yang merupakan salah satu jendral Muslim pendukung Chiang Kai Shek . Menurut cerita ada lebih dari 20 ribu tentara muslim yang ikut Partai Nasionalis Kuo Min Tang mengungsi ke Taiwan dan mendirikan Republik Cina di pulau yang bernama Formosa ketika mereka kalah dari komunis dibawah pimpnan Mao. Jendral ini bahkan merupakan mentri pertahanan pertama Republik Cina.
[caption caption="dokpri"]
[/caption]Sedangkan sang istri bernama Ma Pei Chang dan makamnya ada di sebelahnya. Dari informasi yang terdapat dimakam ini dapat diketahui bahwa Jendral ini dimakamkan di tempatini ketika meninggal pada 1966 dalam usia 73 tahun. Sumbangan prajurit muslim ternyata cukup signifikan dalam sejarah Taiwan sehingga kompleks makam jendral di pemakamam muslim di Liu Zhang Li ini kemudian dibangun dengan sangat megah bak istana. Istana untuk orang mati.
[caption caption="dokpri"]
[/caption]
Namun siapakah yang berkunjung ke tempat ini? Hanya pengembara makam yang penuh rasa ingin tahu seperti saya. Yang bahkan harus berjalan kembali menuju ke stasiun metro Liu Zhang Lie di siang yang mendung di pertengahan bulan Maret di Taipei. Kembali ke dunia nyata yang ramai setelah sejenak mengembara ke istana orang mati.
Taipei Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya