Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Setia dan Hianat di Makam Hang Kesturi di Melaka

28 Februari 2016   21:51 Diperbarui: 28 Februari 2016   22:34 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="foto: dokpri"][/caption]

Melaka, merupakan sebuah kota tua yang terletak di Semenanjung Malaysia dan berjarak sekitar 250 km di sebelah barat laut Singapura. Kota tua ini kebetulan mejadi ibukota negara bagian dengan nama yang sama dan terletak di antara negara bagian Johor dan Negri Sembilan. Kota tua yang sangat terkenal dengan kesultananannya juga lah yang menjadikan nama selat di antara pulau Sumatra dan Tanah Semenanjung dinamakan Selat Melaka.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

“Welcome to Melaka World Heritage City”, demikian terpampang di dinding bangunan tua yang terpelihara rapih dan dicat dengan warna merah tua kecoklatan. Warna inilah yang akan dominan menemani kita dalam pengembaraan di kota yang pernah sangat terkenal di sekitar abad ke 14 sampai 16 hingga kesultanannya ditaklukan oleh Portugis pada 1511. Dan hingga saat ini Melaka merupakan satu-satunya negara bagian di Semenanjung yang tidak memiliki seorang sultan, melainkan dipimpin oleh seorang Gubernur.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

Jonker street merupakan salah jalan paling kondang di kawasan China Town di pusat kota Melaka. Ketika memasuki jalan ini, lucunya tertulis juga nama jalan inidalam Huruf Jawi dengan nama Jalan Hang Jebat. Baru di bawahnya ada tulisan Jonker Streer dan tulisan Pos Kod 75200 Melaka.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]
Bangunan- bangunan di jalan ini memang kental dengan pengaruh Cina. Suasana Tahun Baru Cina juga masih teras smeriah dengan hiasan lampion dan bendera kecil berwarna merah. Di sebuah gedung, bahkan tertera spanduk besar bergambarkan Bendera Malaysia dan Cina serta Tulisan Selamat Tahun Baru Cina. Tidak jauh di depannya ada replka kapal Cheng Ho.

Di [caption caption="dokpri"]

[/caption]

jalan yang di kedua sisinya berbaris rapi rumah tua dengan arsitektur Cina terdapat toko, restoran, hotel, kelenteng, museum, dan juga tempat-tempat yang menjadi daya tarik wisata kota Melaka. Sebuah pintu gerbang bertuliskan “Taman Warisan Dunia Jonker Walk” seakan-akan memanggil untuk dikunjungi. Di dalamnya terdapat gambar besar berisi peta wisata kota Melaka.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

Namun yang paling menarik di taman ini adalah sebuah patung setengah badan dari kuningan. Patungnya menggambarkan serang pria dengan badan besar dan otot gempal dan bertelanjang dada. Di bawahnya tertulis dalam Bahasa Inggris dan terjemahan Bahasa Cina. “Datuk Wira DR Gan Boon Leong” Mr. Universe, Mr Asia, Mr Malaysia, Mr Melaka, Father of Bodybuilders in Malaysia”. Wah pantes saja patung ini badanya sangat besar dan kuat, ternyata memang juara binaraga dengan seperangkat gelar yang hebat.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

Tidak jauh dari taman ini, terdapat lagi sebuah pintu gerbang yang sedikit unik. Aresitkturnya mirip dengan pintu gerbang masjid khas India dengan lengkungan yang khas. Tertulis dalam aksara Jawi Makam Hang Kesturi. Asyiknya lagi, tidak jauh dari pintu gerbang ini, di terdapat gerai yang menjual kudapan khas yang hanya ada di tempat yang pernah dijajah Potugis seperti Makau dan Melaka, yaitu Potuguese Egg Tart.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

Masih di sekitar pintu gerbang terdapat papan besar yang bergambarkan pahlaman Melaka yang namanya diabadikan menjadi nama-nama jalan di kawasan Kebayoran Baru yaitu Hang Tuah, Hang Jebat, Kang Kesturi, Keng Lekiu, dan Hang Lekir. Lengkap dengan uraian sekilas mengenai sejarah kehidupan lima bersaudara ini pada masa kesultanan Melaka.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]
Pada papan yang lain, tertulis keterangan dalam Bahasa Malaysia dan Inggris mengenai Hang Kestruri. “Hang esturi’s Tomb”, demikian judul pada papan keterangan itu yang menjelaskan mengenai kisah hidupnya yang penuh kontroversi.
Sebuah makam sederhana bercat putih ada disini. Ukurannya lebih besar dari makam biasa. Bentuknya berundak dengan menara kecil di setiap sudutnya dan di sekeliling makam ada lubang segitiga kecil yang dapat digunakan untuk meletakan lilin yang menjadi penerangan makam di malam hari.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]
Tetapi, yang menjadikan makam ini sangat istimewa adalah letaknya di Jalan Hang Jebat , sementara makam Hang Jebat sendiri terletak tidak jauh dari sini di Jalan Kampung Kuli. Kisah kontroversial apakaha yang ada pada Hang Kesturi. ?
Menurut legenda yang tertulis pada Sejarah Melayu, Hang Kesturi dan keempat saudaranya merupakan pendekar jago silat yang berguru pada Adi Putera di Guning Ledang. Kelimanya kemudian diangkat menjadi Laksamana pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah karena menyelamatkan nyawa Bendahara Melaka Tun Perak.

Namun pada masa pemerintahan Sultan Masyur Syah , Hang Kesturi dikisahkan memiliki hubungan gelap dengan salah seorang selir Sultan. Ketika Sultan mengetahui kisah ini, segeralah diperintahkan untuk mengepung istana dimana Hang Kesturi dan ang selir sedang bersama. Namun tak seorang prajurit pun berani masuk karena takut akan kesaktian Hang Kesturi.
Akhirnya Sultan memerintahkan Hang Tuah untuk membunuh Hang Kesturi dan terjadilah pertarungan yang sangat hebat. Akhirnya Hang Tuah berhasil menikamkan Keris Taming Sari ke dada Hang Kesturi dan tewaslah Hang Kesturi di pelukan saudara perguruannya sendiri.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

Sambil berjalan terus menyusuri Jonker Street yang ramai, Saya terus terbayang-bayang akan kisah tragis yang menimpa Hang Kesturi. Betapa dua bersaudara bisa saling baku bunuh karena kesetiaan sekaligus penghianatan pada junjungan mereka. Terutama karena pada kisah Hikayat Hang Tuah, ternyata sang sultan sendiri pernah memerintahkan untuk membunuh Hang Tuah karena dia juga kedapatan berselingkuh dengan salah seorang dayang istana.

Di Makam Hang Kesturi, Kestiaan dan Hianat memang hanya beda tipis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun